(A. G.
Hadzarmawit Netti)
1
Tangis yang
pecah dari mulut mungilmu
ketika engkau
keluar dari rahim bunda
adalah awal
rintihan penderitaan
yang memantul-mantul
di palungan
kandang Betlehem
dan gemanya
membelah taman
Getsemani,
memecah
genderang telinga Kayafas,
dan Pilatus,
mengguncang tembok-tembok
gedung pengadilan,
dan gabata
lalu membelah
angkasa di bukit Golgota
dalam teriakan:
eloi, eloi, lama sabakhtani?!
demi manusia dan
dunia
….........
Sudah genap!!!
2
Seekor gagak
terbang
melintasi
kepalamu di belantara
berkali-kali
Dicakarnya
rambutmu
dengan jemari
kakinya
yang runcing
Ia ingin
bertengger
membuat sarang
bertelur dan
mengeram
di kepalamu
berambut gondrong.
Tapi kaubilang:
Ah, tak sudi!
Tak sudi!
Kaukebas-kebaskan
tanganmu
Kauhalau dengan
hardikan suaramu
yang lantang
kendatipun
kerongkonganmu dahaga
dan perutmu
lapar
dalam pertapaan
panjang
yang kaujalani
Sebab di sungai
Yordan
merpati putih
telah turun
ke atas kepalamu
bersarang di dadamu
bertelur
dan mengeram di hatimu
untuk menetaskan
anak-anak
merpati putih
yang kelak
terbang
dan hinggap
di kepala setiap
orang yang menyambutmu
dan bersarang di
dada
setiap orang yang mengasihimu
3
Tali pusarmu
yang diputuskan
untuk memisahkan
dirimu
dari tembuni
ketika
kelahiranmu di Betlehem
dari maria
telah
menyimbolkan pemisahan
dirimu yang kudus
selaku logos
yang menjadi manusia
dengan kefanaan
yang terhubung
pada dirimu yang ilahi
lantaran kuasa
roh kudus
dan naungan allah
yang mahatinggi
4
Darah penyunatanmu
yang menetes
di usia hari ke
delapan
sebagai manusia
telah memberikan
warna
penebusan
bagi lembaran
sejarah
dunia
dan manusia
serta semua
makhluk bernyawa
di tengah ruang
dan waktu
antara Januari dan
Desember
silih berganti
5
Tubuhmu yang
dipakukan
di salib
di Golgota
adalah pakta
perdamaian
yang dikukuhkan
antara langit
dan bumi
Dan lambungmu
yang terkoyak lembing
adalah lambang
dikoyakkannya
surat
utang dosa
yang tertanggung atas dirimu
Air dan darah
yang tercurah
dari nganga lambungmu
adalah simbol
penyucian dan
penebusan
demi hidup abadi
siapa-siapa
6
Jasadmu yang
dikuburkan
adalah simbol
pemisahan
antara kefanaan
dan keabadian
demi metamorfosa
yang menyata
pada kebangkitanmu
dalam tubuh
surgawi
agar siapa jua
yang berserah kepadamu
menjadi seperti
malaikat
malaikat di
surga
Dan kenaikanmu
ke surga adalah petunjuk nyata
keilahianmu yang
pada mulanya adalah logos
yang adalah
Allah
bersama-sama
dengan ALLAH.
***
Kupang, 0125122014
di penantian
Gunung Sinai Naikolan:
“Marana tha”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar