Oleh: A. G.
Hadzarmawit Netti
Gibran Rakabuming Raka (gambar: merdeka.com) |
Saya
baca detiknews/Berita-Jawa-Tengah/ dan
KompasTV, yang memberitakan bahwa
Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, dua putra Presiden Joko Widodo,
masuk bursa survei pencalonan Wali Kota Surakarta atau Solo periode 2020 –
2025. Di samping itu, ada dua tokoh lain yang hasil surveinya dirilis pula,
yaitu Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (UNSRI) Surakarta,
Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa merupakan empat tokoh yang digadang-gadang
oleh warga masyarakat pemilih di Surakarta atau Solo. Survei dilakukan di 96
titik lokasi dengan 8 responden di masing-masing titik. Survei menguji tiga
kategori, yaitu popularitas,
akseptabilitas, dan elektabilitas. Ada
766 responden yang dilibatkan dalam survei.
Hasil
survei yang saya baca di detiknews
adalah sebagai berikut: (1) dalam hal popularitas,
Gibran Rakabuming Raka dan Achmad Purnomo 90 responden, dan Kaesang Pangarep 86
responden. (2) dalam hal akseptabilitas, Achmad
Purnomo 83 responden; Gibran Rakabuming Raka, Teguh Prakosa, dan Kaesang
Pangarep di bawah 83 responden. Ini memberi petunjuk bahwa masyarakat Surakarta
atau Solo menerima, jika Wali Kota mereka adalah Achmad Purnomo. (3) dalam hal elektabilitas, Achmad Purnomo menjadi
tokoh dengan pemilih terbanyak, 38%; Gibran Rakabuming Raka 13%; Teguh Prakosa
11% dan Kaesang Pangarep 1%. Selain keempat tokoh yang disebutkan di atas, ada
beberapa nama lain yang muncul sebagai calon. Dalam tulisan ini saya hanya akan
mendeteksi kepeloporan dari keempat
tokoh yang namanya disebutkan di atas.
Jikalau
Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (UNSRI) Surakarta
melakukan survei kategori popularitas,
akseptabilitas, dan elektabilitas terkait
dengan keempat tokoh yang digadang-gadang sebagai calon Wali Kota Surakarta
atau Solo periode 2020 – 2025 itu, maka saya—sebagai seorang pionir teori vibrasi yang tinggal di Kota
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur—hanya mendeteksi kepeloporan keempat tokoh tersebut di atas yang namanya telah
dipublikasikan sebagai calon Wali Kota Surakarta atau Solo periode 2020 – 2025.
Berdasarkan teori vibrasi kepeloporan yang saya kembangkan, “kepeloporan” seseorang untuk menjadi “pemimpin” sudah
terhisab di dalamnya “popularitas,
akseptabilitas, elektabilitas, dan potensi kepemimpinan” yang tersirat dalam
pribadi seseorang yang diandalkan sebagai pemimpin (entah presiden, wakil
presiden; gubernur, wakil gubernur;
bupati, wakil bupati; wali kota, wakil wali kota). Kepeloporan seseorang dapat
dideteksi oleh seorang pionir teori vibrasi dengan mengandalkan metode
metafisika, dan pendeteksian vibrasi kepeloporan akan menghasilkan skor vibrasi
kepeloporan antara 10 sampai 120—atau bahkan tidak menghasilkan skor, yang saya
sebut “stagnan”.
Berdasarkan
teori vibrasi kepeloporan yang saya kembangkan, skor vibrasi kepeloporan
memadai adalah skor vibrasi antara 80 sampai 120 yang dapat dikualifikasi
sebagai berikut: Skor kepeloporan memadai
80; 80/90; 90; 90/100; 100; 100/110 dan 120. Sedangkan skor vibrasi kepeloporan
yang tidak memadai adalah skor
vibrasi 10/20; 20/30; skor vibrasi kepeloporan yang belum memadai lantaran faktor
triple-X adalah skor vibrasi
antara 30/40 dan 40/50; skor vibrasi kepeloporan yang memiliki potensi adalah skor vibrasi 50/60 dan 60/70; dan skor
vibrasi 70 adalah skor vibrasi kepeloporan potensial
yang dapat melejit ke skor vibrasi
kepeloporan memadai 80 atau 80/90 yang dimungkinkan oleh faktor triple-X. Sekelumit teori vibrasi kepeloporan yang saya uraikan
secara sederhana ini tampaknya tidak sama dengan konsep-konsep dan/atau metode
metafisika yang dipelajari dan dikuasai oleh ahli metafisika Dr. Arkand Bodhana
Zeshaprajna—lulusan University of Metaphysics International Los Angeles,
California, Amerika Serikat. Adapun vibrasi kepeloporan keempat tokoh yang saya
deteksi terkait dengan kedudukan Wali Kota Surakarta atau Solo itu, sebagai
berikut.
Pertama, Gibran Rakabuming
Raka dalam kaitannya dengan kedudukan Wali Kota Surakarta atau Solo periode
2020 – 2025, skor vibrasi kepeloporannya sebesar 90/100. Kedua, Kaesang Pangarep dalam kaitannya
dengan kedudukan Wali Kota Surakarta atau Solo periode 2020 – 2025, skor
vibrasi kepeloporannya sebesar 5060.
Ketiga, Achmad Purnomo dalam
kaitannya dengan kedudukan Wali Kota Surakarta atau Solo periode 2020 -- 2025, skor
vibrasi kepeloporannya sebesar 70. Keempat,
Teguh Prakosa dalam kaitannya dengan kedudukan Wali Kota Surakarta atau Solo
periode 2020 – 2025, skor vibrasi kepeloporannya sebesar 40/50.
Skor
vibrasi kepeloporan Kaesang Pangarep (50/60), berdasarkan uraian di atas adalah skor vibrasi yang memiliki potensi, dan vibrasi kepeloporan Teguh Prakosa (40/50) adalah
skor vibrasi kepeloporan yang belum
memadai lantaran faktor triple-X. Sedangkan skor vibrasi kepeloporan Achmad
Purnomo (70) adalah skor vibrasi
kepeloporan potensial yang dapat
melejit ke skor vibrasi kepeloporan
memadai 80 dan/atau 80/90 untuk bersaing dengan Gibran Rakabuming Raka yang
memiliki skor vibrasi kepeloporan memadai (90/100).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar