(A. G. Hadzarmawit Netti)
Kata Aluan
Kata Aluan
Pada
hari Minggu, 17 Maret 2019, bertempat di Gedung Kebaktian Jemaat Gunung Sinai
Naikolan di Klasis Kota Kupang, denominasi Gereja Masehi Injili di Timor,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, dilangsungkan Kebaktian Perpisahan berkenaan
dengan akhir masa pelayanan Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh. Setelah
melayani jemaat selama 36 tahun dan genap berusia 60 tahun pada 17 Maret 2019,
Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh dengan suka cita dan bangga menjadi emeritus
(orang yang dipensiunkan dengan terhormat dari tugas pelayanan jemaat).
Berkenaan dengan peristiwa khusus tersebut, A. G.
Hadzarmawit Netti (seorang Penatua Jemaat Gunung Sinai Naikolan Kupang) menyelisik jejak langkah kehidupan dan
pelayanan Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh, serta mewedarkannya dalam
sebuah buku kecil dan tipis, yang profilnya terlihat di bawah ini.
Dan
di bawah ini adalah image Pdt.
Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh, S.Si.Teol., yang melayani Jemaat Gunung
Sinai Naikolan di Klasis Kota Kupang antara tahun 2009 sampai memasuki masa
pensiun pada 17 Maret 2019.
BIODATA
N a
m a : Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh,
S.Si. Teol.
Tempat/Tgl.
Lahir : Kupang, 17 Maret 1959.
Anak dari :
Yonas Nicholas Messakh (Ayah).
Yohanna
Messakh-Latumahina (Ibu).
Pendidikan
TK Masehi
Airnona Kupang : 1964
– 1965.
SD Oetete
Kupang : 1966
– 1971.
SMP Negeri II
Kupang : 1972
– 1974.
SMA Negeri I
Kupang : 1975 – 1977.
Akademi Teologi
Kupang : 1978 – 1981.
UKSW Salatiga
(Jawa Tengah) : 2000 – 2003.
Pekerjaan:
Vikaris di
Klasis Lobalain Jemaat Efata-Lekioen di Pulau Rote: 1982 – 1983.
Mengajar di
PGAKP Baa-Lobalain di Pulau Rote: 1982 – 1984.
Ditahbiskan
menjadi Pendeta: 1983.
Melayani Jemaat:
Di Klasis
Lobalain Jemaat Efata-Lekioen di Pulau Rote: 1983 – 1987.
Di Klasis Soe
Jemaat Lewi Oenasi di Timor Tengah Selatan: 1987 – 1991.
Mengajar di
PGAKP Soe di Timor Tengah Selatan: 1988 – 1990.
Di Klasis Kupang
Tengah Jemaat Maranatha Oebufu: 1991 – 2000.
Di Klasis Kota
Kupang Jemaat Betania Naikolan: 2003 – 2009.
Di Klasis Kota
Kupang Jemaat Gunung Sinai Naikolan: 2009 – 2019.
Keluarga:
Menikah: 14 Juni
1987.
Suami : Marthen Lada, S.Th., M.Si.
Anak : Iechlas Berthosimo Lada.
Kupang, 08
Februari 2016
Pdt. Ch. S. V.
Lada-Messakh, S.Si. Teol.
Catatan pendahuluan
Ketika saya
menyelisik biodata Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh berdasarkan teori
vibrasi untuk menemukan jejak-jejak langkah kehidupan dan pelayanannya sebagai
seorang Pendeta di wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor, saya
tertegun lantaran takjub. Dari biodata Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh
saya menemukan dan melihat tuntunan
tangan Allah pada jejak-jejak
langkah kehidupan dan pelayanannya mulai dari tahun kelahirannya sampai tahun
penahbisannya menjadi pendeta; sekaligus tuntunan
tangan Allah yang membimbingnya sampai di penghujung masa pengabdian dan
pelayanannya sebagai pendeta Gereja Masehi Injili di Timor di Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Pernyataan
ini sangat tidak lazim, karena itu bisa menimbulkan cemoohan dan/atau sinisme: mustahil!
Untuk
membuktikan dan mengukuhkan pernyataan yang dikemukakan di atas ini maka di
bawah ini saya akan melakukan penyelisikan dan analisis terhadap jejak langkah
kehidupan dan pelayanan Pdt. Christiana Stefanny Vora Lada-Messakh berdasarkan
teori vibrasi yang saya kembangkan.
Bagian pertama: Penyelisikan
dan Analisis Jejak Langkah Kehidupan dan Pelayanan
Pada tanggal 17 Maret 1959, di kota Kupang, lahirlah seorang
anak perempuan dari pasangan suami-istri Masehi bernama Jonas Nicholas Messakh
dan Yohanna Messakh-Latumahina. Anak perempuan itu kemudian dibaptis dengan
nama Christiana Stefanny Vora Messakh. Berikut ini saya akan selisik vibrasi
dan luas siklus vibrasi tahun kelahiran 1959
berdasarkan teori vibrasi.
Tahun
1959 dijumlahkan angka-angkanya
sebagai berikut: 1 + 9 + 5 + 9 = 24;
kemudian angka 2 + 4 = 6. Angka
tahun 1959 dijumlahkan dengan angka 24 = 1983. Angka tahun 1983
ini adalah tahun yang di dalamnya tersirat luas siklus vibrasi tahun kelahiran Christiana
Stefanny Vora Messakh (selanjutnya akan saya sapa, Vora Messakh). Peristiwa
apakah yang terjadi dan/atau dialami oleh Vora Messakh pada tahun 1983? Ternyata pada tahun 1983 Vora Messakh ditahbiskan menjadi
Pendeta.
Tahun
1959 dijumlahkan dengan angka 6 yaitu hasil penjumlahan angka 2 + 4
sebagaimana telah ditentukan di atas. Angka tahun 1959 + 6 = 1965. Pada tahun 1965 Vora Messakh menyelesaikan
pendidikan TK Masehi Airnona Kupang. Angka tahun 1965 dijumlahkan lagi dengan angka 6 hasilnya = 1971. Pada
tahun 1971 Vora Messakh
menyelesaikan pendidikannya di SD Oetete Kupang. Angka tahun 1971 dijumlahkan lagi dengan angka 6 hasilnya = 1977. Pada tahun 1977
Vora Messakh menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kupang. Angka tahun 1977 dijumlahkan lagi dengan angka 6 hasilnya 1983. Ternyata pada tahun 1983
Vora Messakh ditahbiskan menjadi Pendeta.
Setelah
Vora Messakh menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1977 maka pada tahun 1978
ia melanjutkan pendidikan di Akademi Teologi Kupang dan pada tahun 1981 ia menyelesaikan pendidikannya.
Apakah vibrasi tahun pendidikan Vora Messakh di Akademi Teologi Kupang pada
tahun 1978 – 1981 ada keterkaitan vibrasi dengan penahbisan Vora Messakh menjadi
Pendeta pada tahun 1983? Jumlah angka vibrasi tahun 1983 adalah: 1 + 9 + 8 + 3 = 21 (2 + 1
= 3). Angka 3 yang merupakan angka vibrasi tahun 1983 itu dijumlahkan dengan angka 1978 yakni tahun ketika Vora Messakh mulai kuliah di Akademi
Teologi Kupang. Hasil penjumlahannya = 1981.
Ternyata pada tahun 1981 Vora
Messakh menyelesaikan pendidikannya di Akademi Teologi Kupang.
Angka
tahun 1981 yaitu tahun Vora Messakh
menyelesaikan pendidikan di Akademi Teologi Kupang memiliki angka vibrasi 1 yang diperoleh dari hasil penjumlahan
angka 1 + 9 + 8 + 1 = 19 (1 + 9 = 10; 1 + 0 = 1). Untuk menyelisik jejak langkah Vora Messakh selanjutnya setelah
tahun 1981, jumlahkanlah angka tahun
1981 + 1 = 1982. Ternyata pada
tahun 1982 Vora Messakh ditempatkan
menjadi Vikaris di Klasis Lobalain Jemaat Efata, Lekioen di Baa, Pulau Rote.
Perkembangan selanjutnya, angka tahun 1982
dijumlahkan dengan angka 1 yaitu
angka vibrasi tahun 1981 sebagaimana
dijelaskan di atas. Hasil penjumlahannya = 1983.
Ternyata pada tahun 1983—setelah
selesai melayani jemaat sebagai Vikaris pada tahun 1982 – 1983—Vora Messakh
ditahbiskan menjadi Pendeta. Patut dicatat pula di sini bahwa ketika Vora
Messakh melaksanakan tugas sebagai Vikaris di jemaat Efata Lekioen, Klasis Lobalain,
ia juga mengajar di PGAKP Baa Lobalain pada tahun 1982 – 1984. Vibrasi sebagai
pengajar pada PGAKP Baa Lobalain ini pun tepat luas siklus vibrasinya. Angka
tahun 1982 yakni tahun Vora Messakh
menjadi pengajar di PGAKP angka
vibrasinya adalah 1 + 9 + 8 + 2 = 20 (2 + 0 = 2). Angka tahun 1982
dijumlahkan dengan angka 2 = 1984. Pada tahun 1984 Vora Messakh mengakhiri tugas mengajarnya di PGAKP Baa
Lobalain.
Vibrasi
tahun 1983 yaitu tahun Vora Messakh
ditahbiskan menjadi Pendeta, setelah itu ditempatkan sebagai Pendeta Jemaat
Efata Lekioen di Klasis Lobalain. Karena Vora Messakh telah menjadi Pendeta,
maka selanjutnya saya sebut Pdt. Vora Messakh. Vibrasi tahun 1983 dalam kaitannya dengan angka
vibrasi tahun 1984, tahun terakhir Pdt.
Vora Messakh mengajar di PGAKP di Baa Lobalain sangat unik dan istimewa. Angka
vibrasi tahun 1984 adalah 1 + 9 + 8
+ 4 = 22 (2 + 2 = 4. Angka 4 ini dijumlahkan dengan angka tahun 1983 hasilnya = 1987. Ternyata pada tahun 1987
Pdt. Vora Messakh mengakhiri masa pelayanannya di Jemaat Efata Lekioen, Klasis
Lobalain di Pulau Rote. Dan pada tahun 1987
itu juga Pdt. Vora Messakh dipindahkan dari Jemaat Efata Lekioen, Klasis
Lobalain di Pulau Rote untuk melayani Jemaat Lewi Oenasi di Klasis Soe, Timor
Tengah Selatan. Selain itu, pada tahun 1987
(tanggal 14 Juni), Pdt. Vora Messakh dijodohkan oleh Tuhan untuk menikah dengan
Pdt. Marthen Lada, S.Th, M.Si. Dengan demikian, dalam tulisan ini selanjutnya
Pdt. Vora Messakh akan saya sebut Pdt. Vora Lada-Messakh.
Karena
pada tahun 1987 Pdt. Vora Messakh menikah
dengan Pdt. Marthen Lada, maka dalam tulisan ini selanjutnya, Pdt. Vora Messakh
akan saya sapa, Pdt. Vora Lada-Messakh. Vibrasi tahun 1987 ternyata terkait erat
dengan vibrasi tahun kelahiran Pdt. Vora Lada-Messakh pada tahun 1959. Perhatikan penyelisikan dan
analisis berikut ini.
Angka
vibrasi tahun pernikahan Pdt. Vora Lada-Messakh dengan Pdt. Marthen Lada pada
tahun 1987 adalah 1 + 9 + 8 + 7 = 25 (2 + 5 = 7). Angka tahun kelahiran Pdt. Vora Lada-Messakh yakni tahun 1959 dijumlahkan dengan angka 7 dan seterusnya sebagai berikut: 1959
+ 7 = 1966 + 7 = 1973 + 7 = 1980 + 7 = 1987.
Ternyata tahun 1987 yang merupakan
tahun pernikahan Pdt. Vora Lada-Messakh dengan Pdt. Marthen Lada terkait erat
dengan vibrasi tahun kelahiran Pdt. Vora Lada-Messakh yakni tahun 1959. Angka tahun 1987 juga memiliki angka vibrasi 7 yang diperoleh dari hasil penjumlahan angka tahun 1987 yaitu 1 + 9 + 8 + 7 = 25 (2 + 5 = 7). Sehingga apabila angka tahun 1987 dikurangi angka 7 secara berturut-turut maka hasil
akhirnya = 1959. Perhatikan
perhitungannya: 1987 – 7 = 1980 – 7 = 1973 – 7 = 1966 – 7 = 1959, tahun kelahiran Pd. Vora
Lada-Messakh.
Angka
vibrasi tahun 1984 yaitu angka 4 sebagaimana hasil penjumlahan yang ditunjukkan di atas
ternyata begitu kuat mempengaruhi vibrasi tahun 1987 yang unik dan istimewa. Angka tahun 1987, tahun Pdt. Vora Messakh menikah dengan Pdt. Marthen Lada
serta Pdt. Vora Lada-Messakh melayani Jemaat Lewi Oenasi di Klasis Soe.
Perhatikan perhitungan ini: angka tahun 1987
dijumlahkan dengan angka 4 yaitu
hasil penjumlahan angka tahun 1984
sebagaimana ditunjukkan di atas adalah 1991.
Angka tahun 1991 memiliki angka
vibrasi 2 yang diperoleh dari hasil
penjumlahan angka tahu 1991 yaitu 1
+ 9 + 9 + 1 = 20 (2 + 0 = 2).
Apabila angka tahun 1991 dikurangi
angka 2 berturut-turut maka hasil
akhirnya = 1987. Perhatikan
perhitungannya: 1991 – 2 = 1989 – 2
= 1987. Pada tahun 1987 Pdt. Vora Lada-Messakh melayani
Jemaat Lewi Oenasi, dan pada tahun 1991 Pdt. Vora Lada-Messakh mengakhiri
masa pelayanannya di Jemaat Lewi Oenasi di Klasis Soe. Menyangkut aktivitas
Pdt. Vora Lada-Mesakh sebagai pengajar di PGAKP Soe, tidak perlu dianalisis,
karena kurun waktu tahun 1988 sampai tahun 1990 itu berada dalam luas siklus
vibrasi pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh di Jemaat Lewi Oenasi (1987 – 1991).
Setelah
mengakhiri masa pelayanan di Jemaat Lewi Oenasi di Klasis Soe, Pdt. Vora
Lada-Messakh dipindahkan dari Klasis Soe Timor Tengah Selatan ke Klasis Kupang
Tengah untuk melayani Jemaat Maranatha Oebufu pada tahun 1991 sampai tahun 2000.
Ternyata, setelah bertugas di Jemaat Maranatha Oebufu, vibrasi kepeloporan Pdt.
Vora Lada-Messakh yang tersirat kuat dalam vibrasi tahun 1983 ketika ditahbiskan sebagai Pendeta, sangat mempengaruhi dan
menentukan luas siklus vibrasi pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh mulai tahun 1991 sampai tahun 2000 dan seterusnya sampai dengan tahun 2009. Perhatikan perhitungan berikut ini.
Angka
vibrasi kepeloporan Pdt. Vora Lada-Messakh yang tersirat dalam vibrasi tahun
penahbisannya menjadi Pendeta pada tahun 1983
adalah 1 + 9 + 8 + 3 = 21 (2 + 1 = 3).
Angka 3 sebagai angka vibrasi
kepeloporan Pdt. Vora Lada-Messakh dijumlahkan dengan angka tahun 1991, yaitu tahun Pdt. Vora
Lada-Messakh dipindahkan dari Klasis Soe untuk melayani Jemaat Maranatha Oebufu
di Klasis Kupang Tengah, sebagai berikut: 1991
+ 3 = 1994 + 3 = 1997 + 3 = 2000. Tahun
2000 adalah tahun terakhir Pdt. Vora
Lada-Messakh melayani Jemaat Maranatha Oebufu, lalu melanjutkan studi untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan teologinya di UKSW Salatiga, Jawa Tengah.
Pdt.
Vora Lada-Messakh mengikuti kuliah di UKSW Salatiga pada tahun 2000 sampai tahun 2003. Masa kuliah ini pun ditentukan oleh angka 3
vibrasi kepeloporan Pdt. Vora Lada-Messakh sebagaimana dijelaskan di atas.
Angka tahun 2000 dijumlahkan dengan angka 3,
hasil penjumlahannya adalah 2003, angka tahun Pdt. Vora
Lada-Messakh menyelesaikan studinya di UKSW Salatiga. Setelah menyelesaikan
studi di UKSW Salatiga pada tahun 2003,
Pdt. Vora Lada-Messakh kembali ke Kupang dan ditempatkan di Jemaat Betania
Naikolan, Klasis Kota Kupang. Tahun 2003
+ 3 = 2006 + 3 = 2009. Pada tahun 2009 Pdt. Vora Lada-Messakh mengakhiri
masa pelayanannya di Jemaat Betania Naikolan, kemudian ditempatkan di Jemaat
Gunung Sinai Naikolan pada tahun 2009
itu juga.
Ketika
melayani Jemaat Gunung Sinai Naikolan pada tahun 2009, luas siklus vibrasi pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh ditentukan
oleh vibrasi tahun 2009 yang memiliki angka vibrasi 2 yang diperoleh dari hasil penjumlahan angka tahun 2009 yaitu: 2 + 0 + 0 + 9 = 11 (1 + 1 =
2). Angka vibrasi ini (yakni 2) dalam kaitannya dengan angka tahun 2009 yaitu tahun Pdt. Vora Lada-Messakh
melayani Jemaat Gunung Sinai Naikolan, ternyata sangat berpengaruh dan mengukuhkan
jejak langkah pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh sampai memasuki masa purnabakti pada tahun 2019. Perhatikan analisis berikut ini
Tahun
2009 awal tahun pelayanan Pdt. Vora
Lada-Messakh di Jemaat Gunung Sinai Naikolan angka vibrasi adalah 2, sebagaimana ditunjukkan di atas. Angka
tahun 2009 dijumlahkan dengan angka
vibrasi 2 sebagai berikut: 2009 + 2 = 2011 + 2 = 2013 + 2 = 2015 + 2 = 2017 + 2 = 2019. Angka 2019 adalah tahun Pdt. Vora Lada-Messakh memasuki masa
purnabakti. Dengan demikian, pada tahun 2019 (bulan Maret dan/atau April) Pdt.
Vora Lada-Messakh akan memperoleh epithet [gelar kehormatan] Emeritus, karena berhasil mengakhiri masa pengabdiannya secara terhormat
sebagai seorang Pendeta Jemaat.
Apakah
masa purnabakti Pdt. Vora Lada-Messakh pada tahun 2019 sesuai dan terkait erat dengan tahun kelahirannya yakni tahun 1959? Perhatikanlah analisis berikut
ini. Tahun 1959 memiliki angka
vibrasi 1 + 9 + 5 + 9 = 24 (2 + 4 = 6).
Angka tahun 1959 dijumlahkan dengan
angka 6 secara terus menerus sebagai
berikut: 1959 + 6 = 1965 + 6 = 1971 + 6 = 1977 + 6 = 1983. Tahun 1983
Christiana Stefanny Vora-Lada-Messakh ditahbiskan menjadi Pendeta. Analisis
dilanjutkan terus: 1983 + 6 = 1989 + 6 = 1995 + 6 = 2001 + 6 =
2007 + 6 = 2013 + 6 = 2019. Tahun 2019 adalah tahun purnabakti bagi Pdt.
Vora Lada-Messakh.
Keterkaitan
erat antara tahun 2019 dengan tahun 1983, tahun Pdt. Vora Lada-Messakh
ditahbiskan menjadi Pendeta dan juga tahun 1959,
tahun kelahiran Pdt. Vora Lada-Messakh dapat diselisik juga mulai dari
tahun 2019 dengan cara pengurangan
angka. Tahun 2019 memiliki angka
vibrasi 3 yang diperoleh dari hasil
penjumlahan angka tahun 2019, yaitu
2 + 0 + 1 + 9 = 12 (1 + 2 = 3).
Angka tahun 2019 dikurangi secara
berturut-turut dengan angka 3 sebagai
berikut: 2019 – 3 = 2016 – 3 = 2013
– 3 = 2010 – 3 = 2007 – 3 = 2004 – 3 = 2001 – 3 = 1998 – 3 =1995 – 3 = 1992 – 3
= 1989 – 3 = 1986 – 3 = 1983. Pada
tahun 1983 Pdt. Vora Lada-Messakh
ditahbiskan menjadi Pendeta. Analisis dilanjutkan terus: 1983 – 3 = 1980 – 3 = 1977 – 3 = 1974 – 3 = 1971 – 3 = 1968 – 3 =
1965 – 3 = 1962 – 3 = 1959, yaitu
tahun kelahiran Pdt. Vora Lada-Messakh.
Memperhatikan
keseluruhan analisis menurut teori vibrasi sebagaimana diwedarkan di atas,
terlihat dengan jelas betapa indahnya jejak langkah kehidupan dan pelayanan
Pdt. Vora Lada-Messakh mulai dari tahun kelahirannya yaitu tahun 1959
sampai tahun 1983 yaitu tahun
penahbisannya sebagai Pendeta, sampai dengan tahun 2019, tahun purnabaktinya dari tugas formal sebagai Pendeta Jemaat.
Demikianlah realitas objektif dan realitas faktual mengenai jejak langkah
kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh. Vibrasi jejak langkah kehidupan
dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh sebagaimana tampak dalam penyelisikan dan
analisis di atas merupakan vibrasi jejak langkah kehidupan pola pertama yang ideal dari sembilan pola yang saya temukan.
Dalam
artikel saya berjudul, “Vibrasi Tahun Kelahiran dan Tahun Kematian” (www.bianglalahayyom.blogspot.co.id)., saya pilih
secara acak 336 orang dari berbagai bangsa
sebagai populasi dan semuanya saya jadikan sebagai sampel penelitian, dan
ternyata hasilnya (100%) mengukuhkan adanya sembilan pola vibrasi
jejak langkah kehidupan manusia mulai dari tahun
kelahiran sampai tahun kematian. Landasan teori dan rujukan yang saya
pergunakan dalam penelitian hanya satu, yaitu ALKITAB. Berdasarkan
hasil penelitian saya, setiap pola memiliki keunikannya
sendiri-sendiri, akan tetapi yang sangat spesifik dan indah yakni vibrasi jejak
langkah pola pertama seperti yang dapat ditemukan dalam vibrasi jejak
langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messak sebagaimana telah
diselisik dan dianalisis di atas.
Bagian kedua:
refleksi teologis-alkitabiah
Mencermati
penyelisikan dan analisis jejak langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora
Lada-Messakh berdasarkan teori vibrasi di atas yang tidak bersifat deskriptif
imajinatif retorik, melainkan bersifat analisis argumentatif matematis, maka
sebagai seorang yang bersandar pada Allah dan banyak memperoleh ilham dari
Allah sejak tahun 2001 ketika saya mengalami renovasi spiritual, saya
mau bersaksi: Betapa Agungnya Allah Yang
Maha Kasih dalam Yesus Kristus yang menciptakan manusia—serta penyertaan Roh
Kudus yang menuntun jalan hidup manusia. Sesungguhnya Allah [Tritunggal] Yang
Maha Agung dalam karya penciptaan-Nya telah menyiratkan hikmat-Nya dalam
bilangan-bilangan atau angka-angka sebagaimana tersingkap dalam penyelisikan
dan analisis di atas (banding: A. G. Hadzarmawit Netti. “Tentang
Penciptaan, Taman Eden, Adam dan Hawa”—Tanggapan terhadap Ioanes Rakhmat,
bagian kedua. www.bianglalahayyom.blogspot.co.id ).
Penyelisikan dan analisis jejak
langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh sebagaimana diwedarkan
pada bagian pertama di atas mengingatkan saya akan kesaksian yang tertulis
dalam kitab Mazmur 139:13-16 yang
berbunyi: “Sebab Engkaulah yang membentuk
buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu
oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku
benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku
dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi
yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu
semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari
padanya.”
Ya, berdasarkan penyelisikan dan analisis
jejak langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh menurut teori
vibrasi yang benar-benar nyata sebagai suatu realitas objektif dan realitas
faktual, maka Mazmur 139:13-16 dapat diamini dan dibuktikan kebenarannya.
Sesungguhnya ayat-ayat itu adalah benar-benar ilham dari Allah yang diturunkan
kepada penulis kitab Mazmur. Dan seyogianya Mazmur 139:13-16 ini pun menjadi
puji-pujian dan doa pengucapan syukur Pdt. Vora Lada-Messakh kepada Allah yang
diimani di dalam Yesus Kristus—bahkan bagi kita semua sebagai orang percaya.
Ternyata, Allah-lah yang menentukan jalan
hidup dan pengabdian Pdt. Vora Lada-Messakh, ketika ia masih sebagai janin di
dalam kandungan ibunya, Yohanna Messakh-Latumahina. Ternyata Allah-lah
yang mengekalkan [memelihara, mengamankan supaya tetap, tidak berubah] langkah
kehidupan Pdt. Vora Lada-Messakh sejak terlahir dari kandungan bundanya pada 17
Maret 1959. Dan Allah pula yang mengekalkan dan menuntun ayunan langkah
perjalanan hidup Pdt. Vora Lada-Messakh. Ayunan langkah perjalanan hidup dalam
dunia pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai jenjang pendidikan tinggi
(teologi) terbukti berada di bawah pengendalian Allah. Peneguhan menjadi
seorang Pendeta pada tahun 1983 serta perubahan lintasan wilayah dan tempat
pelayanan bagi Pdt. Vora Lada-Messakh sampai dengan memasuki masa purnabaktinya
secara terhormat, telah ditentukan dan dikekalkan oleh Allah sendiri.
Bahkan
tahun pernikahan dengan Pdt. Marthen Lada pada tahun 1987 pun sudah ditentukan
oleh Allah secara matematis, ketika Pdt. Vora Lada-Messakh dilahirkan pada
tahun 1959. Di dalam mengayunkan langkah kehidupan antara tahun kelahiran 1959
sampai ditahbiskan menjadi Pendeta pada tahun 1983, serta langkah pelayanan dan
berbagai lintasan daerah dan tempat pelayanan sampai memasuki masa purnabakti pada tahun
2019, ternyata Allah dengan kuasa Roh Kudus bekerja melalui perantaraan Sinode,
Klasis, semua lembaga dan pihak-pihak terkait untuk mengekalkan rancangan
pelayanan yang telah ditetapkan oleh Allah bagi Pdt. Vora Lada-Messakh untuk
dijalani.
Ternyata
jejak langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora Lada-Messakh antara tahun
1959 sampai tahun 2019 sebagaimana
tersingkap pada bagian pertama tulisan ini adalah suatu realitas objektif dan
realitas faktual yang sesuai dengan kesaksian Mazmur 139:13-16. Timbul
pertanyaan: orang sucikah Pdt. Vora Lada-Messakh? Jawabannya: Tidak! Pdt.
Vora Lada-Messakh adalah orang berdosa seperti saya dan Saudara pembaca—seperti
semua orang percaya di muka bumi ini. Pdt.
Vora Lada-Messakh—sama seperti saya dan Saudara pembaca, bahkan semua orang
percaya—senantiasa memohon dan mengharapkan rahmat pengampunan setiap
waktu dari Allah yang diimani di dalam Yesus Kristus. Berdasarkan hasil
penelitian dan kontemplasi yang intensif, saya menyadari dan menginsafi melalui
nous
yang Allah berikan kepada saya, ketika saya mengalami renovasi
spiritual pada tahun 2001, bahwa Allah berkenan memakai Pdt. Vora
Lada-Messakh sebagai wahana untuk menyiratkan keagungan-Nya sebagai Allah perancang,
pencipta, pemelihara, dan penentu kebaikan bagi setiap manusia dalam jalan hidupnya.
Akan tetapi manusia tidak dapat menyelami rancangan Allah dari awal sampai
akhir.
Dan
bagi Pdt. Vora Lada-Messakh sendiri—walaupun telah berulang-ulang kali membaca dan
menafsirkan Mazmur 139:13-16, dan sungguh yakin akan kesaksian dalam ayat-ayat
Mazmur tersebut, niscaya—melalui hasil penyelisikan dan analisis tentang jejak
langkah kehidupan dan pelayanannya berdasarkan teori vibrasi sebagaimana
diwedarkan dalam tulisan ini—barulah untuk pertama kalinya menyadari secara
objektif akan keajaiban pemeliharaan dan tuntunan Allah dalam jalan hidupnya.
Dengan
bercermin pada Pengkhotbah 3:11, saya ingin menyaksikan keagungan rancangan dan
tuntunan Allah dalam jejak langkah kehidupan dan pelayanan Pdt. Vora
Lada-Messakh sebagai berikut: “Allah
telah membuat segala sesuatu indah bagimu sejak engkau menjadi janin dalam
kandungan ibumu. Allah telah memberikan kekekalan atas langkah kehidupanmu
untuk mengabdikan diri sebagai pelayan-Nya, ketika engkau dilahirkan. Engkau
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah atas kehidupanmu dari awal
kelahiranmu pada tahun 1959 sampai akhir pengabdianmu sebagai pelayan-Nya pada
tahun 2019. Akan tetapi pada hari ini -
melalui karangan kecil ini - engkau disadarkan - secara realitas objektif - dan
- realitas faktual - bahwa Allah mengasihi
engkau; sebagaimana tertulis dalam Mazmur 37:23: “TUHAN menetapkan langkah-langkah
orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya”, dan sebagaimana tertulis pula dalam
kitab 1 Samuel 2:9a: “Langkah
kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya.” Ayat-ayat ini telah menjadi kenyataan yang
tak terbantahkan atas jalan kehidupan dan pelayananmu terhadap jemaat Allah. Dan
Allah berkenan memakai engkau untuk menyaksikan kepada dunia – akan keajaiban
dan keagungan Allah perancang, pencipta, dan penentu jalan kehidupan –
sebagaimana disaksikan dalam Mazmur 139:13-16 itu.
Bagian ketiga:
Jemaat Gunung Sinai Naikolan
Jemaat Gunung Sinai Naikolan (selanjutnya
akan disingkatkan, Jemaat GSN) adalah jemaat (persekutuan umat Allah) yang tak
terpisahkan dari jemaat-jemaat lain yang berada dalam denominasi Gereja Masehi
Injili di Timor. Secara metafora, Jemaat GSN, seperti kata penulis surat 1
Petrus 2:5, adalah “batu hidup [yang
dipergunakan juga] untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat
kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah”. Jemaat GSN juga dipergunakan sebagai batu-batu
hidup,
karena atas tuntunan Roh Kudus, mereka datang berserah kepada Yesus yang adalah
batu
yang hidup itu (ayat 4). Oleh karena Yesus Kristus adalah batu
hidup itu, maka jemaat (setiap orang yang datang kepada-Nya) dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu
imamat kudus.
Batu hidup adalah suatu metafora
(pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan
sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan). Batu
hidup, (Yunani: lithon zōnta) dalam bahasa Inggris, living
stone, adalah batu yang memiliki tenaga [daya] hidup (stone
having vitality), oleh karena itu “memberi hidup” atau “menghidupkan”
(vitalize). Batu hidup sebagai metafora dalam 1 Petrus 2:5 adalah batu
penjuru (lithon akrogōniaion) dan kepala penjuru (kephalēn gōnias) dalam
ayat 6 dan 7. Batu penjuru dan kepala penjuru adalah juga
ungkapan-ungkapan metafora untuk Yesus Kristus yang memiliki otoritas yang
paling utama atau paling penting untuk mempersatukan dan mengukuhkan bangunan
rumah rohani bagi suatu imamat kudus [ g e r e j a ] yang disebut jemaat Allah;
sekaligus Yesus Kristus yang memiliki otoritas sebagai kepala gereja.
Kata
Yunani akrogōniaion dan gōnias yang berarti penjuru,
bahasa Inggris, corner, dalam bahasa Latin, cornū
artinya a horn, artinya tanduk. Kata tanduk dalam bahasa
Inggris, horn, dalam bahasa Latin, cornū, dalam bahasa Inggris, corner,
dalam bahasa Yunani, keras. Dari pengasalan kata terlihat
bahwa kata corner dan horn berasal
dari bahasa Latin, cornū, dalam bahasa
Yunani, keras, yang artinya “a powerful support” = penyokong
yang kuat; penyokong yang penuh kuasa; penyokong yang memberikan hidup dan
keselamatan. Nyanyian pujian Zakharia dalam Lukas 1:67-79, terdapat
satu ayat yang berbunyi: “Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi
kita dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu”. Kata atau ungkapan tanduk
keselamatan dalam teks bahasa Yunani, keras sōtērias adalah
metafora bagi Yesus Kristus yang dinubuatkan akan datang dari keturunan Daud. Dengan
demikian, metafora bagi Yesus sebagai keras sōtērias yakni penyokong
keselamatan yang kuat atau penyokong keselamatan yang penuh kuasa, sama
dengan batu hidup itu [lithon zōnta]; batu penjuru [lithon akrogōniaion] dan
kepala
penjuru [kephalēn gōnias].
Untuk
mengurus rumah rohani bagi suatu imamat kudus di mana Yesus Kristus adalah batu
hidup itu; batu penjuru; kepala penjuru dan juga tanduk keselamatan sebagaimana dijelaskan di atas itulah, Pdt.
Vora Lada-Messakh ditempatkan di sebagai pelayan untuk menatalayani rumah
rohani Jemaat GSN pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2019.
Sebagai pelayan yang terpanggil untuk melayani
jemaat, membangun dan membina spiritualitas jemaat, Pdt. Vora Lada-Messakh
dengan sendirinya mempersiapkan renungan-renungan dan khotbah-khotbah yang
kontekstual untuk diwartakan kepada jemaat. Dan untuk menatalayani jemaat, Pdt. Vora Lada-Messakh diamanatkan
untuk menghimpun Jemaat GSN sebagai batu-batu hidup yang tersusun rapi untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Ya, Jemaat
GSN adalah batu-batu hidup yang tersusun erat menjadi suatu bangunan rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, karena dieratkan,
dikukuhkan dan dipersatukan oleh Yesus Kristus yang adalah batu
hidup itu; batu penjuru itu; kepala penjuru itu. Tanpa Yesus Kristus,
Jemaat GSN sebagai batu-batu biasa, dapat
berserakan, dapat tercerai-berai.
Pembangunan
suatu rumah rohani (Yunani: oikos pneumatikos) adalah
pembangunan rohani (spiritual) atau kerohanian (spiritualitas) Jemaat, sehingga
Jemaat GSN menjadi suatu keluarga Allah yang memiliki dan memancarkan spiritualitas
kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan membangun spiritualitas jemaat seperti itulah, maka jemaat dapat
merefleksikan spiritualitas kristiani dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan
di tempat kerja dan kehidupan di dalam masyarakat. “Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang
baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” Matius 5:16, dyb.).
Sebagai pelayan yang terpanggil untuk
memimpin, membina dan melayani jemaat sebagai keluarga Allah, Pdt. Vora
Lada-Messakh dengan sendirinya harus menyampaikan pesan-pesan, harapan-harapan,
arahan-arahan dan bimbingan-bimbingan moral bagi jemaat sebagai keluarga Allah
melalui khotbah, renungan dan tugas-tugas pastoral. Dengan demikian, moralitas jemaat dapat mencerminkan moralitas kristiani.
Dalam 1 Timotius 3:15 Paulus katakan kepada Timotius begini: “Jadi, jika aku terlambat, engkau sudah tahu
bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran”. Kata bagaimana dalam kalimat: “engkau sudah tahu bagaimana
orang harus hidup sebagai keluarga Allah” adalah “kata tanya tak bertanya”
untuk menanyakan sekaligus menyadarkan
tentang cara, perbuatan, dalam hal ini perbuatan atau cara hidup yang sudah
diketahui oleh Timotius dan yang sudah diketahui pula oleh jemaat sebagai
keluarga Allah. Apakah perbuatan atau cara hidup itu yang harus dilakukan oleh
jemaat? Jawaban atas pertanyaan ini ialah: jemaat sebagai keluarga Allah harus hidup
sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Kata Tiang penopang (Yunani: stulos
= pilar); kata dasar (Yunani: edraiōma = fondasi)
adalah metafora sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Kata
Yunani, stulos kai edraiōma yang diterjemahkan tiang
penopang dan dasar adalah satu
kelompok kata yang dipergunakan sebagai metafora untuk
melukiskan persamaan atau perbandingan
dengan sesuatu yang lain, y a i t
u cara hidup jemaat sebagai
keluarga Allah. Cara hidup jemaat sebagai keluarga Allah
h a r u s
kukuh (tidak
goyah; tidak mudah rapuh)
dalam
menjunjung dan mengamalkan kebenaran, seperti pilar atau tiang
penopang dan fondasi yang kukuh menopang bangunan rumah. Kata
kebenaran
(Yunani: alētheias) dalam ayat itu bukan saja berarti kebenaran
hanya dalam kata-kata yang diucapkan; akan tetapi kebenaran pikiran; kebenaran
pendapat; kebenaran berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya; ketulusan, kejujuran;
keterusterangan; dan kebenaran dalam ruang lingkup moral. Itulah yang Paulus tekankan dan
ingatkan kepada Jemaat Allah yang berada
di bawah penggembalaan Timotius.
Dan
itulah pula yang Paulus tekankan bagi Jemaat Allah kini dan di sini maupun
Jemaat Allah pada masa depan untuk diperhatikan dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dan bagi Jemaat GSN, nilai-nilai spiritualitas kristiani
dan moralitas kristiani itulah yang telah ditabur, ditanam dan disiram pula
oleh Pdt. Vora Lada-Messakh sebagai pelayan jemaat, antara tahun 2009 sampai
tahun 2019.
Pdt.
Vora Lada-Messakh—di dalam menjalankan tugas pelayanannya di Jemaat GSN—tidak
sendirian, melainkan bersama-sama dengan para presbiter [penatua atau
pengetua jemaat] dan diaken. Pdt. Vora Lada-Messakh dan
para presbiter
dan diaken adalah sama-sama sebagai pelayan jemaat, hanya berbeda
fungsi di dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan jemaat. Sebagai pelayan, mereka
telah menabur, menanam dan juga menyiram benih-benih moralitas kristiani di
bendang Jemaat GSN. Sebagai pelayan, mereka, secara bersama-sama, maupun secara
perorangan, telah bergumul untuk menghidupkan spiritualitas dan moralitas kristiani Jemaat GSN. Mereka sadar bahwa mereka
hanyalah pekerja-pekerja di ladang pelayanan jemaat sebagai penabur, atau penanam
dan penyiram. Mereka sadar, bahwa Allah-lah yang menumbuhkan.
Catatan akhir
Selama mengemban tugas pelayanan
sebagai seorang Pendeta jemaat antara tahun 1983 sampai tahun 2019, dipindahkan
dari suatu daerah pelayanan ke daerah pelayanan lain, dari suatu jemaat lokal
ke jemaat lokal yang lain untuk menabur benih-benih firman Allah, saya tidak
tahu, apakah Pdt. Vora Lada-Messakh pernah mengucurkan air mata. Saya tidak
tahu, apakah Pdt. Vora Lada-Messakh pernah menangis ketika berjalan maju sambil
menabur di daerah-daerah pelayanan jemaat tertentu selama 36 tahun. Jikalau
“ya”, pada saat ini Pdt. Vora Lada-Messakh telah menuai hasil jerih lelahnya
selama 36 tahun; serta kembali dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas
hasilnya (Mazmur 126:5,6), ketika memasuki masa purnabaktinya dengan terhormat.
Namun
seandainya jawabannya “tidak”, Pdt. Vora Lada-Messakh tetap bersukacita
mengakhiri masa tugas pelayanan, dan menjadi seorang Pendeta Emeritus dengan
bangga dan bahagia lantaran penyertaan Allah yang Maha Kasih. Dan makna luhur
yang tersirat dalam nama “Christiana Stefanny Vora” yang dikukuhkan ketika
dibaptis “dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, sungguh-sungguh menjadi
suatu karunia Allah yang membawa kebaikan dalam hidup Jemaat Allah, selama 36
tahun mengemban tugas pelayanan sebagai seorang Pendeta. Christiana [asal kata
Yunani] artinya kepunyaan Kristus; Stefanny [asal kata Yunani] artinya
mahkota
kemenangan; Vora, berasal dari kata Latin, Vorāre, artinya percaya
tanpa kebimbangan. Dengan demikian, Christiana Stefanny Vora
artinya Mahkota kemenangan kepunyaan Kristus [adalah] percaya tanpa
kebimbangan; atau Percaya tanpa kebimbangan [adalah] mahkota kemenangan
kepunyaan Kristus. Ternyata makna yang tersirat dalam nama Pdt. Vora
Lada-Messakh ini pun sangat indah—seindah jejak langkah kehidupan dan
pelayanannya sebagaimana telah diselisik dan dianalisis dalam buku kecil dan
tipis ini. ***
(Author
BookerWorm; Kritikus Sastra)
Penyandang dana
cetak (untuk kalangan sendiri):
Drs. Ady Endeson
Mandala, M.Si.
Florida
Mandala-Koroh, S.E.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar