Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti
PRABOWO
SUBIANTO lahir pada tanggal 17 Oktober 1951 di Jakarta. Ayahnya, Sumitro
Djojohadikusumo, adalah seorang ekonom terkemuka di era rezim Soeharto. Prabowo
menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu tiga tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur; sekolah menengah di Zurich International School, Zurich,
pada tahun 1963 – 1964; SMA di American
School, London, pada kurun waktu 1964 – 1967. Pada tahun 1970, masuk
Akademi Militer Nasional di Magelang, dan lulus pada tahun 1974.
Prabowo
memainkan peranan di dinas militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(TNI-AD) pada tahun 1974 sampai tahun 1998. Pada tahun 1974, Prabowo
mencatatkan diri sebagai Komandan termuda ketika mengikuti Operasi Tim Nanggala
di Timor Timur. Pada tahun 1983 menjabat sebagai Wakil Detasemen Penanggulangan
Teror Kopassus. Pada 1 Desember 1995 sampai dengan 20 Maret 1998, menjadi Komandan
Jenderal Kopassus. Pada 20 Maret 1998 sampai dengan 22 Mei 1998, menjadi
Panglima Kostrad.
Berkenaan
dengan vibrasi kepeloporan yang berpangkal pada tahun kelahiran, vibrasi tahun
1951 (tahun kelahiran Prabowo Subianto) bersiklus secara erat dengan tahun
2014. Perhatikan perhitungan berikut ini: angka 1951 (tahun kelahiran Prabowo)
kita jumlahkan begini: 1+9+5+1 = 16. Angka 16
kita jumlahkan lagi begini: 1+6 =
7. Setelah itu kita lakukan perhitungan sebagai berikut: angka 1951+ 7 = 1958; 1958 + 7 = 1965; 1965 +
7 = 1972; 1972 + 7 = 1979; 1979 + 7 = 1986; 1986 + 7 = 1993; 1993 + 7 =
2000; 2000 + 7 = 2007; 2007 + 7 = 2014. Perhitungan ini memberi petunjuk
bahwa vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat di dalam tahun kelahiran 1951,
bersiklus dan terkait erat/tersirat di dalam vibrasi tahun 2014. Ternyata dalam
tahun2014, vibrasi kepeloporan Prabowo muncul dalam pentas politik nasional
Indonesia sebagai calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019. Perhitungan di atas
ini juga memberi petunjuk bahwa jabatan dinas kemiliteran yang diperankan oleh
Prabowo antara tahun 1974 sampai tahun 1998 tidak terpaut dan bersiklus secara erat
dengan vibrasi tahun kelahirannya, yakni tahun 1951.
Meskipun
demikian, vibrasi kepeloporan (keberhasilan menyelesaikan pendidikan di Akademi
Militer Nasional di Magelang) yang tersirat dalam tahun 1974, memiliki kaitan erat dan/atau bersiklus dengan tahun 1995
dan tahun 1998, di mana vibrasi kepeloporan Prabowo muncul sebagai Komandan Jenderal
Kopassus (1 Desember 1995 – 20 Maret 1998), dan vibrasi kepeloporan yang muncul
sebagai Panglima Kostrad (20 Maret 1998 – 22 Mei 1998). Dalam vibrasi tahun
1998 itu pula muncul vibrasi yang bersifat “negatip” ( yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia pada peristiwa kerusuhan tahun 1998 yang menciderai
kepeloporan Prabowo. Perhatikan perhitungan berikut ini: angka 1974 (tahun
Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang) kita jumlahkan begini:
1+9+7+4 = 21. Angka 21 kita jumlahkan lagi begini: 2+1 = 3. Setelah itu kita
lakukan perhitungan sebagai berikut: 1974+3
= 1977; 1977+3 = 1980; 1980+3 = 1983;
1983+3 = 1986; 1986+3 = 1989; 1989+3 = 1992; 1992+3 = 1995; 1995+3 = 1998;
1998+3 = 2001; 2001+3 = 2004; 2004+3
= 2007; 2007+3 = 2010; 2010+3 = 2013.
Berdasarkan
teknik analisis sebagaimana dilakukan di atas, kita dapat melihat bahwa vibrasi
kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1974 bersiklus dan
terkait erat juga dengan vibrasi tahun 1983
(Prabowo menjabat sebagai Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Kopassus); vibrasi
tahun 1998 di mana Prabowo menjabat
Danjen Kopassus, kemudian menjabat sebagai Panglima Kostrad; serta vibrasi
tahun 2004 di mana Prabowo
mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada konvensi capres
Golkar 2004. Prabowo lolos sampai putaran akhir, namun kandas karena kalah suara dari Wiranto.
Selain
itu, vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1974 dalam
kaitannya dengan vibrasi tahun kelahirannya (tahun 1951), jikalau dianalisis
menurut teknik di atas, bersiklus dan terkait erat dengan vibrasi kepeloporan
Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1995
(1 Desember 1995 Prabowo menjadi Danjen Kopassus), dan vibrasi tahun 2009 (Prabowo menjadi calon Wakil
Presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada
Pemilihan Presiden RI masa bakti 2009 – 2014. Selanjutnya, vibrasi
kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam tahun 1951 (tahun kelahiran) dalam
kaitannya dengan vibrasi tahun 1974 (tahun ketika Prabowo lulus dari Akademi
Militer Nasional di Magelang) bersiklus dengan vibrasi tahun 2008
(Prabowo membentuk Partai Gerindra), dan bersiklus juga dengan vibrasi
tahun 2014 (Prabowo maju sebagai
calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019). Begitu pula dengan vibrasi
kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1951 (tahun kelahiran
Prabowo) dalam kaitannya dengan vibrasi tahun 1998, bersiklus dengan tahun 2014.
Demikianlah
analisis tentang vibrasi kepeloporan Prabowo, baik yang berpangkal pada vibrasi
tahun kelahiran (1951), maupun yang berpangkal pada vibrasi tahun 1974 (tahun
ketika Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang). Dari analisis
di atas terlihat secara jelas dan menonjol vibrasi kepeloporan Prabowo, baik
yang terkait dengan peranan di pentas kemiliteran maupun di pentas politik nasional. Yang menarik untuk
diperhatikan ialah dinamika vibrasi kepeloporan Prabowo yang bersiklus dengan
vibrasi tahun 2014, tahun pelaksanaan pemilihan umum calon legislatif dan
pelaksanaan pemilihan Presiden RI masa bakti 2014 – 2019.
Pada
pemilihan umum anggota legislatif tahun 2014, partai Gerindra yang Prabowo
bentuk pada tahun 2008 muncul sebagai partai pemenang urutan ketiga. Partai
Gerindra mengusung Prabowo menjadi calon presiden. Untuk itu, Partai Gerindra
berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai
Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar. Ini bukti vibrasi kepeloporan Prabowo
yang tersirat dalam vibrasi tahun kelahirannya (tahun 1951) dalam kaitannya
dengan vibrasi tahun 1974 (tahun ketika Prabowo lulus dari Akademi Militer
Nasional di Magelang) sebagaimana telah dianalisis di atas.
Prabowo
yang telah tampil atau maju sebagai calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019
pada tahun 2014 ternyata diterpa dan dirongrong vibrasi negatif yang berhubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia
(penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pada tahun 1998. Vibrasi kepeloporan Prabowo yang telah
tampil atau maju sebagai calon presiden juga diterpa dan dirongrong vibrasi negatif yang berhubungan dengan
pemecatan (pemberhentian) Prabowo dari dinas tentara pada tahun 1998 lantaran
kasus penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pada waktu itu. Ini pun
merupakan bukti dari perkembangan dan luas siklus vibrasi kepeloporan Prabowo
yang lahir pada tahun 1951 dalam kaitannya dengan vibrasi kepeloporan Prabowo
yang muncul pada tahun 1998 sebagai Danjen Kopassus (sampai dengan 20 Maret
1998), dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (20 Maret 1998
sampai 22 Mei 1998).
Demikianlah
vibrasi kepeloporan Prabowo Subianto yang berkembang antara tahun kelahirannya
(1951) sampai tahun 1974; tahun 1974 sampai tahun 1998; dan tahun 1998 sampai
tahun 2014, tahun pemilihan Presiden RI masa bakti 2014 – 2019 di mana tampil
dua putera sejarah yang bersaing memperebutkan kursi presiden untuk memimpin
bangsa dan negara ini lima tahun ke depan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar