(Bagian Kedua)
Oleh: A. G.
Hadzarmawit Netti
DALAM
buku Vibrasi Sejarah Pergerakan
Kemerdekaan dan Vibrasi Eksistensi Bangsa Indonesia (B You Publishing
Surabaya, 2010), telah saya paparkan tentang sejarah pergerakan kemerdekaan dan
sejarah eksistensi bangsa Indonesia mulai dari tahun 1908 hingga tahun 2014
berdasarkan teori vibrasi. Skema paparan mengenai vibrasi sejarah dan luas siklus vibrasi sejarah pergerakan kemerdekaan
dan vibrasi eksistensi bangsa Indonesia antara tahun 1908 hingga tahun 2014
dapat dicermati pada halaman 132 dan 133 buku tersebut.
Kajian
sejarah berdasarkan teori vibrasi seperti yang saya lakukan dalam buku tersebut
belum pernah dilakukan oleh pakar sejarah di negara mana pun. Sayalah orang pertama
yang melakukan analisis sejarah dan kepeloporan pemimpin bangsa, berkenaan
dengan sejarah dan eksistensi bangsa dan
negara saya, Indonesia. Itulah sebabnya mengapa pengamat sejarah luar negeri
mengemukakan komentar melalui literat.org dalam bahasa Jerman: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit Zeigt
natürlich die Aufklärung eines einsamen, betrachten Einsiedler und das Flair
eines Rockstar in der gleichen Zeit…” Dalam bahasa Italia: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit Monstra naturalmente
l’illuminazione di un solitario, contemplado eremita e il fascino di una
rockstar allo stesso tempo…” Dalam bahasa Yunani, transkripsinya dapat
dibaca: “Netti, Almodat Godlief
Hadzarmawit Parousiazei phusika tēn phōpsē tou monachikos, to endechomeno
erēmitēs kai ē klisē tēs rockstar tēn idia stigmē…” Parafrasanya dalam
bahasa Indonesia: “Netti, Almodat Godlief
Hadzarmawit dengan wajar (secara alamiah) memberikan pencerahan dari kesunyian
(keterpencilan), perenungan pertapa, dan bakat (kepandaian) seorang pengarang
rockstar pada saat yang sama…” Pernyataan/komentar seperti ini disampaikan
dalam dua puluh empat bahasa dari dua puluh empat negara.
Paparan mengenai vibrasi kepeloporan para
pemimpin bangsa Indonesia (Soekarno, Mohammad Hatta, Soeharto, B.J. Habibie,
Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono) dapat
disimak mulai dari halaman 39 sampai halaman 131. Dan khususnya mengenai
vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono—berkenaan dengan pintu masuknya ke
istana negara untuk menduduki takhta kepresidenan, dan pintu keluarnya dari istana negara sekaligus meninggalkan
(turun dari) takhta kepresidenan—telah saya paparkan pula pada halaman 121 sampai 131.
Pada
tahun 2014 vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden NKRI
mencapai klimaksnya karena ketentuan Konstitusi
(UUD 1945 Pasal 7), “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya
selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.”
Susilo Bambang Yudhoyono yang telah memegang jabatan Presiden NKRI
selama dua periode masa jabatan (2004 – 2009 dan 2009 – 2014) itu—selain
ditentukan oleh vibrasi kepeloporan yang telah
dipaparkan dalam buku saya tersebut di atas—sesungguhnya tidak terlepas
dari vibrasi kepeloporan yang
tersirat dalam vibrasi tahun kelahirannya, termasuk vibrasi yang tersirat dalam
tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Menjelang akhir masa jabatan Presiden
NKRI yang diperankan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober
2014, saya ingin menganalisis vibrasi kepeloporannya yang berpangkal dan
tersirat di dalam tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya.
Perhatikan
pemaparan berikut ini: Susilo Bambang
Yudhoyono lahir di Pacitan, Jawa Timur, pada tanggal 9 September 1949. Karena teori vibrasi kepeloporan yang saya
kembangkan adalah berdasarkan vibrasi (getaran) yang
maknanya tersirat dalam bilangan (angka-angka), maka tanggal,
bulan, dan tahun kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono saya tulis begini: 9 – 9 –
1949. Angka-angka tersebut kemudian
dijumlahkan sebagai berikut: 9 + 9 + 1 + 9
+ 4 + 9. Hasil penjumlahannya =
41. Angka hasil penjumlahan ini kita
jumlahkan lagi begini: 4 + 1= 5.
Hasil penjumlahan angka tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Susilo Bambang
Yudhoyono ini, sama dengan hasil penjumlahan angka-angka tahun kelahiran: 1 + 9
+ 4 + 9 = 23, di mana 2 + 3 = 5. Bagi
tokoh lain, vibrasi kepeloporannya hanya tersirat dalam angka-angka tahun
kelahiran, atau angka-angka tahun keberhasilan, maupun keterkaitan antara
vibrasi yang tersirat dalam angka tahun kelahiran dan tahun keberhasilan.
Perhatikan analisis tentang vibrasi kepeloporan
Soekarno, Hatta, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri
dalam buku yang telah saya sebutkan judulnya di atas; maupun vibrasi
kepeloporan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang terdapat di blog saya: www,bianglalahayyom.blogspot.com.
Untuk
mengetahui vibrasi dan luas siklus vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono
yang terkait erat dengan jabatan presiden yang dijabatnya selama dua periode
masa jabatan (2004 – 2009; 2009 – 2014), maka tahun kelahiran 1949 kita jumlahkan secara berturut-turut
dengan angka 5 sebagai berikut: 1949 + 5 = 1954; 1954 + 5 = 1959; 1959 + 5 =
1964; 1964 + 5 = 1969; 1969 + 4 = 1974; 1974 + 5 = 1979; 1979 + 5 = 1984; 1984 + 5 = 1989 + 5 = 1994; 1994 + 5 =
1999; 1999 + 5 = 2004; 2004 + 5 = 2009;
2009 + 5 = 2014.
Perhatikanlah
angka tahun-tahun yang dicetak dengan huruf tebal. Di dalam vibrasi tahun 1999
sampai tahun 2004 pada
hakikatnya mulai tersirat potensi vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono
yang berkaitan erat dengan vibrasi reformasi eksistensi bangsa Indonesia
sekaligus vibrasi kepeloporannya sebagai seorang yang bakal muncul sebagai
pemimpin bangsa. Berikut ini saya sebutkan beberapa vibrasi kepeloporan yang
menonjol dalam kurun waktu tahun 1999 – 2004. Pada masa pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul sebagai
Menteri Pertambangan dan Energi pada 26 Oktober 1999 sampai 23 Agustus 2000; kemudian Menteri Koordinator Politik
Sosial Keamanan. Pada 25 September 2000
Susilo Bambang Yudhoyono pensiun lebih dini dari dinas kemiliteran untuk
memulai karier politiknya. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri antara tahun 2001 - 2004, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang
Yudhoyono muncul sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Pada
9 September 2001 vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul sebagai
pendiri Partai Demokrat, dan disahkan pada 27 Agustus 2003. Pada 11 Maret 2004 Susilo Bambang Yudhoyono
mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Demikianlah beberapa catatan mengenai vibrasi kepeloporan Susilo Bambang
Yudhoyono yang muncul dalam kurun waktu tahun 1999 – 2004.
Bagaimanakah
vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono yang muncul dan berkembang antara
tahun 2004 – 2009 yang berpangkal
dan terkait erat dengan vibrasi tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya? Pada
tahun 2004 Susilo Bambang Yudhoyono
yang berpasangan dengan Jusuf Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil
Presiden NKRI masa bakti tahun 2004 –
2009 pada pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh
rakyat. Dan selanjutnya, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul
dan berkembang lagi sebagai Presiden NKRI masa bakti tahun 2009 – 2014 berpasangan
dengan Boediono sebagai Wakil Presiden.
Demikianlah
vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono di pentas sejarah eksistensi
bangsa Indonesia sebagai seorang pemimpin bangsa dan kepala negara. Susilo
Bambang Yudhoyono telah memainkan peranannya sebagai Presiden NKRI dengan baik
dan memuaskan selama sepuluh tahun masa jabatan antara tahun 2004 – 2009 dan tahun 2009 – 2014. Jikalau ada hal-hal yang
kurang memuaskan yang melekat dalam Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
selama sepuluh tahun memimpin bangsa dan negara, maka hal itu wajar-wajar saja,
karena setiap manusia tidak mungkin luput dari kekurangan dan kelemahan.
Pintu
masuk Susilo Bambang Yudhoyono untuk berperan sebagai presiden di pentas
jabatan Kepala Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni tanggal 20 Oktober 2004. Dan pintu keluarnya yakni pada tanggal 20 Oktober 2014. Seluruh rakyat Indonesia, dan
semua komponen bangsa patut mengucapkan proficiat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan
Ibu Kristiani Herrawati yang selama sepuluh tahun memainkan peranan sebagai Ibu
Negara di samping Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden/Kepala Negara. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar