BAGIAN
KELIMA
Kembali
ke pokok pembicaraan
Kembali ke pokok pembicaraan tentang Tao
dalam kebangkitan Yesus, saya patut menyatakan rasa syukur karena Adji
A. Sutama gigih membela dan mempertahankan kesaksian tentang “kebangkitan
Yesus” yang diragukan, ditolak (tidak diakui) oleh para penganut Yesus Historis
dan Makam Talpiot. Pada prinsipnya saya berada di pihak Adji A. Sutama yang
mengakui peristiwa kebangkitan Yesus, sekalipun saya tidak sependapat dengan
pandangan Adji A. Sutama tentang “Tubuh Yesus-Kebangkitan” sebagaimana dikutip
di atas.
Menurut pendapat saya – sesuai dengan hasil
kontemplasi atas kesaksian-kesaksian tentang peristiwa kebangkitan Yesus
sebagaimana diwedarkan di dalam Injil (Perjanjian Baru) – tubuh kebangkitan
Yesus bukanlah tubuh kebangkitan yang sinambung sekaligus tak
sinambung dan/atau bukan tubuh kebangkitan yang jasmaniah sekaligus rohaniah,
melainkan tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi. Yesus
yang bangkit dari kematian tidak lagi mengenakan tubuh alamiah atau tubuh
duniawi, melainkan telah mengenakan tubuh rohaniah atau tubuh surgawi. Yesus
yang bangkit dari kematian dan mengenakan tubuh rohaniah atau tubuh surgawi itu
pada hakikatnya tidak dapat mati lagi dan telah mengalami metamorfosa sehingga sama
seperti malaikat. Jika dalam
Lukas 20:35,36 Yesus katakan bahwa “… mereka yang dianggap layak untuk mendapat
bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan orang mati, … tidak
dapat mati lagi, sebab mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan”, maka
Yesus yang telah bangkit dan/atau dibangkitkan oleh Allah dari kematian niscaya
mengenakan tubuh-kebangkitan yang “sama seperti malaikat” (yaitu tubuh
rohaniah atau tubuh
surgawi), bahkan tubuh rohaniah atau tubuh
surgawi Yesus “lebih tinggi dan lebih mulia dari malaikat-malaikat
karena Yesus adalah Anak Allah” (Ibrani 1:3-5).
Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh
rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus bisa meragakan tubuhnya (=
memperlihatkan atau menunjukkan tubuh-Nya agar dapat diperiksa) kepada murid-murid-Nya?
Bagaimana Yesus bisa makan ikan di depan mata murid-murid-Nya? (Lukas 24:39-43;
Yohanes 20:20, 27’ 21:9-13). Untuk
menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya terlebih dahulu kita cermati fenomena
yang terjadi sekitar peristiwa kebangkitan Yesus.
Pertama, Menurut penulis Injil Matius: ketika Maria Magdalena
dan Maria yang lain pergi menengok kubur, terjadi gempa, seorang malaikat yang wajahnya
bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju datang menggulingkan
batu penutup lubang kubur lalu duduk di atasnya. Malaikat itu memberitahukan
kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain bahwa Yesus telah bangkit. Ketika Maria Magdalena dan Maria yang
lain berlari cepat-cepat pulang atas suruhan malaikat untuk memberitahukan
peristiwa kubur kosong dan kebangkitan Yesus kepada para murid yang lain sesuai
dengan pemberitahuan malaikat, tiba-tiba Yesus berjumpa dengan
mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati Yesus, memeluk kaki-Nya
serta menyembahnya.
Kedua, Menurut penulis Injil Markus: Maria Magdalena, Maria
ibu Yakobus, serta Salome pergi ke kubur untuk merempahi mayat Yesus. Ketika
mereka masuk ke dalam kubur, mereka terkejut karena melihat seorang
muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Orang muda
itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang
disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini…” Orang muda itu menyuruh mereka pergi
memberitahukan kepada murid-murid yang lain bahwa Yesus yang bangkit telah
lebih dahulu pergi ke Galilea….”
Ketiga, Menurut penulis Injil Lukas: Ketika murid-murid pergi
ke kubur untuk merempahi mayat Yesus, ternyata batu sudah terguling dari kubur,
mereka
tidak menemukan mayat Yesus. Sementara mereka termangu-mangu, tiba-tiba
ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Kedua
orang itu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di
antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit…” Pada ayat 13-32, Yesus yang telah bangkit
dari kematian menampakkan diri kepada dua orang murid yang
berjalan ke Emaus. Yesus berjalan bersama-sama dengan kedua orang ini sambil
bercakap-cakap, tetapi kedua orang murid itu tidak dapat mengenal Yesus, karena ada
sesuatu yang menghalangi mata mereka (ayat 15, 16). Ketika tiba di
Emaus, Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya, tetapi kedua
orang murid itu sangat mendesak Yesus agar bermalam di rumah mereka karena hari
hampir malam (ayat28, 29). Waktu duduk makan, ketika Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada kedua orang
murid itu, “terbukalah mata mereka” dan “mereka mengenal Yesus”, tetapi “Yesus
lenyap dari tengah-tengah mereka” (ayat 30, 31).
Keempat, Menurut penulis Injil Yohanes: pasal 20 ayat 1-10, kubur
kosong. Menurut dugaan Maria
Magdalena, mayat Yesus telah diambil orang..(ayat 2). Petrus dan murid yang
lain ketika masuk ke dalam kubur, mereka hanya melihat kain kapan dan kain
peluh saja. Mayat Yesus sudah tidak ada lagi. Mereka belum mengerti isi
Kitab Suci yang mengatakan, Yesus harus bangkit dari antara orang mati (ayat 3-10). Pada pasal 20:11-18: Maria berdiri dekat kubur dan
menangis, sambil menjenguk ke dalam kubur. Tampak olehnya dua orang malaikat berpakaian
putih…. duduk di tempat mayat Yesus dibaringkan (ayat 11, 12). Kata
malaikat-malaikat itu kepada Maria: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab
Maria: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
(ayat 13). Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus
berdiri di situ, tapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus
kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria
menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan,
jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan
Dia, supaya aku dapat mengambilnya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: ”Rabuni!” artinya Guru
(ayat 14-16). Pada Yohanes 20:19-23, Yesus menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya [tanpa kehadiran Tomas] yang berada di suatu tempat dengan
pintu-pintu yang terkunci…¸ karena
murid-murid takut kepada para penguasa Yahudi. Dan pada ayat 24-29, Yesus
menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di mana Tomas juga hadir di tempat
itu yang pintu-pintunya terkunci.
Perhatikanlah fenomena yang dicetak dengan huruf kursif
tebal pada empat bagian uraian di atas. Semua fenomena itu memberi petunjuk
akan adanya
perubahan asasi pada tubuh Yesus yang bangkit dari kematian, yang dapat
saya jelaskan sebagai berikut:
(1). Yesus
benar-benar bangkit dari kematian. Kubur kosong, dan mayat Yesus tidak ada.
Tubuh alamiah Yesus yang telah mati dan dikuburkan, pada kebangkitan, telah
mengalami metamorfosa menjadi tubuh rohaniah. Keberadaan Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah tidak lagi terikat atau dibatasi oleh
ruang dan waktu. Injil tidak memberitahukan kepada kita: di mana Yesus tinggal setelah Ia
bangkit dari kematian. Penulis Kisah Para Rasul hanya mencatat: “Kepada mereka (yaitu, rasul-rasul) Ia menunjukkan diri-Nya setelah
penderitaan-Nya selesai, dan dengan
banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia
berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang
Kerajaan Allah.” Ayat ini memberi petunjuk bahwa setelah Yesus
bangkit dari kematian dalam tubuh rohaniah, Yesus tidak tinggal serumah dengan
siapa pun. Dan tidak diketahui di mana Ia tinggal. Pada momen tertentu Yesus hanya
menampakkan
diri dan berbicara kepada murid-murid-Nya. Ini berarti, Yesus telah menjadi sebuah wujud
atau oknum yang dapat menentukan sesuatu dan/atau membatasi sesuatu, seperti
memiliki suatu tempat yang pasti.
(2). Ketika
murid-murid pergi ke kubur untuk menengok dan merempahi mayat Yesus, mereka
dikejutkan dan dicengangkan oleh penampakan malaikat yang wajahnya bagaikan
kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju (Matius); penampakan orang muda yang
memakai jubah putih (Markus); penampakan dua orang yang memakai pakaian
yang berkilau-kilauan (Lukas); penampakan dua orang malaikat berpakaian
putih di tempat mayat Yesus dibaringkan di dalam kubur (Yohanes). Inilah penampakan malaikat surgawi berkenaan
dengan kebangkitan Yesus dalam tubuh rohaniah. Dengan demikian, Yesus yang telah
bangkit dari kematian dalam tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, pasti sama
seperti malaikat bahkan lebih tinggi dan lebih mulia daripada malaikat, bisa
menampakkan diri dalam sosok manusia yang lain sehingga tidak dikenali, dan
dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya sendiri untuk dapat dikenali.
(3). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh
rohaniah dapat menampakkan diri kepada murid-murid-Nya secara “tiba-tiba” (Matius).
“Tiba-tiba” artinya “sekonyong-konyong”, atau “dengan mendadak”. Ini berarti,
murid-murid tidak mengetahui sama sekali “dari mana” Yesus datang. “Tiba-tiba
Yesus menjumpai mereka (Matius 28:9). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh
rohaniah dapat membuat diri-Nya tidak dikenali orang. Dua orang murid
yang berjalan ke Emaus tidak menyadari dan tidak mengenal Yesus yang mendekati
mereka, lalu berjalan bersama-sama. Yesus berbicara panjang lebar dengan kedua
orang murid itu sepanjang perjalanan, namun demikian, kedua orang murid itu
tidak menyadari bahwa mereka sedang berjalan dan berbicara bersama Yesus.
Penulis Injil Lukas mengatakan bahwa “ada sesuatu yang menghalangi mata kedua
orang murid itu”. Waktu tiba di Emaus, dan waktu kedua orang murid itu duduk makan
bersama-sama dengan Yesus, maka Yesus mulai memperlihatkan “ciri-ciri-Nya yang khas
dan lazim dalam hal makan bersama-sama dengan murid-murid-Nya: Ia mengambil
roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada
murid-murid”. Dengan memperlihatkan ciri-ciri khas dan lazim itu, Yesus yang
telah bangkit dalam tubuh rohaniah menampakkan diri-Nya pada saat itu juga,
sehingga kedua orang murid itu pun mengenal Dia, akan tetapi “Ia lenyap (tidak
terlihat)” dari tengah-tengah mereka (Lukas 24:30,31). Dalam Yohanes
20:14-16 Maria ketika menoleh ke belakang, ia melihat Yesus berdiri di situ,
tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Berlangsung percakapan antara
Yesus dan Maria, tetapi Maria menyangka bahwa orang yang berbicara dengan dia itu
adalah penunggu taman. Ketika Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah
memperdengarkan ciri-ciri khas bicara-Nya (idiolek-Nya) ketika menyapa Maria,
barulah Maria menyadari dan mengenal Yesus. Berdasarkan fenomena penampakan
Yesus sebagaimana dialami oleh dua orang murid yang berjalan ke Emaus
dan juga yang dialami oleh Maria, maka tidak mustahil jika Yesus dapat menampakkan diri-Nya
seperti malaikat, seperti yang dilihat oleh para murid yang pergi ke
kubur untuk menengok dan merempahi mayat Yesus itu.
(4). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh
rohaniah dapat hadir atau menampakkan diri secara tiba-tiba dalam ruangan yang
pintu-pintunya terkunci (Yohanes 20:19, 26). Sekalipun Yesus tidak ada
pada saat Tomas meragukan kebangkitan-Nya ketika murid-murid yang lain
menceriterakan kepadanya tentang penampakan Yesus, ternyata Yesus dapat mengetahui
apa yang dibicarakan dan dipikirkan oleh Tomas pada kesempatan itu (Yohanes
20:24-27).
Kenyataan yang
dikemukakan dalam uraian di atas ini memberi petunjuk bahwa Yesus
yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah dapat menjadi supramaterial
(= di atas segala sesuatu yang tampak, atau di luar segala sesuatu yang
tampak) dalam sesaat. Selain itu Yesus yang bangkit dalam
tubuh rohaniah berada dalam keadaan omnipresent (= dapat berada dan/atau hadir di
mana-mana pada saat yang bersamaan), tidak terikat atau dibatasi oleh ruang dan
waktu. Bahkan Yesus juga omniscient (= mahatahu segala
sesuatu). Dengan demikian, penampakan malaikat kepada murid-murid Yesus di kubur
Yusuf, orang Arimatea, itu tidak terlepas dari penampakan Yesus yang telah
bangkit dalam tubuh rohaniah, dalam cara lain, yaitu penampakan dalam sosok malaikat.
Kembali ke pertanyaan di atas: “Jikalau benar tubuh
kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus
bisa meragakan tubuh-Nya, yaitu memperlihatkan atau menunjukkan tubuh-Nya kepada
murid-murid-Nya, seraya menunjukkan bekas luka yang ada pada tangan dan lambung-Nya
(Yohanes 20:19, 20); kemudian pada kesempatan lain Yesus menyuruh Tomas untuk
menaruh jari di tangan-Nya dan mencucukkan jari ke dalam lambung-Nya (ayat
27)?” “Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi,
bagaimana Yesus menyuruh murid-murid-Nya agar meraba dan memeriksa tubuh-Nya untuk yakin
bahwa Ia bukan hantu, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang
terlihat ada pada Yesus (Lukas 24:39,40)?” “Jikalau benar tubuh kebangkitan
Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus bisa makan ikan
goreng (Lukas 24:42,43); dan bagaimana Yesus bisa menjamu murid-murid-Nya maka
roti dan ikan (Yohanes 21:9-14)?”
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas ini adalah:
“Demikianlah
cara
berada Yesus dalam penampakan-Nya untuk meyakinkan murid-murid-Nya, bahwa Ia
benar-benar telah bangkit.” Cara
berada Yesus dalam penampakan setelah kebangkitan-Nya dengan sendiriya merupakan
cara berada Allah dalam Yesus yang dibangkitkan oleh Allah dari kematian. “Cara
berada dalam penampakan”, yaitu “cara atau jalan yang harus ditempuh untuk
menghadirkan diri atau memperlihatkan diri dalam penampakan”. Untuk tujuan ini,
Yesus menampakkan diri dalam sosok-Nya yang sejati sebagai manusia Yesus yang baru
saja beberapa hari lalu disalibkan, mati, dan dikuburkan, dan yang telah
bangkit. Jikalau Yesus dapat menampakkan diri dalam sosok yang lain, atau menurut
Injil Markus 16:12 bahasa Yunani yang transkripsinya berbunyi, ephanerōthē en hetera morphē (menampakkan
diri dalam rupa yang lain) sehingga tidak dikenali oleh dua orang murid yang
berjalan ke Emaus, mengapa Yesus tidak dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya
yang sejati sebagai manusia guna meneguhkan kepercayaan murid-murid-Nya bahwa
Ia benar-benar telah bangkit? Jikalau Yesus dapat menampakkan diri dalam sosok
yang lain sehingga Maria menyangka Yesus adalah penjaga taman (Yunani, kēpouros = tukang kebun, jurukunci), setelah
itu baru Yesus menampakkan sosok-Nya yang sejati kepada Maria, mengapa Yesus
tidak dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya yang sejati kepada para murid-Nya yang
lain untuk meyakinkan mereka bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit? Yesus menampakkan diri-Nya dalam sosok-Nya
yang sejati, tidak berarti bahwa sosok Yesus yang dilihat oleh para murid-Nya
itu adalah “tubuh-kebangkitan yang sinambung” atau “tubuh jasmaniah”. Tidak.
Sosok Yesus yang dilihat oleh para murid ketika Yesus menampakkan diri kepada
mereka itu adalah “cara berada Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah di dalam menampakkan
diri-Nya”. Dan cara berada Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah di
dalam menampakkan diri-Nya itu “adalah cara berada Allah di dalam Yesus
sendiri.
.
Dalam kitab Perjanjian Lama kita baca tentang Allah
menampakkan diri, atau Allah
membuat diri-Nya tampak dan sungguh-sungguh kelihatan. Kejadian 12:7: “Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman;….” Kejadian 17:1: “Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman…..” Kejadian
18:1, 2: Kemudian TUHAN menampakkan diri
kepada Abram dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya
waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang
berdiri di depannya….” Ketiga orang itu bertindak sebagai satu kesatuan,
mereka datang dan pergi bersama-sama; mereka membasuh kaki, duduk beristirahat,
makan, dan bercakap-cakap sebagai satu orang. Tiga malaikatkah mereka? Atau
hanya Allah sendiri, disertai dua malaikat yang menampakkan diri
dalam cara demikian? (Baca pula:
Kejadian 19:1-29; 32:22-32; 26:2, 24; 35:1, 9; 48:3; dyb.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar