MENURUT TEORI VIBRASI
Latar belakang
KERUNTUHAN UNI SOVIET pada 26 Desember 1991 ternyata merupakan keruntuhan tirani anti agama/tirani anti Tuhan yang dipelopori Partai Komunis Uni Soviet. Pernyataan ini merupakan kesimpulan yang saya ambil setelah membaca buku berjudul Man’s Origin, Man’s Destiny yang ditulis oleh Prof. Dr. A.E. Wilder-Smith (Telos International. London 1974), yang menceriterakan “penderitaan umat beragama di Uni Soviet antara tahun 1964 sampai tahun 1974, lantaran tekanan Partai Komunis Uni Soviet yang sangat fanatik terhadap komunisme dan ateisme, karena itu sangat memusuhi dan anti terhadap agama.
Dikatakan oleh Wilder-Smith bahwa sejak tahun 1964 Partai Komunis Uni Soviet mulai menetapkan program pembangunan jangka panjang sepuluh tahun pertama (1964—1974) untuk membangun Uni Soviet yang moderen, yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati. Partai Komunis Uni Soviet menetapkan program yang bertujuan: Membangun generasi Uni Soviet pada masa yang akan datang haruslah merupakan generasi manusia yang komunis murni dan ateis murni; generasi manusia yang harus menjadi raja atau penguasa atas nasibnya sendiri; generasi manusia yang harus menjadi penguasa atas jiwanya sendiri; generasi manusia yang harus menjadi penguasa atas segala sesuatu; generasi manusia yang sama sekali tidak menggantungkan harap dan percayanya kepada Tuhan sebagaimana diajarkan oleh agama.
Guna merealisasikan tujuan program itulah maka sejak tahun 1964 Partai Komunis Uni Soviet mulai memberikan subsidi kepada pengajar-pengajar dan guru besar untuk mengajarkan ateisme secara ilmiah di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Bersamaan dengan itu pula, Partai Komunis Uni Soviet secara gigih melancarkan propaganda anti agama di kalangan penduduk/rakyat. Wilder-Smith menulis: “The active fight against all religion in the Soviet Union is being carried on ruthlessly” (Ibid. Hlm.193). “Perlawanan aktif terhadap semua agama di Uni Soviet dilakukan dengan semena-mena, tidak mengenal belas kasihan.”
Yang dijadikan basis perlawanan aktif terhadap agama yakni sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga perguruan tinggi, di mana anak-anak dan generasi muda menerima pendidikan dan pengajaran. Terhadap anak-anak dan generasi muda ini Partai Komunis Uni Soviet mempunyai target: “We do not want our boys and girls to grow up merely ignorant of religious questions. We want them to be come convinced, militant atheists” (in.loc.cit.). “Kami tidak saja ingin agar anak-anak kami, laki-laki dan perempuan, bertumbuh tanpa mengetahui dan mengenal akan masalah-masalah keagamaan, melainkan kami ingin agar mereka benar-benar menjadi yakin akan ateisme dan menjadi orang-orang ateis yang militan.”
Partai Komunis Uni Soviet melancarkan propaganda bahwa “… all religion to be false, to be opium for the people. Religion of any sort is supposed to make ‘moral cripples’ for men and women” (in.loc.cit.). “…semua agama adalah palsu/bohong, candu bagi rakyat. Dan agama macam apa pun dianggap menciptakan ‘kelumpuhan moral’ bagi manusia, laki-laki dan perempuan”. Itulah sebabnya, sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga perguruan tinggi diwajibkan untuk memerangi agama dengan segala macam ajarannya, sehingga anak didik yang berasal dari keluarga-keluarga beragama tidak akan bertumbuh dewasa dalam agama yang dicap ‘melumpuhkan moral’, melainkan anak-anak nantinya dapat bertumbuh menjadi manusia komunis sejati dan manusia ateis yang militan, sesuai cita-cita Partai yang telah dirumuskan dalam program pembangunan sepuluh tahun pertama (1964—1974).
Dengan demikian, para orang tua/keluarga beragama di belahan bumi ‘beruang merah’ (Uni Soviet) selama kurun waktu 1964—1974 tidak luput dari tantangan dan perlakuan semena-mena yang dilakukan oleh Partai Komunis Uni Soviet. Apabila ada orang tua atau keluarga beragama yang menentang program partai dan tetap mendidik anak-anak mereka untuk mengimani serta mengasihi Tuhan, maka risikonya mereka akan kehilangan hak sebagai orang tua atas anak-anak yang mereka lahirkan. Mereka akan dicap dan diperlakukan sebagai penjahat-penjahat sosial dan musuh-musuh bejat negara komunis Uni Soviet. Anak-anak mereka akan diambil secara paksa dan dimasukkan ke asrama-asrama sekolah, di mana mereka akan dididik berdasarkan prinsip-prinsip komunisme dan ateisme.
Mengenai hubungan orang tua dan anak di kalangan keluarga-keluarga Kristen di Uni Soviet antara tahun 1964—1974, Wilder-Smith mengatakan: “Today more and more Christian parents are losing their rights over their children in this way in the Soviet Union” (Ibid. Hlm.194). “Dewasa ini semakin banyak orang tua dari kalangan Kristen yang kehilangan hak atas anak-anak mereka menurut cara ini di Uni Soviet.” Selain itu, banyak orang, laki-laki dan perempuan, yang tidak bisa memperoleh lapangan pekerjaan yang layak; banyak mahasiswa yang tidak bisa memperoleh gelar kesarjanaan, lantaran diketahui bahwa mereka menganut salah satu agama. Dikatakan pula oleh Wilder-Smith bahwa mulai tahun 1980-an, Partai Komunis Uni Soviet menargetkan “semua agama yang berkembang di Uni Soviet sudah harus dapat dibekukan atau disingkirkan, agar Negara Uni Soviet yang sosialis dapat ditransformasikan menjadi suatu negara yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati (in.loc.cit.).
Vibrasi pembebasan
Namun ternyata “Tuhan telah campur tangan” dalam runtunan perkembangan sejarah eksistensi negara beruang merah (Uni Soviet) itu, untuk “membebaskan” umat-Nya yang terperangkap di bawah ancaman palu-arit komunisme dan ateisme di negara tirai besi itu. Dan berdasarkan teori vibrasi yang saya kembangkan pada tahun 1994 untuk meneliti Vibrasi Sejarah Pergerakan Kemerdekaan dan Vibrasi Eksistensi Bangsa Indonesia; vibrasi eksistensi Israel-Palestina, vibrasi pergolakan Timur-Tengah, vibrasi keruntuhan Uni Soviet, dan vibrasi kepeloporan Amerika sebagai ‘polisi dunia’, maka secara menakjubkan saya melihat “campur tangan Tuhan” dalam runtunan perkembangan sejarah eksistensi negara Uni Soviet menuju ke keruntuhannya itu mulai terjadi pada tahun 1985. Vibrasi keruntuhan negara Uni Soviet ternyata ditentukan dan/atau sesuai dengan perkembangan luas siklus vibrasi Program Partai Komunis Uni Soviet periode sepuluh tahun pertama (tahun 1964 – 1974), yang bertujuan membekukan dan menyingkirkan semua agama yang berkembang di Uni Soviet, dalam rangka membangun suatu Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati. Perhatikanlah analisis berdasarkan teori vibrasi berikut ini, di mana vibrasi pembebasan muncul dan berkembang secara konstan dan sistematis menjuruskan Uni Soviet menuju ke kehancuran, dan program pembangunan Partai Komunis Uni Soviet untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati mengalami stagnasi dan akhirnya gagal.
Catatan antara: “Hasil penelitian tentang Vibrasi Sejarah Pergerakan Kemerdekaan dan Vibrasi Eksistensi Bangsa Indonesia yang saya lakukan pada tahun 1994 itu telah dilengkapi dengan hasil penelitian yang saya lakukan kemudian pada tahun 1998/1999—2004; 2004—2009 menuju ke tahun 2014 dan perkembangannya sampai dengan 2048, Dan hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam bentuk buku oleh B You Publishing Surabaya pada tahun 2010.
Berdasarkan prosedur yang saya terapkan dalam buku yang diterbitkan sebagaimana disebutkan dalam catatan antara di atas ini, maka saya akan menganalisis “Vibrasi Keruntuhan Uni Soviet sebagai berikut. Pertama, angka 1964 (tahun pertama Partai Komunis Uni Soviet, selanjutnya akan disingkatkan dengan PKUS, menetapkan dan memulai program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (yaitu hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program Partai Komunis Uni Soviet sebagaimana telah dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1985. Peristiwa apakah yang terjadi di Uni Soviet pada tahun 1985 yang berdampak atas perkembangan politik di negara beruang merah itu, sekaligus merupakan munculnya vibrasi (getaran) awal yang secara konstan dan sistematis berkembang menuju kehancuran Uni Soviet pada 26 Desember 1991? Ternyata pada tahun 1985 terjadi peristiwa sebagai berikut: (1) Pada tanggal 10 Maret 1985 pemimpin Uni Soviet Chernenko meninggal dunia dan digantikan oleh Mikhail Gorbachev (usia 54 tahun), pemimpin Uni Soviet termuda. (2) Pada tanggal 19 November 1985 diadakan pertemuan puncak I antara Presiden Amerika Serikat, Ronald Wilson Reagan dan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, di Jenewa. Dalam pertemuan itu Reagan dan Gorbachev membicarakan rencana pengurangan senjata strategis, pembatasan perlombaan senjata, dan juga masalah Hak Asasi Manusia (HAM).
Kedua, angka 1965 (tahun kedua PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1986. Peristiwa apakah yang terjadi di Uni Soviet pada tahun 1986 yang berdampak atas perkembangan politik di negara beruang merah itu? (1) Pada tanggal 6 Maret 1986 pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, dalam suatu rapat Partai mengusulkan Perestroika (restrukturisasi) dan Glasnost (keterbukaan) untuk mengejar ketertinggalan Uni Soviet. Kebijaksanaan ini mendapat sambutan hangat dari rakyat, namun dikecam oleh golongan ortodoks yang menganggap tindakan Mikhail Gorbachev terlalu ekstrem. (2) Pada tanggal 26 April 1986 dunia dikejutkan oleh peristiwa kebocoran reaktor nuklir di Chernobyl, Kiev, Uni Soviet. Lebih-kurang 4000 orang meninggal dunia. Debu-debu radioaktif yang terbawa oleh angin mengakibatkan lebih-kurang 70.000 orang cacat.
Ketiga, angka 1966 (tahun ketiga PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1987. Peristiwa apakah yang terjadi di Uni Soviet pada tahun 1987 yang berdampak atas perkembangan politik di negara beruang merah itu? Ternyata pada tanggal 8 Desember 1987 di Gedung Putih, Washington, Presiden Amerika Serikat, Ronald Wilson Reagan dan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian awal perlucutan peluru kendali jarak sedang INF (Intermediate-range Nuclear Forces). Dengan penandatanganan ini, dimulailah era baru detante (peredaan ketegangan) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Keempat, angka 1967 (tahun keempat PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet yang moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1988. Data mengenai Uni Soviet, teristimewa yang berkaitan dengan Mikhail Gorbachev tidak berhasil saya himpun, namun peristiwa lain di luar Uni Soviet yang sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan Mikhail Gorbachev yaitu: George Bush dari Partai Republik terpilih sebagai presiden ke-41 Amerika Serikat. Bush juga berperan dalam meredakan hubungan antara Barat dan Timur (Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dipimpin oleh Mikhail Gorbachev), salah satunya penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Kelima, angka 1968 (tahun kelima PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1989. Pada tanggal 10 November 1989TembokBerlin dirobohkan. Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengimbau pemerintah Jerman Timur untuk mengadakan reformasi.
Keenam, angka 1969 (tahun keenam PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1990. Peristiwa apakah yang terjadi di Uni Soviet yang berdampak atas perkembangan politik negara beruang merah itu? (1) Pada tanggal 5 Februari 1990 terjadi demonstrasi besar-besaran di Moskwa yang menuntut Komite Sentral mengakhiri monopoli kekuasaan Partai Komunis di Uni Soviet yang telah berlangsung selama 70 tahun. (2) Pada tanggal 15 Oktober 1990, pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev mendapat Hadiah Nobel Perdamaian atas keberhasilannya menciptakan perdamaian antara Timur dan Barat, juga keberhasilannya dalam mengakhiri perlombaan senjata dengan Amerika Serikat.
Ketujuh, angka 1970 (tahun ketujuh PKUS melaksanakan program pembangunan di bidang politik untuk membangun Uni Soviet moderen yang benar-benar komunis sejati dan benar-benar ateis sejati) kita tambahkan dengan angka 21 (hasil penjumlahan dari angka 1+9+7+4 , yaitu angka-angka tahun 1974 sebagai tahun terakhir periode sepuluh tahun pertama pelaksanaan program PKUS sebagaimana dijelaskan di atas). Hasil penjumlahannya adalah 1991. Peristiwa apakah yang terjadi di Uni Soviet yang berdampak atas perkembangan politik di negara beruang merah itu?
(1) Pada tanggal 19 Agustus 1991 pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, dikudeta oleh kelompok garis keras karena dianggap gagal melaksanakan reformasi sehingga menimbulkan kekacauan.
Dalam kudeta ini Mikhail Gorbachev dipaksa turun. Namun, tiga hari kemudian Mikhail Gorbachev berhasil mengambil alih kekuasaannya tetapi ia menyatakan mundur sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet.
(2) Pada bulan Desember 1991 Mikhail Gorbachev memutuskan mundur dari jabatannya sebagai presiden/pemimpin Uni Soviet. Pada waktu menjadi pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev melancarkan program Perestroika (restrukturisasi) dan Glasnost (keterbukaan). Ternyata program ini membuat negara-negara satelit Uni Soviet melakukan perubahan politik dan akhirnya memutuskan untuk melepaskan diri.
(3) Pada tanggal 26 Desember 1991, sebagai dampak dari program Perestroika dan Glasnost yang dilancarkan oleh Mikhail Gorbachev, beberapa negara bagian Uni Soviet memutuskan melepaskan diri. Awalnya hanya tiga negara Baltik yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania yang memerdekakan diri. Setelah itu Republik Rusia, Ukraina, dan Belarusia di bawah pimpinan Boris Yeltsin juga memutuskan membentuk Persemakmuran Negara Merdeka yang diikuti oleh delapan republik lainnya. Pembentukan persemakmuran ini mengakibatkan bubarnya Uni Soviet.
Refleksi
Memperhatikan keseluruhan uraian di atas, saya teringat akan pandangan teolog Karl Barth yang menyatakan antara lain: “Pemerintahan Allah tidak melulu berlangsung di rumah-rumah para biarawan, akan tetapi berlangsung juga di jalan-jalan duniawi. Pemerintahan Allah tidak saja berlangsung di dalam Gereja selaku persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan dikumpulkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus selaku Kepala Gereja. Melainkan pemerintahan Allah berlangsung juga di antara orang-orang yang sedang memetik buah anggur di kebun-kebun, dan bahkan di antara orang-orang yang berniat hendak menenggak minuman keras atau hendak berdansa pada hari Minggu. Pemerintahan Allah juga berlangsung di antara para prajurit, di antara para pemimpin dan penyelenggara Negara, di antara bangsa-bangsa… Dan apa pun yang terjadi di dunia, semuanya itu tidak terjadi di luar pemerintahan Allah di dalam Yesus Kristus. Seringkali orang tidak menyadari dan meyakini akan hal ini, bahkan teramat sulit untuk mempercayainya…” (The Faith of the Church. Collins – Fontana Books 1964:121).
Beralaskan pandangan Karl Barth sebagaimana dikutip di atas ini saya mau berkata: “Bahwa tantangan dan penderitaan umat Tuhan dalam runtunan perkembangan politik Partai Komunis Uni Soviet antara tahun 1964 – 1974, serta perubahan sejarah perpolitikan/ketatanegaraan yang terjadi di Negara beruang merah (Uni Soviet) antara tahun 1985 – 1991 tidak terjadi di luar pemerintahan Allah. Bahwa luputnya umat Tuhan dari ancaman palu-arit Partai Komunis Uni Soviet yang bertekad mengkomuniskan dan mengateiskan seluruh rakyat, dan menghapus agama-agama yang berkembang di Uni Soviet; serta terbukanya peluang bagi keruntuhan Negara Beruang Merah itu yang menjadi kenyataan sejarah pada Desember 1991 lantaran program Perestroika dan Glasnost Mikhail Gorbachev setelah kemunculannya di pentas politik kepemimpinan pada tahun 1985, tidak terjadi di luar pemerintahan Allah.
Pengamat politik bisa saja menganalisis keruntuhan Uni Soviet sebagai bukti kegagalan sistem komunis Uni Soviet yang condong totaliter dan diktator, sehingga tidak mampu memecahkan masalah-masalah sebuah masyarakat yang hendak berkembang seperti masyarakat Uni Soviet (Frans Magnis Suseno. “Keruntuhan Komunisme”, Jawa Pos, Rabu Pahing, 4 April 1992 hal.6). Pengamat ekonomi bisa saja berkata bahwa keruntuhan Uni Soviet itu diakibatkan oleh beban ekonomi terlalu berat (Heru Kuntjoro Jakti. “Beban Ekonomi Terlalu Berat” Jawa Pos, Ibid.). Namun bagi saya, keruntuhan Uni Soviet pada 26 Desember 1991 itu telah terjadi secara sistematis dalam kemahakuasaan dan pemerintahan Allah. Dan saya menginsafinya sebagai “campur tangan Allah”—melalui kepemimpinan dan program Mikhail Gorbachev—untuk menggagalkan program pembangunan Partai Komunis Uni Soviet yang anti agama dan anti Tuhan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar