Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Minggu, 16 Agustus 2020

Vibrasi Kepeloporan Gibran Rakabuming Raka; Bobby Nasution Pada Pilkada Tahun 2020 Dan Vibrasi Kepeloporan Prabowo Subianto

 

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

Pada pemilihan kepala daerah tahun 2020 ada beberapa tokoh Calon Wali Kota dan Calon Bupati yang memperoleh perhatian, Sorotan, dan komentar dari pihak-pihak  tertentu. Sorotan dan komentar politik dinasti mengarah ke Gibran Rakabuming Raka, karena tokoh muda ini adalah anak Presiden Joko Widodo. Sorotan dan komentar politik dinasti dan/atau nepotisme mengarah ke Bobby Nasution dan H. Aulia Rachman yang maju sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan,  karena Bobby Nasution adalah mantu Presiden Joko Widodo dan H. Aulia Rachman adalah keponakan Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan dan Keamanan).

Vibrasi kepeloporan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wali Kota Solo periode 2020 – 2025 telah saya analisis pada pertengahan tahun 2019 lalu, dan telah dipublikasikan di blog ini (klik di sini!).  Pada waktu itu, saya analisis pula vibrasi kepeloporan Kaesang Pangarep, Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa.  Hasil analisis menunjukkan keunggulan vibrasi kepeloporan Gibran Rakabuming Raka dengan skor 90/100.

Menjelang pemilihan kepala daerah pada tahun 2020, ternyata DPP PDI Perjuangan telah merestui Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Teguh Prakosa untuk maju sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.  Ketika saya menganalisis vibrasi kepeloporan Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada pemilihan kepala daerah tahun 2020, ternyata skor vibrasi kepeloporan pasangan ini sebesar 100/110.  Skor vibrasi kepeloporan seperti ini memberi petunjuk bahwa pasangan calon kepala daerah ini akan menang pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo pada tahun  2020.  Pasangan ini akan mengalami kalah tipis, apabila ada pasangan lain sebagai “lawan” yang memiliki skor vibrasi kepeloporan 110/120. Namun untuk mendapatkan pasangan calon yang skor vibrasi kepeloporannya 110/120  sulit ditemukan!

Perlu saya kemukakan di sini bahwa seorang anak pejabat, anak kepala daerah, anak Presiden atau anak Wakil Presiden, tidak otomatis menentukan skor vibrasi kepeloporan sang  anak dalam persaingan untuk menduduki suatu jabatan publik dalam sistem demokrasi.  Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangareb adalah anak Presiden Joko Widodo, akan tetapi  berkenaan dengan jabatan Wali Kota Solo yang harus diraih melalui sistem demokrasi (pemilihan oleh rakyat), vibrasi kepeloporan Gibran Rakabuming Raka jauh lebih tinggi  skornya (90/100) jika dibandingkan dengan Kaesang Pangareb yang  skor vibrasi kepeloporannya sebesar 50/60. Begitu pula jika vibrasi kepeloporan Kaesang Pangareb dibandingkan dengan vibrasi kepeloporan Achmad Purnomo, ternyata skor vibrasi kepeloporan Achmad Purnomo lebih tinggi [yaitu 70], sedangkan Kaesang Pangareb [anak Presiden Joko Widodo] skor vibrasi kepeloporannya hanya 50/60.

Dalam Detiknews edisi Kamis, 30 Juli 2020 16:45 WIB disebutkan dua nama kerabat Keraton Kesunanan Surakarta,  Putri Woelan Sari Dewi dan Syailendra masuk dalam bursa Pilkada Solo menantang Gibran Rakabuming Raka”. Namun skor vibrasi kepeloporan dua kerabat Keraton Kesunanan Surakarta ini berada jauh di bawah skor vibrasi kepeloporan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa, karena domain yang berbeda. Analisis ini memberi petunjuk bahwa vibrasi kepeloporan  dinasti dalam matriks kesunanan; kesultanan, atau kerajaan tidak otomatis  menjadi jaminan mutlak dalam domain di luar matriks-matriks tersebut.

Mengenai Bobby Nasution sebagai Calon Wali Kota Medan yang berpasangan dengan H. Aulia Rachman sebagai calon Wakil Wali Kota Medan pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan tahun 2020, skor  vibrasi kepeloporan pasangan calon ini sebesar 90/100.  Sebagai saingan, ada pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan yang diusung oleh PKS dan Partai Demokrat, yaitu Akhyar Nasution yang berpasangan dengan Salman Alfarisi. Skor vibrasi kepeloporan pasangan ini sebesar 50/60, berada di bawah skor vibrasi kepeloporan Bobby Nasution dan H. Aulia Rachman.   Selain Medan, saya baca juga bahwa anak Pramono  Anung bernama  Hanindhito Himawan Pramono maju pula sebagai Calon Bupati Kediri.  Setelah saya analisis,  skor vibrasi kepelporan Hanindhito Himawan Pramono sebesar 90. Skor seperti ini memberi petunjuk bahwa  kemenangan pada saat pemilihan kepala daerah berada di tangan pemilik skor ini. Kekalahan dapat terjadi jika calon lain memiliki skor vibrasi kepeloporan 90/100, atau 100.

Dalam detiknews edisi Jumat, 14 Agustus 2020 23:30 WIB diberitakan bahwa anak sulung  Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), yakni Fuad Bernardi akan maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya pada pemilihan kepala daerah tahun 2020. Ada pengamat politik  yang keberatan dengan alasan, dinasti.  Pertanyaannya: otomatiskah rakyat pemilih di Daerah Kota Surabaya akan memberi suara mayoritas kepada Fuad Bernardi pada saat pemilihan, lantaran ia adalah anak sulung Tri Rismaharini, yang sedang melaksanakan tugas aktif sebagai Wali Kota Surabaya? Jawaban atas pertanyaan ini: ya, apabila Fuad Bernardi memiliki vibrasi kepeloporan yang kuat dalam hubungannya dengan jabatan Wali Kota Surabaya  yang dirindukan untuk diraih; namun, tidak, apabila Fuad Bernardi tidak memiliki vibrasi kepeloporan yang kuat  dalam hubungannya dengan jabatan Wali Kota Surabaya  yang dirindukan untuk diraih. Berdasarkan hasil analisis saya, skor vibrasi kepeloporan Fuad Bernardi sebagai Calon Wali Kota Surabaya  pada pemilihan kepada daerah tahun 2020, sebesar 50. Hasil analisis ini memberi petunjuk bahwa  skor vibrasi kepeloporan Fuad Bernardi masih jauh berada di bawah standar vibrasi kepeloporan memadai batas bawah,  yakni 80. Dengan demikian, apabila ada Calon lain yang memiliki skor vibrasi kepeloporan 5o/60 atau 60/70, maka Fuad Bernardi tidak akan menang.

Melalui artikel ini saya ingin menyinggung vibrasi kepeloporan Prabowo Subianto. Dalam detiknews edisi Senin, 10 Agustus 2020 09:20, diberitakan “anggapan”  dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 bahwa “Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah selesai untuk maju di Pilpres 2024”. Benarkah demikian? Jawaban atas pertanyaan ini, ialah: benar, apabila ketentuan undang-undang yang mengatur bahwa Prabowo Subianto tidak dapat lagi mencalonkan diri sebagai Calon Presiden dan/atau karena Prabowo Subianto secara pribadi memutuskan untuk tidak bersedia maju sebagai Calon Presiden RI  pada tahun 2024 yang akan datang; namun tidak benar, apabila Prabowo Subianto memutuskan untuk maju sebagai Calon Presiden RI pada tahun 2024, apalagi tidak ada peraturan perundang-undangan yang membatasi hak Prabowo Subianto sebagai seorang warga negara Indonesia untuk maju sebagai Calon Presiden RI.

Berdasarkan teori vibrasi kepeloporan yang saya kembangkan, Prabowo Subianto memiliki vibrasi kepeloporan Calon Presiden RI periode 2024 – 2029 yang sangat memadai, setelah Presiden Joko Widodo mengakhiri masa jabatannya.  Vibrasi kepeloporan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden RI periode 2024 – 2029 memiliki skor 90. Apabila Prabowo Subianto maju sebagai Calon Presiden RI periode 2024 – 2029 berpasangan dengan Ganjar Pranowo, skor vibrasi kepeloporan pasangan ini sebesar 90/100. Sedangkan apabila Prabowo Subianto berpasangan dengan Puan Maharani, maka skor vibrasi kepeloporan pasangan ini sebesar 100/110, sulit untuk dikalahkan oleh calon mana pun.  

Tokoh-tokoh lain yang namanya disebut dalam beberapa hasil survei yang disebut dalam detiknews edisi 10/8/2020, yaitu Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil dan lain-lain, vibrasi kepeloporan mereka dalam kaitannya dengan posisi Calon Presiden RI periode 2024 – 2029  adalah sebagai berikut:  Skor vibrasi kepeloporan Sandiaga Uno sebesar 30/35; skor vibrasi kepeloporan Anies Baswedan sebesar 20/25; skor vibrasi kepeloporan  Ganjar Pranowo  sebesar 30; skor vibrasi kepeloporan Ridwan Kamil, 25/30; skor vibrasi kepeloporan Agus Harimurti Yudhoyono, stagnan.

Apabila Anies Baswedan sebagai Calon Presiden RI periode 2024 – 2029  didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan beberapa partai koalisi yang diperkuat oleh PA 212 dan simpatisannya, maka skor vibrasi kepeloporannya sebesar 30/40.  Apabila Sandiaga Uno sebagai Calon Presiden RI periode 2024 – 2029 didukung oleh Partai Gerindra dan koalisinya lantaran Prabowo Subianto tidak bersedia maju lagi sebagai Calon Presiden, maka skor vibrasi kepeloporan Sandiaga Uno sebesar  40/50. Perlu dicatat bahwa skor vibrasi kepeloporan sebesar 30/40  dan 40/50  tidak memadai. Skor vibrasi kepeloporan yang memadai harus sebesar 70/80 atau 80/90; 90 atau 90/100; 100 atau 100/110; dan skor vibrasi kepeloporan yang tertinggi adalah 110/120.

Berdasarkan analisis di atas ini saya berharap: semoga PDI-P, GERINDRA, GOLKAR, NASDEM dan Partai-partai koalisi yang mendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Pemilihan Presiden Tahun 2019 yang lalu tetap berkoalisi untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani pada Pemilihan Presiden tahun 2024 yang akan datang. ***