Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Selasa, 17 Agustus 2021

Vibrasi Kepeloporan Calon Presiden RI Periode 2024 -- 2029

 

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

 

Vibrasi kepeloporan memberi petunjuk tentang potensi seseorang dalam hubungannya dengan jabatan terkemuka, atau posisi (kedudukan) terpandang, terhormat misalnya: jabatan Presiden, Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

Setiap putera terbaik bangsa yang mendambakan jabatan presiden dan wakil presiden serta setiap putra terbaik daerah yang ingin menjadi gubernur, bupati dan walikota, niscaya mempunyai vibrasi kepeloporan dalam dirinya yang dapat dideteksi. Lembaga Survei melakukan survei dengan metode tertentu untuk mengetahui dan/atau menetapkan elektabilitas seseorang dalam kaitannya dengan posisi yang diincar, misalnya presiden.

 Namun saya mendeteksi vibrasi kepeloporan seseorang dengan metode teori vibrasi. Untuk mendeteksi vibrasi kepeloporan seorang tokoh dalam hubungannya dengan jabatan-jabatan yang disebutkan di atas, saya hanya membutuhkan waktu tenang sekitar 5 menit untuk membatin (memikir dalam hati; memikirkan sampai meresap ke dalam hati) dan berbatin (berkata dan/atau membaca dalam hati—apakah tokoh ini memiliki vibrasi kepeloporan atau tidak—berdasarkan intellectual faculty (nous) yang ada dalam diri saya.  Selesai membatin dan berbatin, saya langsung mengetahui skor vibrasi kepeloporan tokoh tersebut dalam hubungannya dengan jabatan yang dideteksi. Skor vibrasi kepeloporan batas bawah sebesar 80. Dan skor vibrasi kepeloporan batas atas sebesar 120.

Senin, 28 Juni 2021

“Wahai Pengawal, Apakah Malam Kan Segera Berlalu?”

 

« Renungan Puitis Ibadah Corona (Mahkota)

di  Pusaran Wabah Virus Corona

Yang Mengguncang Ketenteraman Dunia »

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti


Ketika sedang tenggelam dalam kontemplasi terkait dengan wabah virus Corona yang mengguncang ketenteraman dunia”, saya mendengar seruan imajiner bertalu-talu di berbagai belahan bumi. Dan seruan imajiner  itu terdengar juga di Indonesia: bertanya-tanya tentang situasi kekelaman yang dihadirkan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia semenjak Maret 2020 hingga 2021, yang diliputi ketidakpastian.

Seruan imajiner yang bertanya-tanya itu menyadarkan serentak menggugah saya—tepat pada jam 03:30 dinihari—selesai doa pada jam jaga malam ketiga (jam 03:00)—untuk merenungkan teks kitab Yesaya 21:11-12: Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: “Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?” Pengawal itu berkata: “Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!”  

Dalam The Holy Bible Revised Standard Version (RSV), Yesaya 21:11-12 diterjemahkan begini: The oracle concerning Dumah. One is calling to me from Se’ir, “Watchman, what of the night? Watchman, what of the night?” The watchman  says: “Morning comes, and also the night. If you will inquire, inquire; come back again.” Teks The Holy Bible RSV ini menarik perhatian saya untuk dianalisis.

***

           

Minggu, 23 Mei 2021

“LIBERALISME dan LIBERTINISME”

 


Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat tahun 2008 terdapat entri liberal, liberalis dan liberalisme. Entri liberal diberi arti 1 bersifat bebas; 2 berpandangan bebas (luas dan terbuka). Dan liberalisme diberi arti 1 aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); 2 usaha perjuangan menuju kebebasan. Arti kata liberal dan liberalisme seperti ini belum memadai benar. Selain itu, dalam KBBI tidak terdapat entri liberti, libertine dan libertinisme.

Kamis, 18 Maret 2021

Jejak Langkah Kehidupan & Pengabdian Drs. Herman Ebenhard Lay Berdasarkan Teori Vibrasi

 Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

 

Drs. Herman Ebenhard Lay

BAGIAN PERTAMA

Daftar Riwayat Hidup dan Pekerjaan

 I.   Nama             :  Drs. Herman Ebenhard Lay.

      TTL                :  Rote, Ringgou, 08 Maret 1940.

      Pendidikan     : - SD 1955, berijazah.

                               - SMP Nasional Ba’a, Rote 1959,

                                  Berijazah.             

                               - SGA Negeri Kupang 1963, ber-

                                  Ijazah. 

                               - PGSLP Negeri Kupang 1971,

                                  berijazah.

                               - Sarjana (S1) FKIP Undana    

                                 Kupang 1987, berijazah.

Rabu, 20 Januari 2021

“Mencermati Sentilan ‘Bodoh’ Prof. Yusuf Leonard Henuk terhadap Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono

 

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

 


                        Saya baca detiknews, Rabu, 13 Januari 2021 - 20:50 WIB. Judul tulisan, “Guru Besar USU Prof Yusuf Leonard Jelaskan Alasan Cuit SBY-AHY Bodoh”. Dalam tulisan ini, “Cuitan” saya ganti dengan kata “sentilan”. Adapun sentilan yang Prof Yusuf Leonard tujukan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono tertulis sebagai berikut: “Yth @SBYudhoyono, memang kau bodoh sekali, karena Pemerintah @jokowi sudah berulangkali ingatkan tak hanya vaksin lalu semua beres, tapi tetap dilakukan 3 M. Kau sok suci bawa-bawa nama Tuhan seperti FPI yang kamu besarkan&dibubarkan @jokowi, jadi terbukti kau memang munafik sekali,” tulis akun @ProfYLH seperti dilihat detikcom.

                      

Kamis, 07 Januari 2021

Epifani

 


Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

Epifani berasal dari kata Yunani, epiphaneia, artinya “penampakan”; “kedatangan”. Kata Yunani ini diserap ke dalam  bahasa Inggris, epiphany. Kata dalam bahasa Inggris ini yang dimasukkan ke dalam KAMUS TEOLOGI Inggris – Indonesia (Henk Ten Napel. BPK Gunung Mulia Cet. Ke-12 Tahun 2012) dan diindonesiakan menjadi epifani.  Dalam KAMUS ISTILAH TEOLOGI (R. Soedarmo. BPK Gunung Mulia Cet. Ke-19 Tahun 2009), kata Yunani, epiphaneia diindonesiakan juga dengan epifani.