Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Senin, 28 Juni 2021

“Wahai Pengawal, Apakah Malam Kan Segera Berlalu?”

 

« Renungan Puitis Ibadah Corona (Mahkota)

di  Pusaran Wabah Virus Corona

Yang Mengguncang Ketenteraman Dunia »

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti


Ketika sedang tenggelam dalam kontemplasi terkait dengan wabah virus Corona yang mengguncang ketenteraman dunia”, saya mendengar seruan imajiner bertalu-talu di berbagai belahan bumi. Dan seruan imajiner  itu terdengar juga di Indonesia: bertanya-tanya tentang situasi kekelaman yang dihadirkan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia semenjak Maret 2020 hingga 2021, yang diliputi ketidakpastian.

Seruan imajiner yang bertanya-tanya itu menyadarkan serentak menggugah saya—tepat pada jam 03:30 dinihari—selesai doa pada jam jaga malam ketiga (jam 03:00)—untuk merenungkan teks kitab Yesaya 21:11-12: Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: “Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?” Pengawal itu berkata: “Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!”  

Dalam The Holy Bible Revised Standard Version (RSV), Yesaya 21:11-12 diterjemahkan begini: The oracle concerning Dumah. One is calling to me from Se’ir, “Watchman, what of the night? Watchman, what of the night?” The watchman  says: “Morning comes, and also the night. If you will inquire, inquire; come back again.” Teks The Holy Bible RSV ini menarik perhatian saya untuk dianalisis.

***

           

Untuk menganalisis Yesaya 21:11-12 (The Holy Bible, RSV) yang dikutip di atas ini, pertama-tama saya ingin memperhatikan Tafsiran Kitab Yesaya Pasal 21:11-12, dalam «Tafsiran Alkitab» KITAB YESAYA Pasal 1-39 karya Pdt. S. H. Widyapranawa, Ph.D., (BPK Gunung Mulia Jakarta, Cetakan ke-7, Tahun 2015). Saya kutip Tafsiran Yesaya 21:11-12 yang diwedarkan oleh Pdt. Widyapranawa, Ph.D., pada halaman 131, 132 sebagai berikut:

            “Nubuat yang pendek ini menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dijawab dengan memuaskan. Nubuat ini juga memakai gambaran seorang pengamat seperti pada ayat 6,10. Jika fajar mulai menyingsing, maka dialah yang dapat melihat lebih dahulu daripada orang-orang yang berada di bawah. Pada tengah malam dia mendapat pertanyaan yang datang dari Seir, yaitu pegunungan di sebelah Tenggara Laut Mati yang merupakan daerah orang-orang Edom. Pertanyaan itu amat mendesak: Masih lamakah malam yang gelap itu? Lalu dijawab oleh pengawal: Fajar akan menyingsing, akan tetapi sekarang masih malam. Baiklah nanti kamu dapat bertanya lagi!

Apa yang dinyatakan itu adalah hal yang biasa-biasa saja; akan tetapi yang jauh lebih sukar ialah untuk menetapkan arti dan situasi historis pertanyaan itu.

Ayat 11. Pertama-tama ialah soal judul. Bagaimanakah kita mengartikan kata “Duma”, yang pada dirinya berarti “kesunyian”. Dalam arti ini menurut sementara penafsir, mempunyai arti simbolis yang melukiskan keadaan Edom yang diliputi oleh kesunyian, kedukacitaan dan kematian, tanpa harapan dan kehidupan. Ada permainan kata antara “Duma” dan “Edom”. Kesulitannya dengan judul ini ialah bahwa nama itu sama sekali tidak terdapat dalam isi selanjutnya.

Si pengawal sekaligus juga berfungsi sebagai nabi; oleh karena itu. mungkin ia adalah orang Yehuda. Sedangkan yang datang bertanya kepadanya adalah orang-orang Edom yang menanyakan mengenai keadaan tanah Edom.

Pertanyaan yang diberikan mempunyai kiasan. Kegelapan dan kesunyian di dalam PL seringkali dipakai untuk menggambarkan suasana penderitaan yang menyedihkan (8:22; 9:1; Am. 5:18, 20). Manusia tidak berdaya terhadap kegelapan semacam itu; hanya Tuhan sajalah yang mampu mengubah kegelapan itu menjadi terang (2 Sam. 22:29; Yes. 42:16). Tidak heran jika orang-orang Edom mengeluh mengenai panjangnya kegelapan malam itu, dan mendambakan munculnya fajar yang terang. Kegelapan tidak selamanya menguasai. Ada saatnya kegelapan itu diusir oleh terang dan kegelapan tidak bisa mengusir terang itu (Yoh. 1:4-5).

Kapan orang-orang Edom menderita semacam itu? Tidak ada jawaban yang jelas. Jika dihubungkan dengan  ucapan ilahi terhadap Moab (Yes. 15, 16) maka kita cenderung untuk menghubungkannya dengan kerajaan Asyur yang memaksakan kuasaNya ke arah selatan, ke Moab dan Edom. Pada waktu itu orang Moab dinasihati oleh Yesaya agar menantikan pertolongan dari Allah Israel saja.

Sebaliknya ada yang menempatkannya pada zaman Neo-Babilonia, menjelang datangnya tentara Madai. Dengan demikian pasal 21:11-12 merupakan Kelanjutan yang wajar dari bagian sebelumnya (ay. 1-10) yang mempunyai latar belakang  zaman yang sama.”

Demikianlah analisis Pdt. Widyapranawa, Ph.D.  Catatan sisipan: (1) Dalam paparan di atas, Pdt. Widyapranawa hanya menyebut Ayat 11 saja. Seharusnya pemaparan diatur secara cermat sehingga ada paparan yang dihubungkan langsung dengan Ayat 12; (2) Terjemahan LAI menulis Duma, seperti terjemahan La Sainte Bible (Prancis) dan terjemahan Das Alte Testament (Jerman). Sedangkan dalam terjemahan Good News Bible Today’s English Version dan The Bible Revised English Version, Duma ditulis Dumah.  Sebenarnya penulisan Duma dan/atau Dumah, sama saja. Namun dalam analisis ini saya memilih Dumah, lantaran Yesaya 21:11-12 The Bible RSV yang saya jadikan rujukan.

***

             Judul: “The oracle concerning Dumah” kelihatannya sederhana, sehingga orang dapat setuju saja dengan terjemahan LAI: “Ucapan ilahi terhadap Duma”. Namun rasanya, judul ini tidak sesuai dengan amanat yang tersirat dalam Yesaya 21:11-12.  Berikut ini saya akan mencatat terlebih dahulu makna ekstensi yaitu makna yang mencakupi objek-objek yang dapat dirujuk dengan kata atau ungkapan oracle.

(1)               Oracle (Yunani Kuno) sebagai medium (tempat) untuk menanyakan masa depan kepada dewa. Oracle juga merujuk kepada medium (tempat) suci umat Yahudi dan Kristen (Sinagoge; Gereja; mimbar pemberitaan khotbah);

(2)               Oracle juga merujuk kepada jawaban yang diberikan kepada orang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hari esok (masa depan);

(3)               Oracle, merujuk kepada “sabda dewata”, “firman Allah”;

(4)               Oracle, merujuk kepada “penjaga, pengintai, peninjau di tempat pengintaian atau menara pengawasan” (Habakuk 2:1, Yesaya 21:6, dyb.);

(5)               Oracle juga merujuk kepada nabi dan/atau nabiah yang ditetapkan Allah untuk menjadi penjaga/pengawal guna menyampaikan nubuat, peringatan atau amanat Allah kepada umat Israel maupun bangsa-bangsa lain (Yehezkiel 3:17, dyb.);

(6)               Oracle juga merujuk kepada nubuat, peringatan, amanat Allah kepada umat Israel maupun bangsa-bangsa lain yang diucapkan oleh nabi sebagai Oracle (passim, dalam Perjanjian Lama);

(7)               Oracle juga merujuk kepada tokoh yang dianggap  dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang hari depan;

(8)               Orakel juga merujuk kepada peramal yang meramalkan masa depan (1 Samuel 28:9. dyb.);

(9)               Oracle, juga merujuk kepada orang berilmu, orang-orang bijaksana yang dianggap dapat memberi arahan, petunjuk, pencerahan (Daniel 2, dyb.).  

(10)           Oracle juga merujuk kepada pemimpin umat (pekabar Injil; pendeta laki-laki atau perempuan; penatua) yang terpanggil mengawal (menggembalakan) umat Tuhan (passim, di dalam Alkitab: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru).

Memperhatikan sepuluh catatan terkait dengan makna ekstensi Oracle di atas, maka Oracle yang disebut dalam Yesaya 21:11-12 merujuk kepada arti/makna yang dijelaskan pada butir (1, 5, 6, 7) di atas. Dengan demikian maka Dumah adalah oracle (medium/tempat) di mana orang-orang Se’ir menanyakan masa depan mereka (1), sebab di Dumah ada seorang tokoh yang berperan sebagai oracle (watchman atau pengawal) yang dapat menjawab pertanyaan orang-orang Se’ir tentang hari depan mereka (6).  Berdasarkan teks Yesaya 21:11-12, maka Yesaya berperan sebagai oracle (watchman) (perhatikan arti/makna ungkapan oracle rujukan butir (1 dan 5) untuk menjawab pertanyaan terkait nasib (penderitaan, bencana, malapetaka) yang dilukiskan sebagai malam yang berkepanjangan yang dikeluhkan oleh  orang yang berseru dari Se’ir (daerah Edom). 

Tanah pegunungan Se’ir adalah daerah Edom (Kejadian 32:3; 36:8; Ulangan 2:5); Esau disebut Edom (Kejadian 25:30; 36:8); keturunan Esau yaitu Edom (Kejadian 36:1); Dengan demikian disebutkan: keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Se’ir (Kejadian 36:9). Mengenai Dumah, ada dua petunjuk di dalam Perjanjian Lama yang patut diperhatikan sekaligus dibedakan. (1) Dumah sebagai salah seorang anak keturunan Ismael (Kejadian 25:14; 1 Tawarikh 1:30); dan (2) Dumah sebagai salah satu kota dari sembilan kota suku bani Yehuda di Pegunungan dekat batas tanah Edom (Yosua 15:1, 52). Dengan demikian, pegunungan Se’ir (tanah Edom) yang berbatasan dengan Dumah inilah yang disebutkan pada judul teks Yesaya 21:11-12: The Oracle concerning Dumah”. (3) Dumah atau Duma, merujuk kepada kata doom, yang berarti: takdir; pembalasan dari Tuhan; kutukan; untung malang; keruntuhan; kehancuran; puing; reruntuhan (Chambers Twentieth Century Dictionary. W & R Chambers Ltd. London 1972, hlm.386, 401). Berdasarkan analisis ini, judul Yesaya 21:11-12 menyiratkan makna oracle tentang doom (takdir, kutukan, pembalasan dari Tuhan, untung malang, keruntuhan, kehancuran) yang diucapkan oleh watchman dari Dumah yang ditujukan terhadap orang yang bertanya dari Se’ir [tanah Edom] (Yehezkiel 35:1-15; Maleakhi 1:4).

Dengan mempertimbangkan analisis ini, maka judul “Ucapan ilahi terhadap Duma” menurut hemat saya, tidak benar. Alasannya:  penggunaan kata terhadap Duma, menyarankan arti ucapan ilahi itu ditujukan terhadap Duma, sebab kata terhadap adalah kata depan untuk menunjukkan arah; kepada; lawan; sehingga judul “Ucapan ilahi terhadap Dumah” nadanya dapat ditafsirkan sebagai “Ucapan ilahi yang ditujukan kepada Dumah” dan/atau “Ucapan ilahi yang bertujuan melawan Dumah”. Padahal Dumah adalah tempat di mana watchman (oracle), menjawab seruan orang dari Se’ir yang bertanya tentang hari esok (masa depan). Menurut pertimbangan saya, judul yang ditulis dalam The Bible RSV, The oracle concerning Dumah, lebih sesuai dengan amanat yang tersirat dalam teks Yesaya 21:11-12; sebab kata conserning yang dapat diterjemahkan dengan berkenaan dengan; yang bertalian dengan, selaras dengan oracle yang disampaikan dari Dumah kepada orang yang bertanya dari Se’ir. Dalam La Sainte Bible (bahasa Prancis), Yesaya 21:11-12 diberi judul, “Oracle sur Duma” yang menyarankan arti Oracle dari Duma.

Catatan sisipan: tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) telah mengadopsi kata oracle ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis orakel, namun arti yang diberikan untuk kata ini dalam KBBI sempit dan dangkal, bahkan mubazir dan tidak berguna. Dalam KBBI, orakel diberi arti: 1 ramalan atau pesan yang diberikan oleh orang suci atas petunjuk dewa pada zaman Yunani Kuno; 2 keajaiban. Arti butir 1 sama dengan arti oracle butir 1 dalam The Advanced Learner’s Dictionary Of Current English. Tetapi arti butir 2 keajaiban, benar-benar salah! Kelihatannya tim penyusun KBBI mengalami gangguan berpikir, sehingga keajaiban yang seharusnya merupakan salah satu arti kata miracle dipungut dan dihisabkan sebagai arti butir 2 kata oracle. Perlu dicatat di sini bahwa kata oracle (Inggris), asal kata Latin, ōrāculum—ōrāre artinya, to speak (berbicara), tidak memberi petunjuk yang mengarah kepada arti keajaiban! Kata miracle (Inggris) yang berarti 1 keajaiban; mukjizat. 2 hal atau contoh yang menakjubkan; berasal dari kata Latin, mirāculum—mirāri, -ātus, artinya, to wonder at.

Selanjutnya, patut diperhatikan pula bahwa orang dari Se’ir hanyalah orang biasa [bernasib malang] yang dirundung malam; dan pertanyaan yang diserukan orang dari Se’ir (ayat 11) bukan oracle, melainkan hanya pertanyaan biasa yang tersirat di dalamnya kegelisahan orang Se’ir yang dirundung malam.  Apakah gerangan malam yang dilukiskan sangat lama merundung orang Se’ir di tanah Edom?

Merujuk kepada kitab Bilangan 24:18 kita memperoleh petunjuk bahwa ada nubuat tentang Edom dan Se’ir bahwa “Edom akan menjadi tanah pendudukan dan Se’ir akan menjadi tanah pendudukan – musuh- musuhnya”. Yesaya juga memberitahukan hukuman TUHAN atas Edom: “Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas Yesaya 34:5). Yeremia juga sudah menyampaikan amanat TUHAN bahwa “Edom akan menjadi ketandusan; setiap orang yang melewatinya akan merasa ngeri dan bersuit karena segala pukulan yang dideritanya…” (Yeremia 49:17-22).  Yehezkiel juga menyampaikan nubuat (firman TUHAN) melawan Edom: “…Aku akan melakukan pembalasan-Ku terhadap Edom dengan tangan umat-Ku Israel. Dan mereka akan memperlakukan Edom selaras dengan murka-Ku dan amarah-Ku,….” (Yehezkiel 25:12-14). Yehezkiel juga mengungkapkan murka TUHAN atas pegunungan Se’ir: “… Aku akan  melawanmu hai pegunungan Se’ir dan Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawanmu dan akan menjadikan engkau musnah dan sunyi sepi. Aku akan menjadikan kota-kotamu reruntuhan dan engkau menjadi sunyi sepi…” (Yehezkiel 35:2-15). Demikianlah nasib malang (bencana, malapetaka, kehancuran, kesunyian, kengerian, penderitaan) yang merundung Se’ir dan Edom—yang dilukiskan juga secara figuratif dengan kata atau ungkapan malam, yang tersirat dalam jawaban Pengawal dari Dumah (Yesaya 21:11-12).

***

“Watchman, what of the night? Watchman what of the night?” (Yesaya 21:11) . Kalimat ini dibangun dalam majas interogasi untuk meminta pendapat dari orang yang ditanyai. Nosi (pendapat, pikiran, gagasan, pengertian) dan emosi (perasaan yang meluap-luap; perasaan batin yang keras) yang tersirat dalam dua kalimat bermajas interogasi tersebut sama. Nosi dan emosi yang tersirat dalam kalimat pertama, diulangi dalam kalimat kedua yang sama dengan kalimat pertama. Ini adalah majas repetisi untuk mengaksentuasi dan mengimpresifkan nosi dan emosi yang tersirat dalam kalimat tersebut. Ungkapan watchman dalam ayat ini bukan merujuk kepada ungkapan night-watchman yakni peronda malam atau penjaga malam¸ melainkan watchman dalam arti seperti telah diuraikan pada halaman 4 dan 5.

Penggunaan kalimat bermajas interogasi dalam Yesaya 21:11 digunakan juga dalam Das Alte Testament (bahasa Jerman): “… Wächter, wie weit ist’s in der Nacht? Wächter, wie weit ist’s in der Nacht?”  La Sainte Bible (bahasa Prancis) juga mempergunakan kalimat bermajas interogasi: “Sentinelle, que dis-tu de la nuit? Sentinelle,  que dis-tu de la nuit?” Sedangkan dalam Good News Bible (Today’s English Version), Yesaya 21:11 dibangun dengan majas repetisi dalam susun kata variatif: “Sentry, how soon will the night be over? Tell me how soon it will be end.”

Frasa what of the night bukan menanyakan tentang lamanya  waktu malam berlangsung (nightlong) melainkan menanyakan  tentang hal atau tentang perihal malam dalam arti figuratif, yang terasa sangat lama dialami oleh si penanya. Kata atau ungkapan night (malam) dalam frasa ini tidak boleh dipahami secara leksikal yang merujuk kepada dark hours between sunset and sunrise (waktu gelap antara matahari terbenam dan matahari terbit); melainkan harus dipahami secara figuratif yang merujuk kepada time of sadness or sorrow; affliction; depression; misfortune; death (waktu kesusahan atau kesedihan; penderitaan, bencana; duka cita, kemasygulan, kemurungan, keadaan serba sulit; kemalangan, nasib buruk, kematian, maut). Hal atau perihal (keadaan, peristiwa, kejadian) yang tersirat dalam kata atau ungkapan malam, yang merundung orang Edom dan Se’ir seperti telah diwedarkan di atas inilah yang mendorong orang dari Se’ir berseru kepada Oracle di Dumah guna menanyakan tentang masa depan mereka: Watchman, what of the night? Watchman, what of the night? Catatan sisipan: mengenai arti/makna figuratif kata-kata atau ungkapan yang diwedarkan dalam analisis ini, saya merujuk pada Chambers Twentieth Century Dictionary; The Lexicon Webster Dictionary; The Advanced Lerner’s Dictionary Of Current English; dan Roget’s Pocket Thesaurus.

Ungkapan what of dalam hubungannya dengan ungkapan the night yakni what of the night? menyarankan arti bagaimana tentang malam? apa yang menyusul sesudah malam? (ungkapan malam dalam kalimat tanya ini merujuk kepada arti figuratif malam yang dikemukakan di atas). Berkenaan dengan nosi dan emosi yang tersirat dalam kalimat bermajas interogasi seperti inilah the watchman yang berada di Dumah berkata: Morning comes, and also the night. If you will inquire, inquire; come back again.”  (Pagi datang dan juga malam. Jika engkau ingin bertanya, bertanyalah; kembali sekali lagi. «Jika engkau ingin bertanya, kembalilah sekali lagi untuk bertanya. »).

Morning comes (pagi datang). Morning, dalam bahasa Inggris Kuno, morwening; bahasa Gothic, maurgins; akar kata-nya terlihat dalam bahasa Lithuania, mirgu, artinya glimmer = berkedip-kedip; cahaya yang berkedip-kedip; arti figuratif berkenaan dengan nasib, not a glimmer of hope = tidak ada harapan sedikitpun. Morning dalam Yesaya 21:12 bukan merujuk kepada daylight (siang hari) dan bukan merujuk pula arti leksikal gleam yang berarti (ber)cahaya; (ber)sinar; melainkan merujuk kepada arti figuratif: secercah harapan; sesaat bergembira saja; tidak ada harapan sedikitpun. Arti figuratif kata/ungkapan morning yang dijelaskan inilah yang tersirat di dalam frasa morning comes.

Mengapa Edom dan Se’ir dikatakan hanya akan mengalami secercah harapan; sesaat bergembira saja; dan/atau tidak ada harapan sedikitpun? Jawabannya tersirat dalam frasa berikutnya: and also the night……[comes] (dan juga malam)….[datang]. Ya, secercah harapan; sesaat bergembira datang (= morning comes) tetapi bersamaan dengan itu, tidak ada harapan sedikitpun karena malam juga datang  (penderitaan; bencana; kesengsaraan; duka cita; nestapa … juga datang). Dengan demikian, malam (night) tetap ada, merundung Edom dan Se’ir; dan siang (daylight) yang dirindu-harapkan untuk datang menyingkirkan malam (night) ternyata hanya sebatas pagi (morning); hanya sebatas cahaya yang berkedip-kedip; secercah harapan; dan hanya sesaat bergembira saja; karena malam (night) tetap merundung-mencengkam.

***

Demikianlah nasib Edom dan Se’ir pada tempo baheula, beberapa ratus tahun Sebelum Masehi! Edom dan Se’ir tidak tercatat sebagai bangsa dan negara dalam peta bangsa-bangsa dan negara-negara modern. Akan tetapi malam (night) dan pagi (morning) yang merundung Edom dan Se’ir tetap eksis sepanjang masa, sepanjang abad dalam sejarah kehidupan umat manusia.  Malam dalam berbagai macam kegetiran terjadi dan berlangsung di mana-mana: peperangan, bencana alam, radikalisme, terorisme, ekstremisme, brutalisme dan premanisme setiap hari menjadi topik berita. Malam yang mencengkam Palestina akibat agresi Israel kapankah akan berakhir? Begitu pula sebaliknya malam yang mencengkam Palestina lantaran aksi Hamas yang memancing reaksi Israel, kapankah akan berakhir? Dari Palestina terdengar suara orang berseru-seru kepada PBB dan Dewan Keamanan PBB: Wahai Pengawal, Kapankah malam yang mencengkam dan merundung kami kan berakhir!? Pengawal di PBB dan Dewan Keamanan PBB tidak memberikan jawaban pasti selain seruan gencatan senjata!

Terkait dengan malam yang ditimbulkan oleh virus Corona  yang awalnya muncul di Wuhan, China, kemudian menyebar dan mewabah di berbagai penjuru dunia, menggelisahkan semua orang dari berbagai pelosok dunia sehingga bertanya-tanya: kapankah malam virus Corona ini kan berlalu? Dan Pengawal kesehatan tingkat dunia di WHO menjawab: Malamnya Covid-19 masih berlanjut, sebab virus corona varian Inggris, Afrika Selatan, India, dan beberapa varian lain bermunculan memperpanjang durasi malamnya Covid-19. Karena itu, terapkanlah lockdown di mana perlu; disiplinkanlah diri dengan protokol kesehatan; serta jalanilah kehidupan setiap hari berdasarkan  new normal. Program vaksinasi tetap harus didukung dengan penerapan protokol kesehatan dan new normal.

Akan tetapi satu sandaran yang teguh bagi setiap orang beriman ialah “Yesus Juruselamat; sebab Yesus adalah Dokter di atas segala dokter; Tabib di atas segala tabib”!

Selain dari malamnya virus Corona yang tersebar dari Wuhan (China) seperti telah disebutkan di atas, juga dari China ada ancaman kedahsyatan malam yang akan mencengkam Taiwan! Dari China juga ada ancaman kedahsyatan malam yang dapat terjadi di Laut China Selatan. Dan apabila Taiwan dicengkam malam serta Laut China Selatan dirundung malam yang dihadirkan oleh China,  niscaya dampak malamnya  akan dialami banyak pihak, tak terkecuali Indonesia!

Yang menjadi pertanyaan untuk direnungkan ialah: apakah malam yang dihadirkan oleh virus Corona dalam berbagai macam kegetiran yang semakin kuat mencengkam umat manusia sedunia sekarang ini adalah kutukan dan/atau hukuman dari Tuhan?! Terhadap pertanyaan ini banyak pihak telah mengemukakan pandangan dan dugaan mereka. Dan saya sendiri telah mewedarkan hasil renungan tentang malam yang dihadirkan oleh wabah virus Corona dalam sebuah buklet berjudul, Renungan Puitis Ibadah Corona (Mahkota) di Tengah Pusaran Virus Corona Yang Mengguncang Ketenteraman Dunia (Kupang, 21, 31 Mei 2020). Di balik malam yang dihadirkan oleh wabah virus Corona Tuhan hadir dan membunyikan lonceng peringatan bagi setiap orang yang mengaku percaya kepada-Nya. Lonceng peringatan itu bertujuan untuk menjagakan setiap orang percaya agar tetap bersandar pada Tuhan di dalam setiap kemelut hidup.

Berdasarkan hasil renungan saya, malam yang dihadirkan oleh wabah virus Corona  bukan kutukan dan/atau hukuman dari Tuhan! Malam yang dihadirkan oleh virus Corona adalah ulah dan kecerobohan manusia! Karena asal mulanya virus Corona dari Wuhan, China, maka ulah dan kecerobohan tersembunyi di sana! Dalam renungan puitis ibadah Corona tertanggal 21 Mei 2020 malam, jam 03.30, saya memperoleh petunjuk yang saya ungkapkan dalam baris kalimat bermajas Interogasi: “… apakah virus corona adalah akibat kelakuan tak beretika para pakar atau akibat kecerobohan uji coba para ahli di ruang laboratorium yang berimbas telah menyengsarakan sesama manusia yang rentan penyakit?” (baca: Renungan Puitis Ibadah Corona (Mahkota) di Pusaran Wabah Virus Corona Yang Mengguncang Ketenteraman Dunia, hlm. 3, dyb.).

Sebagai seorang yang berimankan Yesus, Tuhan dan Juruselamat, saya mau bersaksi dan mengajak setiap orang yang membaca buklet ini untuk tetap tenang dan tabah menatap realitas faktual dan realitas objektif dunia kehidupan dewasa ini yang sedang dirundung malam yang dihadirkan oleh virus Corona yang mencengkam!

ALLAH di dalam Yesus, Tuhan dan Juruselamat tetap hadir untuk menolong Saudara dan saya! ***  (Kupang, 31 Mei 2021)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar