Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Rabu, 27 Mei 2020

“Doa Di Kemah Ibadah Gunung Sinai”



(A. G. Hadzarmawit Netti)


di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba sujud menyembah-Mu, ya ALLAH
menggumuli virus corona
 mewabah dunia raya
yang dicengkam persaingan nuklir
perang dingin dan perang bintang

di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba rumuskan doa kepada-Mu, ya ALLAH
bagi negeri bineka Indonesia
yang ingar bingar pelampiasan dendam,
dan kedengkian
yang tak kunjung berakhir
lantaran ambisi
walau tengah disergap virus corona


di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba-Mu menggumuli keruntuhan
kemanusiaan manusia
lantaran keserakahan dan  nafsu merajai
dunia dan jagat raya
lantaran kefasikan
dan kekafiran modern
mencabuli moralitas, menistai spiritualitas,
menafikan kehadiran-Mu, ya ALLAH.

di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba-Mu menyaksikan pertarungan imajiner:
terlihat kelompok manusia yang merindukan kedamaian
berjuang demi kedamaian,
terlihat kelompok orang yang mengakrabi kedurjanaan
terus menabur benih kedurjanaan
di tengah penyebaran virus corona.

di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba-Mu terkurung dalam bilik isolasi
mengasingkan diri untuk berdoa demi pemulihan
 tatanan hidup manusia bermartabat
bangsa beradab.
Ya, ALLAH, dengarkanlah doa hamba-Mu!

tiba-tiba terdengar suara lantang dari ufuk timur:
“ada orang-orang yang menjadi sakit
oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa,
dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka”
ah! bukankah itu suara pemazmur
seratus tujuh ayat tujuh belas?
apakah virus corona adalah akibat kelakuan tak beretika
para pakar
atau akibat kecerobohan uji coba
para ahli di ruang laboratorium?

lalu terdengar pula suara lain membahana dari ufuk barat:
“adakah sangkakala ditiup di suatu kota,
dan orang-orang tidak gemetar?
adakah terjadi malapetaka di suatu kota,
dan TUHAN tidak melakukannya?”

ya! itulah suara amos tiga ayat enam
yang membuat hamba-Mu tersentak.

terbayang dalam angan berbagai kisah:
ALLAH hadir dalam petir,
 ALLAH hadir dalam gempa dan tsunami;
ALLAH hadir dalam sampar; ha-i-ve—aids
dan corona virus disease?!

di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba-Mu berserah dalam kesendirian
dan kesepian
tanpa busana bermotif etnis timor, rote, sabu, dan alor
membisu tanpa bahasa dan syair
berdialek alor, sabu, rote, dan timor
tanpa terdengar pekikan perang, bunyi gong, dan tarian
 pedang dan tombak tak lagi mengancam
kekudusan di kemah ibadah-Mu, ya ALLAH.

di kemah ibadah Gunung Sinai
hamba-Mu menggumuli suatu kelahiran hidup baru
di tengah covid-19
bagi umat manusia yang manusiawi
bagi umat-Mu, ya ALLAH
yang beribadah tanpa pekikan perang
melainkan: haleluya!
tanpa tangan yang menggenggam tombak dan pedang
selain kitab kudus dan kidung jemaat;
dan mulut para pewarta kabar sukacita
 yang tidak mendongeng dan melawak
tetapi sebagai pintu air yang mengalirkan kebenaran
dan keadilan bergulung-gulung.


(Kupang, 21 Mei 2020)

Catatan: kemah ibadah Gunung Sinai,
adalah sebutan untuk Rumah Ibadah Jemaat Gunung Sinai
di Kelurahan Naikolan, Kecamatan Maulafa,
Kota Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar