Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Selasa, 27 Juni 2023

BAGIAN KEDUA - ALLAH adalah BAPA dalam Perjanjian Baru

 


(Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti)

 

Robert Ernest Hume, Ph.D., dalam bukunya, The World’s Living Religion (New York. Charles Scribner’s Sons 1933:251) mengatakan bahwa dalam Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes, tercatat kira-kira 150 kali Yesus menyebut  Allah dengan sebutan Bapa. Sebutan Bapa digunakan dalam 61 ayat; sebutan Ya Bapa dalam berdoa kepada Allah terdapat dalam 17 ayat; Bapa-Ku dalam 50 ayat; Bapa-mu, kadang-kadang Bapa-mu yang di surga  dalam 18 ayat; dan Bapa kami, dalam doa yang Yesus ajarkan (Matius 6:9; Lukas 11:2). Seluruhnya, sebutan Bapa yang ditujukan kepada Allah dalam Perjanjian Baru terdapat kira-kira 500 kali.

Hasil penelitian Robert Ernest Hume sebagaimana dikutip di atas ini, sampai dengan bulan September tahun 2014, saya andalkan dalam aktivitas autodidaktik saya. Namun sejak 9 Oktober 2014, hasil penelitian Robert Ernest Hume tersebut telah saya simpan dan mempergunakannya sebagai perbandingan, karena saya telah menghasilkan penelitian sendiri. Berdasarkan hasil penelitian saya, dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, Yesus menyebut Allah dengan sebutan Bapa sebanyak 184 kali; dan Yesus menyebut Allah dengan sebutan Abba (bahasa Aram) yang juga berarti Bapa satu kali. Dalam Kisah Para Rasul sampai kitab Wahyu, Allah disebut Bapa oleh para penulis kitab dan surat-surat pastoral, sebanyak 76 kali; dan Allah disebut Abba (bahasa Aram) yang juga berarti Bapa dua kali. Dengan demikian, secara keseluruhan, di dalam Perjanjian Baru Allah disebut Bapa sebanyak 260 kali, dan Allah disebut Abba (bahasa Aram) yang juga berarti Bapa tiga kali. Total, terdapat 263 kali sebutan Bapa untuk Allah di dalam Perjanjian Baru. Hasil penelitian saya niscaya masih kurang, namun melalui penelitian ini saya merasa puas lantaran dapat mengetahui alasan-alasan injili mengapa Allah secara konstan di sebut Bapa.

Catatan sisipan: Yesus menyebut Allah dengan sebutan Bapa ketika Yesus berumur 12 tahun (Lukas 2:49). Dan karena Yesus secara konstan menyebut Allah adalah Bapa-Nya,  maka setiap orang percaya—karena  Yesus dan di dalam Yesus—menyebut  Allah,  Bapa!

Dengan demikian sangat gamblang (jelas dan mudah dimengerti), berdasarkan kesaksian Yesus, Allah adalah Bapa-Nya; oleh karena itu apabila Yesus menyebut Bapa maka sebutan itu ditujukan (atau dialamatkan) kepada Allah. Apakah ada “Allah” lain di samping Allah yang Yesus sebut Bapa? Jawaban atas pertanyaan ini pun gamblang: tidak ada “Allah” lain di samping Allah yang Yesus sebut Bapa. Jadi, Allah yang Yesus sebut Bapa itu adalah satu-satunya Allah yang benar yang patut diimani dan disembah oleh setiap orang yang  berimankan Yesus. Apabila ada allah-allah lain, maka itu adalah allah-allah atau ilah-ilah dalam kepercayaan animisme dan dinamisme. Penulis Injil Yohanes 17:3 mencatat pernyataan Yesus: “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Perhatikan sebaik-baiknya ayat ini. Kata ganti Engkau dalam ayat ini dipergunakan oleh Yesus untuk menyapa Bapa  yang disebut dalam ayat 1 dan ayat 2. Dengan demikian frasa yang berbunyi “mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar” sama artinya dengan “mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar”. Perhatikan pula frasa yang berbunyi, “satu-satunya Allah yang benar”, transkripsi bahasa Yunaninya: ton monon alēthinon theon. Ungkapan “ton monon” dalam bahasa Yunani bersinonim dengan ungkapan “satu-satunya” dalam bahasa Indonesia; dan  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-4, cetakan pertama, tahun 2008, ungkapan “satu-satunya” artinya “hanya satu, tiada yang lain”. Ungkapan ini memberi petunjuk yang gamblang pula tentang “keesaan Allah” yang Yesus sebut Bapa.

Keesaan Allah yang tersirat dalam Yohanes 17:3 tersebut telah Yesus kemukakan secara gamblang dalam Markus 12:29, 30:  “Jawab Yesus, ‘Perintah yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu…”  Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa yang disaksikan dalam Markus 12:29 itu transkripsi bahasa Yunaninya: kurios ho theos hēmōn kurios heis estin.

Selain Yohanes 17:3 dan Markus 12:29, dalam Perjanjian Baru, Allah yang Esa disebutkan juga antara lain dalam 1Timotius 2:5: “Karena Allah itu esa,…” (heis gar theos,…);  Yudas 1:25: “Allah yang esa…” (monō[i] theō[i]…); 1 Korintus 8:4: “… jika benar Allah esa” (theos ei mē heis); 1 Timotius 1:17: “…Allah yang esa…” (… monō[i] theō[i]…); Galatia 3:20: “… Allah adalah satu” (… theos heis estin); Roma 3:30: “Sebab Allah memang satu…” (eiper heis ho theos…); 1 Korintus 8:6: “namun bagi kita hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa,” (all hēmin heis theos ho patēr, …); Efesus 4:6: “satu Allah dan Bapa…” (heis theos kai patēr…,); Roma 16:27: “satu-satunya Allah yang penuh hikmat, …” (monō[i] sophō[i] theō[i], …); Yohanes 5:44: “… Allah yang Esa” ( tou monou theou…); Matius 23: 9: “…. hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga” (heis gar estin humōn ho patēr ho ouranios).  Demikianlah beberapa kutipan dari Perjanjian Baru bahasa Yunani yang menyatakan bahwa Allah itu Esa;  atau  Allah yang disebut Bapa itu Esa.

Jikalau Allah itu esa, bagaimanakah dengan doktrin trinitas? Doktrin trinitas itu adalah  arajan Gereja. Dasar ajaran Gereja ini tersirat di dalam Alkitab. Cuma perumusannya dan/atau penjelasannya macam-macam sehingga mengesankan “ada tiga Allah”, padahal sesungguhnya “Allah itu esa (satu; tunggal)”. Dalam artikel ini saya tidak membahas secara detail tentang doktrin trinitas. Namun  setelah membaca, mempelajari, mencermati, dan menghayati kesaksian Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) secara komprehensif, maka saya menyimpulkan rumusan trinitas sebagai berikut: “Allah yang esa (‘echᾱd) secara fungsional dalam karya penciptaan, penebusan, dan penyelamatan, menyatakan diri dalam citra Bapa sebagaimana diperkenalkan oleh Yesus sebagai Anak-Nya dan Roh Kudus sebagai Penolong yang menyertai setiap orang percaya sampai kesudahan zaman.”  Inilah rumusan trinitas yang—menurut pertimbangan saya—Alkitabiah dan Injili, sebagaimana tersirat dalam pernyataan Yesus: “Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19); dan yang tersirat pula dalam pernyataan berkat Rasul Paulus: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:13.

Catatan:

1.      ALLAH atau TUHAN bangsa Israel dalam Perjanjian Lama yang disebut YHWH dan/atau El [Elohim] disebut  theos  dalam Perjanjian Baru  bahasa Yunani.

2.      Theos juga dipakai untuk menyebut dewa, dewi, atau ilah (Kisah 19:37; 2 Kor.4:4).

3.       Sebutan adon [adonai] yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: Tuhan, tuan, dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani disebut, kurios. Jadi, kurios ho theos atau kurion ton theon artinya “Tuhan Allah”. Yesus juga disebut kurios yang artinya Tuhan (Kisah 7:59; 19:5; 21:13; 1 Kor.5:4; 1 Kor.11:23; 1 Kor.16:23, dyb.) Sedangkan kata kurios yang ditujukan kepada manusia dan diterjemahkan tuan dalam bahasa Indonesia, misalnya Matius 6:24; Lukas 16:13; Mat.10:24; Mat.21:33, 36, 40; Mat.25:19, 20, 21, 22, 25; Yoh.13:16; 15:20; Ef.6:5,9; 1 Pet.2:18; 3:6.

4.      Yesus Kristus adalah Tuan di atas segala tuan (1 Tim.6:14,15; Wah.17:14; 19:16)

5.      Mengenai 1 Timotius 1:17 yang saya sebutkan di atas, saya terjemahkan dari teks bahasa Yunani; “…monō[i] theō[i]…” Patut diingat, i dalam tanda kurung siku [i] berdasarkan catatan dalam tata bahasa Yunani, tidak diucapkan. (Perjanjian Baru Indonesia Yunani. LAI 2000.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar