Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Kamis, 15 September 2011

Hē archē


Setelah membaca opini Esra  Alfred Soru, “Telaah Teologis Atas Buku ALLAH DALAM ALKITAB & ALQURAN  karangan Frans Donald (FD) Yesus Bukan Allah?” yang diterbitkan secara bersambung di Harian Pagi Timor Express (Timex) edisi Senin, 13 November 2006 sampai Jumat, 17 November 2006, saya merasa tertarik untuk memberikan  catatan pinggir terhadap beberapa konsepsi teologis yang Esra Alfred Soru kemukakan dalam berpolemik dengan Frans Donald. Tujuan yang ingin dicapai melalui catatan pinggir (marginalia) ini bukan ‘siapa yang kalah dan siapa yang menang’, melainkan ‘kebenaran’. Dan berkenaan dengan kebenaran yang ingin dicapai, kaidahnya tidak bisa diukur dengan rumusan kebenaran dalam ilmu-ilmu yang instruksional dan doctrinal, melainkan dengan rumusan kebenaran deskriptif yang dapat dipertanggungjawabkan  secara teologis-alkitabiah yang mencerminkan kebenaran secara komprehensif, bukan secara parsial. Untuk itu, dalam marginalia ini saya hanya akan menyiasati  apa gerangan yang dimaksudkan dengan hē archē dalam Wahyu 3:14.

Kata Gerika, hē archē, dalam A Concise Greek-English Dictionary 0f the New Testament dan A Pocket Lexicon To The Geek New Testament, memiliki beberapa arti antara lain: “permulaan, asal, asal-usul, asal mula, pangkal, sumber, pertama, penyebab pertama, alasan pertama; yang menjadi dasar, dasar utama, dasar yang terpenting; kekuasaan, wewenang; memerintah, wewenang memerintah, kekuasaan memerintah”. Arti kata hē archē sebanyak ini memiliki nuansa makna, karena itu, berkenaan dengan Wahyu 3:14, kita harus memilih arti kata yang paling sesuai atau paling sepadan. Untuk itu, konteks (susunan atau hubungan kalimat yang membantu menunjukkan arti) harus kita perhatikan secara saksama, di samping mencermati kerugma Perjanjian Baru di mana kata/ungkapan hē archē dipergunakan.  

Sekarang, marilah kita perhatikan Wahyu 3:14 menurut teks Perjanjian Baru Bahasa Gerika yang transkripsinya berbunyi sebagai berikut: Tade legei ho amēn, ho martus ho pistos kai alēthinos, hē archē tēs ktiseōs tou theou. LAI menerjemahkan ayat ini: “Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”, dan RSV menerjemahkan: “The words of the Amen, the faithful and true witness, the beginning of God’s creation”. Dari sekitar 17 arti kata hē archē yang disebutkan di atas, terjemahan LAI dan RSV memilih kata “permulaan” (“the beginning”) sebagai arti yang sepadan untuk kata Gerika hē archē yang dipakai dalam Wahyu 3:14. Sebelum menyiasati apakah terjemahan LAI dan RSV ini tepat/sesuai atau tidak, saya merasa tertarik untuk mencermati opini Esra Alfred Soru (selanjutnya akan saya sapa, Esra).

Dalam opini bagian pertama (Timex, Senin, 13-11-2006), Esra membandingkan “beginning” dengan “to begin” yang dirujuk dari Webster’s New World Dictionary, yang menjelaskan bahwa “to begin” bisa diartikan “to cause to start” (menyebabkan untuk mulai), atau “to cause to come into being” (menyebabkan ada/tercipta), atau “originate” (memulai); sedangkan “beginning” bisa diartikan “a starting” (suatu pemulaian) atau “origin” (asal-usul), atau “source” (sumber). Esra kemudian merujuk NASB yang menerjemahkan archē sebagai “beginning”, tetapi memberikan catatan kaki, “origin or source” (asal-usul atau sumber). Juga NKJV menerjemahkan archē sebagai “beginning”, tetapi menuliskannya, “Beginning” (huruf pertama menggunakan huruf besar), dimaksudkan sebagai ‘gelar ilahi’ bagi Yesus.  Selanjutnya, untuk menjelaskan makna “beginning”, Esra mengutip William Barclay yang mengatakan: “Ungkapan ini dalam bahasa Inggris berarti ganda. Ungkapan ini bisa diartikan bahwa Yesus adalah pribadi pertama yang diciptakan, atau bahwa Ia memulai proses penciptaan. …Adalah arti kedua yang dimaksudkan di sini.

Untuk mengukuhkan bahwa makna yang tersirat dalam kata “beginning” itu adalah ‘Yesus yang memulai proses penciptaan’ sebagaimana dijelaskan oleh William Barclay, Esra merujuk terjemahan beberapa Alkitab yang tidak memilih kata “beginning” sebagai terjemahan  archē. NIV menerjemahkan archē dengan “the ruler” (pemerintah/penguasa); Living Bible menerjemahkannya dengan “the primeval source” (sumber yang mula-mula); dan FAYH menerjemahkannya dengan “sumber”. Lebih lanjut Esra mengutip Walter Martin yang antara lain mengatakan: “Kata Yunani ‘arkhe’ (Wahyu 3:14) bisa dengan benar diterjemahkan ‘asal-usul’ … Maka Wahyu 3:14 menyatakan bahwa Kristus adalah… ‘asal-usul’ atau ‘sumber’ dari ciptaan Allah”. Dan akhirnya Esra membuat kesimpulan: “Jadi kata ‘arkhe’ memang bisa digunakan dalam arti “penyebab/ sumber/ asal-usul”. Demikianlah penjelasan Esra seputar makna kata hē archē  yang terdapat dalam Wahyu 3:14.

Dari uraian di atas, tersirat secara halus penolakan Esra jika kata hē archē dalam Wahyu 3 :14 diterjemahkan dengan kata “permulaan” (“the beginning”), karena Esra cenderung memilih kata “penyebab, sumber, asal-usul” sebagai arti yang dianggap paling tepat untuk kata Gerika, hē archē. Alasan penolakan Esra terhadap kata “permulaan” (“the beginning”), kelihatannya merupakan sebuah upaya untuk menepis ajaran Saksi Yehova dan pendapat Frans Donald yang mengatakan bahwa Wahyu 3:14 menunjukkan bahwa “Yesus adalah permulaan dari ciptaan Allah”, dalam pengertian, “Yesus adalah ‘makhluk’ atau pribadi pertama yang diciptakan Allah”, sebagaimana diartikan juga oleh William Barclay. Jikalau ini yang menjadi dasar pertimbangan Esra, dan memang demikian, ternyata konsepsi teologis alkitabiah Esra mengenai hē archē dalam Wahyu 3:14 sangat sempit dan dangkal, sebab Esra hanya merujuk pada “arti kata leksikal” dan kepelbagaian pilihan kata dalam beberapa versi (terjemahan) Alkitab. Penjelasan Esra tentang hē archē dalam Wahyu 3:14 sama dengan penjelasan Budi Asali dalam diktat “Saksi-Saksi Palsu YEHUWA” Jilid I, halaman 31-35. Dan saya yakin, Esra mengutip penjelasan dan pandangan Budi Asali 100% tanpa menyebut sumber. Praktik seperti ini mencerminkan ketidakjujuran dan korupsi (kecurangan) yang memalukan.

Sebenarnya, kata Gerika hē archē  dalam Wahyu 3:14 yang diterjemahkan oleh LAI dengan “permulaan” dan yang diterjemahkan dalam RSV dengan “the beginning” itu sudah tepat dan sangat memadai jika dibandingkan dengan terjemahan NIV, Living Bible dan FAYH yang Esra rujuk itu. Kata hē archē dalam Wahyu 3:14 yang diterjemahkan dengan “permulaan” (“the beginning”) itu harus dipahami berdasarkan isi kerugma Yohanes 1:1, En archē(i) ēn ho logos, yang artinya “Pada mulanya adalah Firman”; dan Yohanes 1:2, houtos ēn en archē(i) pros ton theon” yang artinya “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah”. Perhatikanlah isi kerugma selengkapnya dari Yohanes 1:1-4: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Inilah makna “Yesus”—yang disaksikan dalam Wahyu 3:14—sebagai hē archē tes ktiseōs tou theou yang artinya “permulaan dari ciptaan Allah”, yang tak lain artinya: Pada permulaan penciptaan sebagaimana disaksikan dalam Yohanes 1:1-4, “Yesus ada bersama-sama dengan Allah dalam proses penciptaan”, jadi: “Yesus bukan ‘makhluk’ atau pribadi pertama yang diciptakan Allah, melainkan Yesus (yang pada mulanya, sebelum inkarnasi [pra-eksistensi] adalah logos dan logos itu Allah) memainkan peranan bersama-sama dengan ALLAH dalam proses penciptaan”. Menurut A Pocket Lexicon To The Greek New Testament 1943:61, kata depan “dia” yang terletak di depan kata ganti orang ketiga tunggal (nominatif maskulin) “autos”  dalam Yohanes 1:3  menyatakan arti keperantaraan (“by the instrumentality of: denoting mediate and not original authorship, e.g. John I 3), sehingga Yohanes 1:3 itu harus dibaca: “Segala sesuatu dijadikan dengan perantaraan Dia (atau, melalui perantaraan Dia) dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”. Inilah keutamaan dan peranan Yesus yang disaksikan sebagai “permulaan” (“the beginning”) dari ciptaan Allah, yang rasul Paulus tekankan pula dalam Kolose 1:16,17: “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan ‘oleh’ (=dengan perantaraan) Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia”.

Berdasarkan tinjauan di atas ini, NIV yang menerjamahkan hē archē  dalam Wahyu 3:14 dengan “the ruler” (pemerintah/penguasa) sangat tidak tepat, atau sangat tidak sesuai, walaupun dalam konteks lain archē, dalam bentuk jamak, kasus datif, archais, berarti “pemerintah/penguasa” (Titus 3:1). Mengapa? Karena apabila yang dimaksudkan oleh penulis kitab Wahyu dengan kata/ungkapan hē archē yang ditujukan kepada Yesus dalam Wahyu 3:14 itu adalah “the ruler” (pemerintah/penguasa), maka bukan bentuk kata hē archē yang dipergunakan, melainkan bentuk kata ho archōn untuk menyatakan arti: “penguasa, yang berkuasa; pemerintah, yang memerintah; pemimpin, yang memimpin), seperti yang terdapat dalam Wahyu 1:5. Perhatikan bunyi Wahyu 1:5 menurut transkripsi teks PB Bahasa Gerika yang saya kutip di sini: kai apo Iesou Christou, ho martus, ho pistos, ho prōtotokos tōn nekrōn kai ho archōn tōn basileōn tēs gēs. Terjemahan RSV berbunyi: “and from Jesus Christ the faithful witness, the first-born of the dead, and the ruler of kings on earth”. Dan terjemahan LAI berbunyi: “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini”. Perlu diperhatikan bahwa kerugma yang tersirat dalam Wahyu 1:5 dan Wahyu 3:14 bersifat parallel, sebagai ‘kesaksian’ dan  ‘pemuliaan’ terhadap ‘keluhuran dan keutamaan Yesus’. Dalam Wahyu 1:5, ditekankan kesaksian dan pemuliaan terhadap keluhuran dan keutamaan Yesus sebagai penguasa atau yang berkuasa atas raja-raja di bumi; sedangkan dalam Wahyu 3:14, ditekankan kesaksian dan pemuliaan terhadap keluhuran dan keutamaan Yesus sebagai yang awal atau permulaan dari ciptaan Allah, yang oleh, dengan dan/atau melalui  perantaraan-Nya segala sesuatu diciptakan, sebagaimana isi kerugma Yohanes 1:1-3.

Dengan demikian, sama seperti penilaian saya  atas terjemahan NIV, begitu pula dengan  Living Bible dan FAYH yang menerjemahkan hē archē dengan “the primeval source” (sumber yang mula-mula) dan “sumber”,  sesungguhnya tidak tepat. Terjemahan yang benar-benar tepat dan sesuai untuk kata/ungkapan hē archē dalam Wahyu 3:14 adalah “permulaan” (“the beginning”) seperti terjemahan LAI dan RSV. Selain itu, Esra tidak tahu bahwa dua versi terjemahan Prancis La Sainte Bible dan La Société Biblique De Genève  menerjemahkan hē archē dengan le commencement, yang artinya “the beginning” (“permulaan”); dan dua versi terjemahan Jerman Verlag der Zwingli-Bibel Zürich dan Genfer Bibelgesellschaft  menerjemahkan hē archē dengan der Anfang, yang artinya ”the beginning” (Inggris), “le commencement”  (Prancis), dan   “permulaan” (Indonesia).

Agar dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif atas hē archē yang ditujukan kepada Yesus sebagaimana disaksikan dalam Wahyu 3:14, saya ajak Esra untuk memperhatikan kerugma yang tersirat dalam Wahyu 21:6: egō [eimi] to Alpha kai to Ōmega, hē archē kai to telos. Artinya: “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir”. Bandingkan pula dengan hē archē yang disaksikan dalam Wahyu 22:13. Dalam kedua ayat tersebut penulis kitab Wahyu mempergunakan bentuk kata hē archē untuk menyaksikan tentang “Yesus” sebagai “Yang Awal”. Di sini, ungkapan “Yang Awal” parallel dan selaras dengan ungkapan “permulaan”, “the beginning”, tetapi tidak parallel dan tidak selaras dengan ungkapan “penyebab, sumber, asal-usul”; oleh karena itu hē archē dalam Wahyu 21:6 dan 22:13 tidak dapat diterjemahkan dengan “penyebab, sumber, dan asal usul”.

Apabila kata hē archē ingin diterjemahkan atau diartikan the origin atau the ruler, maka Wahyu 3:14 itu harus diterjemahkan secara “dinamis-fungsional” seperti terjemahan Good News Bible (GNB), sebagai berikut: “To the angle of the church in Laodicea write: This is the message from the Amen, the faithful and true witness, who is the origin (or, the ruler) of all that God has created.”  Berdasarkan terjemahan “dinamis-fungsional” seperti GNB itu, maka kata hē archē dapat, bahkan tepat sekali, diterjemahkan dengan the origin yang artinya asal, asal-usul, sumber;  atau the ruler yang artinya pemimpin, penguasa, yang berkuasa. Sedangkan terjemahan RSV yang berbunyi: “And to the angle of the church in La-odicea write: The words of the Amen, the faithful and true witness, the beginning of God’s creation”; adalah terjemahan “harafiah” sesuai bahasa sumber (teks Gerika) yang transkripsinya berbunyi: Kai tō(i) anggelō(i) tēs en Laodikeia(i) ekklēsias grapson. Tade legei ho amēn, ho martus ho pistos kai alēthinos, hē archē tēs ktiseōs tou theou. Berdasarkan teks Gerika ini, maka terjemahan harafiah dalam RSV, kata hē archē  sudah tepat diterjemahkan dengan the beginning yang oleh LAI diterjemahkan dengan kata permulaan, karena PB terjemahan LAI tahun 1988, berkenaan dengan Wahyu 3:14, bersifat terjemahan “harafiah” seperti RSV. Bandingkan pula dengan terjemahan bahasa Jerman dan Prancis berikut ini.

Pertama, terjemahan  bahasa Jerman Das Neue Testament  (1942 Verlag der Zwingli-Bibel Zürich): “Und dem Engel der Gemeinde in Laodicea schreibe: Dies sagt der «Amen», der treue und wahrhaftige Zeuge, der Anfang der Schöpfung Gottes:”  Kedua, terjemahan bahasa Jerman Das Neue Testament unseres Herr und Headland’s Jesus Christus Revidieter Text 1956 (Genfer Bibelgesellschaft): “Und dem Engel der Gemeinde zu Laodicea schreibe: Das sagt, der da Amen heißt, der treue und wahrhaftige Zeuge, der Anfang der Schöpfung Gottes:”  Dalam dua versi terjemahan bahasa Jerman ini, kata Gerika hē archē diterjemahkan dengan der Anfang, artinya: permulaan; the beginning. Ketiga, terjemahan bahasa Prancis La Sainte Bible Nouveau Testament Traduction D’apres Le Texte Grec (Par Louis Segond): “Ėcris l’ange de l’Ėglise de Laodicẻe: Voici ce que dit l’Amen, le tẻmoin fidẻle et vẻritable, le commencement de la crẻation de Dieu:”  Dalam versi terjemahan bahasa Prancis ini, kata Gerika hē archē diterjemahkan dengan le commencement, artinya: permulaan; the beginning; der Anfang. Sedangkan hē archē (ho archōn) dalam Wahyu 1:5 dalam PB LAI diterjemahkan dengan yang berkuasa (atas); dalam RSV diterjemahkan dengan the ruler (of); dalam terjemahan bahasa Jerman versi pertama, diterjemahkan dengan dem Herrscher (über) artinya  penguasa/raja (di atas);  dan dalam terjemahan bahasa Jerman versi kedua, diterjemahkan dengan Herr (über) artinya  tuan (di atas); dan dalam terjemahan bahasa Prancis diterjemahkan dengan  le prince (des) artinya raja/pangeran (dari).

Dengan beberapa catatan perbandingan di atas ini, mudah-mudahan Esra dapat memaklumi metode-metode penerjemahan Alkitab sehingga tidak gegabah memvonis terjemahan itu salah dan terjemahan ini  benar, dan/atau terjemahan Esra yang paling benar, padahal sesungguhnya konyol. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar