Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Kamis, 03 Juli 2014

VIBRASI KEPELOPORAN PRABOWO SUBIANTO

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

PRABOWO SUBIANTO lahir pada tanggal 17 Oktober 1951 di Jakarta. Ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, adalah seorang ekonom terkemuka di era rezim Soeharto. Prabowo menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu tiga tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur; sekolah menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963 – 1964; SMA di American School, London, pada kurun waktu 1964 – 1967. Pada tahun 1970, masuk Akademi Militer Nasional di Magelang, dan lulus pada tahun 1974.


Prabowo memainkan peranan di dinas militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) pada tahun 1974 sampai tahun 1998. Pada tahun 1974, Prabowo mencatatkan diri sebagai Komandan termuda ketika mengikuti Operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Pada tahun 1983 menjabat sebagai Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Kopassus. Pada 1 Desember 1995 sampai dengan 20 Maret 1998, menjadi Komandan Jenderal Kopassus. Pada 20 Maret 1998 sampai dengan 22 Mei 1998, menjadi Panglima Kostrad.

Berkenaan dengan vibrasi kepeloporan yang berpangkal pada tahun kelahiran, vibrasi tahun 1951 (tahun kelahiran Prabowo Subianto) bersiklus secara erat dengan tahun 2014. Perhatikan perhitungan berikut ini: angka 1951 (tahun kelahiran Prabowo) kita jumlahkan begini: 1+9+5+1 = 16. Angka 16  kita jumlahkan lagi begini:  1+6 = 7. Setelah itu kita lakukan perhitungan sebagai berikut: angka 1951+ 7 = 1958; 1958 + 7 = 1965; 1965 + 7 = 1972; 1972 + 7 = 1979; 1979 + 7 = 1986; 1986 + 7 = 1993; 1993 + 7 = 2000;  2000 + 7 = 2007; 2007 + 7 = 2014. Perhitungan ini memberi petunjuk bahwa vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat di dalam tahun kelahiran 1951, bersiklus dan terkait erat/tersirat di dalam vibrasi tahun 2014. Ternyata dalam tahun2014, vibrasi kepeloporan Prabowo muncul dalam pentas politik nasional Indonesia sebagai calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019. Perhitungan di atas ini juga memberi petunjuk bahwa jabatan dinas kemiliteran yang diperankan oleh Prabowo antara tahun 1974 sampai tahun 1998 tidak terpaut dan bersiklus secara erat dengan vibrasi tahun kelahirannya, yakni tahun 1951.

Meskipun demikian, vibrasi kepeloporan (keberhasilan menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional di Magelang) yang tersirat dalam tahun 1974, memiliki kaitan erat dan/atau bersiklus dengan  tahun 1995 dan  tahun 1998, di mana vibrasi kepeloporan Prabowo muncul sebagai Komandan Jenderal Kopassus (1 Desember 1995 – 20 Maret 1998), dan vibrasi kepeloporan yang muncul sebagai Panglima Kostrad (20 Maret 1998 – 22 Mei 1998). Dalam vibrasi tahun 1998 itu pula muncul vibrasi yang bersifat “negatip” ( yaitu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia pada peristiwa kerusuhan tahun 1998 yang menciderai kepeloporan Prabowo. Perhatikan perhitungan berikut ini: angka 1974 (tahun Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang) kita jumlahkan begini: 1+9+7+4 = 21. Angka 21 kita jumlahkan lagi begini: 2+1 = 3. Setelah itu kita lakukan perhitungan sebagai berikut: 1974+3 = 1977; 1977+3 = 1980; 1980+3 = 1983; 1983+3 = 1986; 1986+3 = 1989; 1989+3 = 1992; 1992+3 = 1995; 1995+3 = 1998; 1998+3 = 2001; 2001+3 = 2004; 2004+3 = 2007; 2007+3 = 2010; 2010+3 = 2013.
Berdasarkan teknik analisis sebagaimana dilakukan di atas, kita dapat melihat bahwa vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1974 bersiklus dan terkait erat juga dengan vibrasi tahun 1983 (Prabowo menjabat sebagai Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Kopassus); vibrasi tahun 1998 di mana Prabowo menjabat Danjen Kopassus, kemudian menjabat sebagai Panglima Kostrad; serta vibrasi tahun 2004 di mana Prabowo mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada konvensi capres Golkar 2004. Prabowo lolos sampai putaran akhir, namun kandas  karena kalah suara dari Wiranto.

Selain itu, vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1974 dalam kaitannya dengan vibrasi tahun kelahirannya (tahun 1951), jikalau dianalisis menurut teknik di atas, bersiklus dan terkait erat dengan vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1995 (1 Desember 1995 Prabowo menjadi Danjen Kopassus), dan vibrasi tahun 2009 (Prabowo menjadi calon Wakil Presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Presiden RI masa bakti 2009 – 2014.  Selanjutnya, vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam tahun 1951 (tahun kelahiran) dalam kaitannya dengan vibrasi tahun 1974 (tahun ketika Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang) bersiklus dengan vibrasi tahun  2008 (Prabowo membentuk Partai Gerindra), dan bersiklus juga dengan vibrasi tahun 2014 (Prabowo maju sebagai calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019). Begitu pula dengan vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun 1951 (tahun kelahiran Prabowo) dalam kaitannya dengan vibrasi tahun 1998, bersiklus dengan tahun 2014.

Demikianlah analisis tentang vibrasi kepeloporan Prabowo, baik yang berpangkal pada vibrasi tahun kelahiran (1951), maupun yang berpangkal pada vibrasi tahun 1974 (tahun ketika Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang). Dari analisis di atas terlihat secara jelas dan menonjol vibrasi kepeloporan Prabowo, baik yang terkait dengan peranan di pentas kemiliteran  maupun di pentas  politik nasional. Yang menarik untuk diperhatikan ialah dinamika vibrasi kepeloporan Prabowo yang bersiklus dengan vibrasi tahun 2014, tahun pelaksanaan pemilihan umum calon legislatif dan pelaksanaan pemilihan Presiden RI masa bakti 2014 – 2019.

Pada pemilihan umum anggota legislatif tahun 2014, partai Gerindra yang Prabowo bentuk pada tahun 2008 muncul sebagai partai pemenang urutan ketiga. Partai Gerindra mengusung Prabowo menjadi calon presiden. Untuk itu, Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar. Ini bukti vibrasi kepeloporan Prabowo yang tersirat dalam vibrasi tahun kelahirannya (tahun 1951) dalam kaitannya dengan vibrasi tahun 1974 (tahun ketika Prabowo lulus dari Akademi Militer Nasional di Magelang) sebagaimana telah dianalisis di atas.

Prabowo yang telah tampil atau maju sebagai calon Presiden RI masa bakti 2014 – 2019 pada tahun 2014 ternyata diterpa dan dirongrong vibrasi negatif yang berhubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pada tahun   1998. Vibrasi kepeloporan Prabowo yang telah tampil atau maju sebagai calon presiden juga diterpa dan dirongrong vibrasi negatif yang berhubungan dengan pemecatan (pemberhentian) Prabowo dari dinas tentara pada tahun 1998 lantaran kasus penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pada waktu itu. Ini pun merupakan bukti dari perkembangan dan luas siklus vibrasi kepeloporan Prabowo yang lahir pada tahun 1951 dalam kaitannya dengan vibrasi kepeloporan Prabowo yang muncul pada tahun 1998 sebagai Danjen Kopassus (sampai dengan 20 Maret 1998), dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (20 Maret 1998 sampai 22 Mei 1998).

Demikianlah vibrasi kepeloporan Prabowo Subianto yang berkembang antara tahun kelahirannya (1951) sampai tahun 1974; tahun 1974 sampai tahun 1998; dan tahun 1998 sampai tahun 2014, tahun pemilihan Presiden RI masa bakti 2014 – 2019 di mana tampil dua putera sejarah yang bersaing memperebutkan kursi presiden untuk memimpin bangsa dan negara ini lima tahun ke depan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar