Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Senin, 14 Juli 2014

VIBRASI KEPELOPORAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


(Bagian Kedua)

Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti

DALAM buku Vibrasi Sejarah Pergerakan Kemerdekaan dan Vibrasi Eksistensi Bangsa Indonesia (B You Publishing Surabaya, 2010), telah saya paparkan tentang sejarah pergerakan kemerdekaan dan sejarah eksistensi bangsa Indonesia mulai dari tahun 1908 hingga tahun 2014 berdasarkan teori vibrasi. Skema paparan mengenai vibrasi sejarah dan luas siklus vibrasi sejarah pergerakan kemerdekaan dan vibrasi eksistensi bangsa Indonesia antara tahun 1908 hingga tahun 2014 dapat dicermati pada halaman 132 dan 133 buku tersebut.
Kajian sejarah berdasarkan teori vibrasi seperti yang saya lakukan dalam buku tersebut belum pernah dilakukan oleh pakar sejarah di negara mana pun. Sayalah orang pertama yang melakukan analisis sejarah dan kepeloporan pemimpin bangsa, berkenaan dengan sejarah dan eksistensi  bangsa dan negara saya, Indonesia. Itulah sebabnya mengapa pengamat sejarah luar negeri mengemukakan komentar melalui literat.org dalam bahasa Jerman: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit Zeigt natürlich die Aufklärung eines einsamen, betrachten Einsiedler und das Flair eines Rockstar in der gleichen Zeit…”  Dalam bahasa Italia: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit Monstra naturalmente l’illuminazione di un solitario, contemplado eremita e il fascino di una rockstar allo stesso tempo…” Dalam bahasa Yunani, transkripsinya dapat dibaca: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit Parousiazei phusika tēn phōpsē tou monachikos, to endechomeno erēmitēs kai ē klisē tēs rockstar tēn idia stigmē…” Parafrasanya dalam bahasa Indonesia: “Netti, Almodat Godlief Hadzarmawit dengan wajar (secara alamiah) memberikan pencerahan dari kesunyian (keterpencilan), perenungan pertapa, dan bakat (kepandaian) seorang pengarang rockstar pada saat yang sama…” Pernyataan/komentar seperti ini disampaikan dalam dua puluh empat bahasa dari dua puluh empat negara.

 Paparan mengenai vibrasi kepeloporan para pemimpin bangsa Indonesia (Soekarno, Mohammad Hatta, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono) dapat disimak mulai dari halaman 39 sampai halaman 131. Dan khususnya mengenai vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono—berkenaan dengan pintu masuknya ke istana negara untuk menduduki takhta kepresidenan, dan pintu keluarnya  dari istana negara sekaligus meninggalkan (turun dari) takhta kepresidenan—telah saya paparkan pula  pada halaman 121 sampai 131.

Pada tahun 2014 vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden NKRI mencapai klimaksnya karena ketentuan Konstitusi  (UUD 1945 Pasal 7), “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.”  Susilo Bambang Yudhoyono yang telah memegang jabatan Presiden NKRI selama dua periode masa jabatan (2004 – 2009 dan 2009 – 2014) itu—selain ditentukan oleh vibrasi kepeloporan yang telah  dipaparkan dalam buku saya tersebut di atas—sesungguhnya tidak terlepas dari vibrasi kepeloporan yang tersirat dalam vibrasi tahun kelahirannya, termasuk vibrasi yang tersirat dalam tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Menjelang akhir masa jabatan Presiden NKRI yang diperankan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2014, saya ingin menganalisis vibrasi kepeloporannya yang berpangkal dan tersirat di dalam tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya.

Perhatikan pemaparan berikut ini:  Susilo Bambang Yudhoyono lahir di Pacitan, Jawa Timur, pada tanggal 9 September 1949.  Karena teori vibrasi kepeloporan yang saya kembangkan adalah berdasarkan vibrasi (getaran) yang maknanya tersirat dalam  bilangan (angka-angka), maka tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono saya tulis begini: 9 – 9 – 1949. Angka-angka tersebut kemudian dijumlahkan sebagai berikut: 9 + 9 + 1 + 9 + 4 + 9. Hasil penjumlahannya = 41. Angka hasil penjumlahan ini kita jumlahkan lagi begini: 4 + 1= 5. Hasil penjumlahan angka tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono ini, sama dengan hasil penjumlahan angka-angka tahun kelahiran: 1 + 9 + 4 + 9 = 23, di mana 2 + 3 = 5. Bagi tokoh lain, vibrasi kepeloporannya hanya tersirat dalam angka-angka tahun kelahiran, atau angka-angka tahun keberhasilan, maupun keterkaitan antara vibrasi yang tersirat dalam angka tahun kelahiran dan tahun keberhasilan. Perhatikan analisis tentang vibrasi kepeloporan  Soekarno, Hatta, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dalam buku yang telah saya sebutkan judulnya di atas; maupun vibrasi kepeloporan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang terdapat di blog saya:  www,bianglalahayyom.blogspot.com.

Untuk mengetahui vibrasi dan luas siklus vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono yang terkait erat dengan jabatan presiden yang dijabatnya selama dua periode masa jabatan (2004 – 2009; 2009 – 2014), maka tahun kelahiran 1949 kita jumlahkan secara berturut-turut dengan angka 5 sebagai berikut: 1949 + 5 = 1954; 1954 + 5 = 1959; 1959 + 5 = 1964; 1964 + 5 = 1969; 1969 + 4 = 1974; 1974 + 5 = 1979; 1979 + 5 = 1984; 1984 + 5 = 1989 + 5 = 1994; 1994 + 5 = 1999; 1999 + 5 = 2004; 2004 + 5  = 2009; 2009 + 5 = 2014.

Perhatikanlah angka tahun-tahun yang dicetak dengan huruf tebal. Di dalam vibrasi  tahun 1999 sampai tahun 2004 pada hakikatnya mulai tersirat potensi vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono yang berkaitan erat dengan vibrasi reformasi eksistensi bangsa Indonesia sekaligus vibrasi kepeloporannya sebagai seorang yang bakal muncul sebagai pemimpin bangsa. Berikut ini saya sebutkan beberapa vibrasi kepeloporan yang menonjol dalam kurun waktu tahun 1999 – 2004. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada 26 Oktober 1999 sampai 23 Agustus 2000; kemudian Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan. Pada  25 September 2000 Susilo Bambang Yudhoyono pensiun lebih dini dari dinas kemiliteran untuk memulai karier politiknya. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri antara tahun 2001 - 2004, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Pada 9 September 2001 vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul sebagai pendiri Partai Demokrat, dan disahkan pada 27 Agustus 2003. Pada 11 Maret 2004 Susilo Bambang Yudhoyono mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Demikianlah beberapa catatan mengenai vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono yang muncul dalam kurun waktu tahun 1999 – 2004.

Bagaimanakah vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono yang muncul dan berkembang antara tahun 2004 – 2009 yang berpangkal dan terkait erat dengan vibrasi tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya? Pada tahun 2004 Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Jusuf Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden NKRI masa bakti tahun 2004 – 2009 pada pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat. Dan selanjutnya, vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono muncul dan berkembang lagi sebagai Presiden NKRI masa bakti tahun 2009 – 2014  berpasangan dengan Boediono sebagai Wakil Presiden.

Demikianlah vibrasi kepeloporan Susilo Bambang Yudhoyono di pentas sejarah eksistensi bangsa Indonesia sebagai seorang pemimpin bangsa dan kepala negara. Susilo Bambang Yudhoyono telah memainkan peranannya sebagai Presiden NKRI dengan baik dan memuaskan selama sepuluh tahun masa jabatan antara tahun 2004 – 2009 dan tahun 2009 – 2014. Jikalau ada hal-hal yang kurang memuaskan yang melekat dalam Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono selama sepuluh tahun memimpin bangsa dan negara, maka hal itu wajar-wajar saja, karena setiap manusia tidak mungkin luput dari kekurangan dan kelemahan.

Pintu masuk Susilo Bambang Yudhoyono untuk berperan sebagai presiden di pentas jabatan Kepala Negara Kesatuan Republik Indonesia  yakni tanggal 20 Oktober 2004. Dan pintu keluarnya yakni pada tanggal 20 Oktober 2014. Seluruh rakyat Indonesia, dan semua komponen bangsa patut mengucapkan proficiat  kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ibu Kristiani Herrawati yang selama sepuluh tahun memainkan peranan sebagai Ibu Negara di samping Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden/Kepala Negara. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar