Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Sabtu, 15 Februari 2014

TAO TENTANG PENYELAMATAN OLEH ALLAH MELALUI KELAHIRAN, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS (6)



BAGIAN KELIMA

Kembali ke pokok pembicaraan

Kembali ke pokok pembicaraan tentang Tao dalam kebangkitan Yesus, saya patut menyatakan rasa syukur karena Adji A. Sutama gigih membela dan mempertahankan kesaksian tentang “kebangkitan Yesus” yang diragukan, ditolak (tidak diakui) oleh para penganut Yesus Historis dan Makam Talpiot. Pada prinsipnya saya berada di pihak Adji A. Sutama yang mengakui peristiwa kebangkitan Yesus, sekalipun saya tidak sependapat dengan pandangan Adji A. Sutama tentang “Tubuh Yesus-Kebangkitan” sebagaimana dikutip di atas.

Menurut pendapat saya – sesuai dengan hasil kontemplasi atas kesaksian-kesaksian tentang peristiwa kebangkitan Yesus sebagaimana diwedarkan di dalam Injil (Perjanjian Baru) – tubuh kebangkitan Yesus bukanlah tubuh kebangkitan yang sinambung sekaligus tak sinambung dan/atau bukan tubuh kebangkitan yang jasmaniah sekaligus rohaniah, melainkan tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi. Yesus yang bangkit dari kematian tidak lagi mengenakan tubuh alamiah atau tubuh duniawi, melainkan telah mengenakan tubuh rohaniah atau tubuh surgawi. Yesus yang bangkit dari kematian dan mengenakan tubuh rohaniah atau tubuh surgawi itu pada hakikatnya tidak dapat mati lagi dan telah mengalami metamorfosa sehingga sama seperti malaikat. Jika dalam Lukas 20:35,36 Yesus katakan bahwa “… mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan orang mati, … tidak dapat mati lagi, sebab mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan”, maka Yesus yang telah bangkit dan/atau dibangkitkan oleh Allah dari kematian niscaya mengenakan tubuh-kebangkitan yang “sama seperti malaikat” (yaitu tubuh rohaniah atau tubuh surgawi), bahkan tubuh rohaniah atau tubuh surgawi Yesus “lebih tinggi dan lebih mulia dari malaikat-malaikat karena Yesus adalah Anak Allah” (Ibrani 1:3-5).

Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus bisa meragakan tubuhnya (= memperlihatkan atau menunjukkan tubuh-Nya agar dapat diperiksa) kepada murid-murid-Nya? Bagaimana Yesus bisa makan ikan di depan mata murid-murid-Nya? (Lukas 24:39-43; Yohanes 20:20, 27’ 21:9-13).  Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya terlebih dahulu kita cermati fenomena yang terjadi sekitar peristiwa kebangkitan Yesus.

Pertama, Menurut penulis Injil Matius: ketika Maria Magdalena dan Maria yang lain pergi menengok kubur, terjadi gempa, seorang malaikat yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju datang menggulingkan batu penutup lubang kubur lalu duduk di atasnya. Malaikat itu memberitahukan kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain bahwa Yesus telah bangkit. Ketika Maria Magdalena dan Maria yang lain berlari cepat-cepat pulang atas suruhan malaikat untuk memberitahukan peristiwa kubur kosong dan kebangkitan Yesus kepada para murid yang lain sesuai dengan pemberitahuan malaikat, tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati Yesus, memeluk kaki-Nya serta menyembahnya.

Kedua, Menurut penulis Injil Markus: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, serta Salome pergi ke kubur untuk merempahi mayat Yesus. Ketika mereka masuk ke dalam kubur, mereka terkejut karena melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut!  Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini…”  Orang muda itu menyuruh mereka pergi memberitahukan kepada murid-murid yang lain bahwa Yesus yang bangkit telah lebih dahulu pergi ke Galilea….”

Ketiga, Menurut penulis Injil Lukas: Ketika murid-murid pergi ke kubur untuk merempahi mayat Yesus, ternyata batu sudah terguling dari kubur, mereka tidak menemukan mayat Yesus. Sementara mereka termangu-mangu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Kedua orang itu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit…”  Pada ayat 13-32, Yesus yang telah bangkit dari kematian menampakkan diri kepada dua orang murid yang berjalan ke Emaus. Yesus berjalan bersama-sama dengan kedua orang ini sambil bercakap-cakap, tetapi kedua orang murid itu tidak dapat mengenal Yesus, karena ada sesuatu yang menghalangi mata mereka (ayat 15, 16). Ketika tiba di Emaus, Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya, tetapi kedua orang murid itu sangat mendesak Yesus agar bermalam di rumah mereka karena hari hampir malam (ayat28, 29). Waktu duduk makan, ketika Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada kedua orang murid itu, “terbukalah mata mereka” dan “mereka mengenal Yesus”, tetapi “Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka” (ayat 30, 31).

Keempat, Menurut penulis Injil Yohanes: pasal 20 ayat 1-10, kubur kosong. Menurut dugaan Maria Magdalena, mayat Yesus telah diambil orang..(ayat 2). Petrus dan murid yang lain ketika masuk ke dalam kubur, mereka hanya melihat kain kapan dan kain peluh saja. Mayat Yesus sudah tidak ada lagi. Mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, Yesus harus bangkit dari antara orang mati  (ayat 3-10). Pada pasal  20:11-18: Maria berdiri dekat kubur dan menangis, sambil menjenguk ke dalam kubur. Tampak olehnya dua orang malaikat berpakaian putih…. duduk di tempat mayat Yesus dibaringkan (ayat 11, 12). Kata malaikat-malaikat itu kepada Maria: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” (ayat 13). Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilnya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: ”Rabuni!” artinya Guru (ayat 14-16). Pada Yohanes 20:19-23, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya [tanpa kehadiran Tomas] yang berada di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci…¸ karena murid-murid takut kepada para penguasa Yahudi. Dan pada ayat 24-29, Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di mana Tomas juga hadir di tempat itu yang pintu-pintunya terkunci.

Perhatikanlah fenomena yang dicetak dengan huruf kursif tebal pada empat bagian uraian di atas. Semua fenomena itu memberi petunjuk akan adanya perubahan asasi pada tubuh Yesus yang bangkit dari kematian, yang dapat saya jelaskan sebagai berikut:

(1). Yesus benar-benar bangkit dari kematian. Kubur kosong, dan mayat Yesus tidak ada. Tubuh alamiah Yesus yang telah mati dan dikuburkan, pada kebangkitan, telah mengalami metamorfosa menjadi tubuh rohaniah. Keberadaan Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah tidak lagi terikat atau dibatasi oleh ruang dan waktu. Injil tidak memberitahukan kepada kita: di mana Yesus tinggal setelah Ia bangkit dari kematian. Penulis Kisah Para Rasul hanya mencatat: “Kepada mereka (yaitu, rasul-rasul) Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” Ayat ini memberi petunjuk bahwa setelah Yesus bangkit dari kematian dalam tubuh rohaniah, Yesus tidak tinggal serumah dengan siapa pun. Dan tidak diketahui di mana Ia tinggal. Pada momen tertentu Yesus hanya menampakkan diri dan berbicara kepada murid-murid-Nya.  Ini berarti, Yesus telah menjadi sebuah wujud atau oknum yang dapat menentukan sesuatu dan/atau membatasi sesuatu, seperti memiliki suatu tempat yang pasti.

(2). Ketika murid-murid pergi ke kubur untuk menengok dan merempahi mayat Yesus, mereka dikejutkan dan dicengangkan oleh penampakan malaikat yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju (Matius); penampakan orang muda yang memakai jubah putih (Markus); penampakan dua orang yang memakai pakaian yang berkilau-kilauan (Lukas); penampakan dua orang malaikat berpakaian putih di tempat mayat Yesus dibaringkan di dalam kubur (Yohanes). Inilah penampakan malaikat surgawi berkenaan dengan kebangkitan Yesus dalam tubuh rohaniah. Dengan demikian, Yesus yang telah bangkit dari kematian dalam tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, pasti sama seperti malaikat bahkan lebih tinggi dan lebih mulia daripada malaikat, bisa menampakkan diri dalam sosok manusia yang lain sehingga tidak dikenali, dan dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya sendiri untuk dapat dikenali.

(3). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah dapat menampakkan diri kepada murid-murid-Nya secara “tiba-tiba” (Matius). “Tiba-tiba” artinya “sekonyong-konyong”, atau “dengan mendadak”. Ini berarti, murid-murid tidak mengetahui sama sekali “dari mana” Yesus datang. “Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka (Matius 28:9). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah dapat membuat diri-Nya tidak dikenali orang. Dua orang murid yang berjalan ke Emaus tidak menyadari dan tidak mengenal Yesus yang mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama. Yesus berbicara panjang lebar dengan kedua orang murid itu sepanjang perjalanan, namun demikian, kedua orang murid itu tidak menyadari bahwa mereka sedang berjalan dan berbicara bersama Yesus. Penulis Injil Lukas mengatakan bahwa “ada sesuatu yang menghalangi mata kedua orang murid itu”. Waktu tiba di Emaus, dan waktu kedua orang murid itu duduk makan bersama-sama dengan Yesus, maka Yesus mulai memperlihatkan “ciri-ciri-Nya yang khas dan lazim dalam hal makan bersama-sama dengan murid-murid-Nya: Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti dan memberikannya kepada murid-murid”. Dengan memperlihatkan ciri-ciri khas dan lazim itu, Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah menampakkan diri-Nya pada saat itu juga, sehingga kedua orang murid itu pun mengenal Dia, akan tetapi “Ia lenyap (tidak terlihat)” dari tengah-tengah mereka (Lukas 24:30,31). Dalam Yohanes 20:14-16 Maria ketika menoleh ke belakang, ia melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Berlangsung percakapan antara Yesus dan Maria, tetapi Maria menyangka bahwa orang yang berbicara dengan dia itu adalah penunggu taman. Ketika Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah memperdengarkan ciri-ciri khas bicara-Nya (idiolek-Nya) ketika menyapa Maria, barulah Maria menyadari dan mengenal Yesus. Berdasarkan fenomena penampakan Yesus sebagaimana dialami oleh dua orang murid yang berjalan ke Emaus dan juga yang dialami oleh Maria, maka tidak mustahil jika Yesus dapat menampakkan diri-Nya seperti malaikat, seperti yang dilihat oleh para murid yang pergi ke kubur untuk menengok dan merempahi mayat Yesus itu.

(4). Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah dapat hadir atau menampakkan diri secara tiba-tiba dalam ruangan yang pintu-pintunya terkunci (Yohanes 20:19, 26). Sekalipun Yesus tidak ada pada saat Tomas meragukan kebangkitan-Nya ketika murid-murid yang lain menceriterakan kepadanya tentang penampakan Yesus, ternyata Yesus dapat mengetahui apa yang dibicarakan dan dipikirkan oleh Tomas pada kesempatan itu (Yohanes 20:24-27).

 Kenyataan yang dikemukakan dalam uraian di atas ini memberi petunjuk bahwa Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah dapat menjadi supramaterial (= di atas segala sesuatu yang tampak, atau di luar segala sesuatu yang tampak) dalam sesaat. Selain itu Yesus yang bangkit dalam tubuh rohaniah berada dalam keadaan omnipresent (= dapat berada dan/atau hadir di mana-mana pada saat yang bersamaan), tidak terikat atau dibatasi oleh ruang dan waktu. Bahkan Yesus juga omniscient (= mahatahu segala sesuatu). Dengan demikian, penampakan malaikat kepada murid-murid Yesus di kubur Yusuf, orang Arimatea, itu tidak terlepas dari penampakan Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah, dalam cara lain, yaitu penampakan dalam sosok malaikat.

Kembali ke pertanyaan di atas: “Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus bisa meragakan tubuh-Nya, yaitu memperlihatkan atau menunjukkan tubuh-Nya kepada murid-murid-Nya, seraya menunjukkan bekas luka yang ada pada tangan dan lambung-Nya (Yohanes 20:19, 20); kemudian pada kesempatan lain Yesus menyuruh Tomas untuk menaruh jari di tangan-Nya dan mencucukkan jari ke dalam lambung-Nya (ayat 27)?” “Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus menyuruh murid-murid-Nya agar  meraba dan memeriksa tubuh-Nya untuk yakin bahwa Ia bukan hantu, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang terlihat ada pada Yesus (Lukas 24:39,40)?” “Jikalau benar tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh rohaniah atau tubuh surgawi, bagaimana Yesus bisa makan ikan goreng (Lukas 24:42,43); dan bagaimana Yesus bisa menjamu murid-murid-Nya maka roti dan ikan (Yohanes 21:9-14)?”

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas ini adalah: “Demikianlah cara berada Yesus dalam penampakan-Nya untuk meyakinkan murid-murid-Nya, bahwa Ia benar-benar telah bangkit.”  Cara berada Yesus dalam penampakan setelah kebangkitan-Nya dengan sendiriya merupakan cara berada Allah dalam Yesus yang dibangkitkan oleh Allah dari kematian. “Cara berada dalam penampakan”, yaitu “cara atau jalan yang harus ditempuh untuk menghadirkan diri atau memperlihatkan diri dalam penampakan”. Untuk tujuan ini, Yesus menampakkan diri dalam sosok-Nya yang sejati sebagai manusia Yesus yang baru saja beberapa hari lalu disalibkan, mati, dan dikuburkan, dan yang telah bangkit. Jikalau Yesus dapat menampakkan diri dalam sosok yang lain, atau menurut Injil Markus 16:12 bahasa Yunani yang transkripsinya berbunyi, ephanerōthē en hetera morphē (menampakkan diri dalam rupa yang lain) sehingga tidak dikenali oleh dua orang murid yang berjalan ke Emaus, mengapa Yesus tidak dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya yang sejati sebagai manusia guna meneguhkan kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Ia benar-benar telah bangkit? Jikalau Yesus dapat menampakkan diri dalam sosok yang lain sehingga Maria menyangka Yesus adalah penjaga taman (Yunani, kēpouros = tukang kebun, jurukunci), setelah itu baru Yesus menampakkan sosok-Nya yang sejati kepada Maria, mengapa Yesus tidak dapat menampakkan diri dalam sosok-Nya yang sejati kepada para murid-Nya yang lain untuk meyakinkan mereka bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit?  Yesus menampakkan diri-Nya dalam sosok-Nya yang sejati, tidak berarti bahwa sosok Yesus yang dilihat oleh para murid-Nya itu adalah “tubuh-kebangkitan yang sinambung” atau “tubuh jasmaniah”. Tidak. Sosok Yesus yang dilihat oleh para murid ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka itu adalah “cara berada Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah di dalam menampakkan diri-Nya”. Dan cara berada Yesus yang telah bangkit dalam tubuh rohaniah di dalam menampakkan diri-Nya itu “adalah cara berada Allah di dalam Yesus sendiri.
.
Dalam kitab Perjanjian Lama kita baca tentang Allah menampakkan diri, atau Allah membuat diri-Nya tampak dan sungguh-sungguh kelihatan. Kejadian 12:7: “Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman;….” Kejadian 17:1: “Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman…..”  Kejadian 18:1, 2: Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abram dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya….” Ketiga orang itu bertindak sebagai satu kesatuan, mereka datang dan pergi bersama-sama; mereka membasuh kaki, duduk beristirahat, makan, dan bercakap-cakap sebagai satu orang. Tiga malaikatkah mereka? Atau hanya Allah sendiri, disertai dua malaikat yang menampakkan diri dalam cara demikian? (Baca pula: Kejadian 19:1-29; 32:22-32; 26:2, 24; 35:1, 9; 48:3; dyb.).

Demikianlah cara Allah menampakkan diri-Nya dalam konteks tertentu menurut kesaksian penulis kitab Kejadian, yang dapat kita rujuk untuk membandingkan dan memahami penampakan Yesus kepada para murid-Nya setelah Ia bangkit dalam tubuh rohaniah atau tubuh surgawi. Allah yang menampakkan diri-Nya dalam konteks tertentu menurut kesaksian penulis kitab Kejadian itu adalah Allah yang supramaterial, Allah yang omnipresence, dan Allah yang omniscience. Begitu pula Yesus yang bangkit dari kematian dalam tubuh rohaniah atau tubuh surgawi itu pun telah menjadi Tuhan yang supramaterial, Tuhan yang omnipresence, dan Tuhan yang omniscience. Dengan uraian ini sekali lagi saya ingin tekankan bahwa tubuh kebangkitan Yesus bukan “tubuh-kebangkitan yang sinambung sekaligus tak-sinambung”, atau “tubuh-kebangkitan yang jasmaniah sekaligus rohaniah”; melainkan tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh  rohaniah atau tubuh surgawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar