Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Senin, 08 Agustus 2011

LEONARDO DA VINCI (1)


N A M A  Leonardo da Vinci ramai dibicarakan orang akhir-akhir ini. Hal ini terkait erat dengan novel The Da Vinci Code karya Dan Brown yang diterbitkan pada tahun 2003. Novel tersebut kemudian difilmkan dan dirilis pertama kali pada 15 Mei 2006, setelah itu ditayangkan serentak di bioskop-bioskop di seluruh dunia pada tanggal 19 Mei 2006. Di Kupang, ibu kota Provinsi NTT,  nama Leonardo da Vinci serta novel dan film The Da Vinci Code pertama kali digosipkan secara heboh oleh Esra Alfred Soru melalui tulisannya “The Da Vinci Code” – Dialog Santai Ama Tukang Batanya & Om Pandita Banyak Tahu, yang terdiri atas tiga seri tulisan yang dimuat di Harian Pagi Timor Express, edisi Senin, 19 Juni sampai dengan Rabu, 21 Juni 2006. Sedangkan film The Da Vinci Code ditayangkan untuk pertama kalinya bukan di gedung bioskop, tetapi di gedung kebaktian jemaat AGAPE pada hari Rabu, 21 Juni 2006, jam 16.00 petang, dalam acara: “Nonton Bareng Film The Da Vinci Code”. Setelah itu, pada hari Kamis, 22 Juni 2006, di tempat yang sama, diadakan seminar tentang The Da Vinci Code. Pembicara utama pada seminar itu adalah Yakub Tri Handoko, Th. M., Rektor Sekolah Tinggi Teologia Injili Abdi Allah (STTIAA) Pacet-Jatim.

            Siapakah Leonardo da Vinci? Apakah kehebatan/keunggulannya? Jawaban atas kedua pertanyaan ini akan dipaparkan dalam tulisan ini. Data tentang Leonardo da Vinci yang dibeberkan dalam tulisan ini disadur dari “The Genius of Leonardo da Vinci” yang terdapat dalam buku The Renaissance And The Reformation karya Henry S. Lucas, Profesor Emeritus Sejarah Eropa pada Universitas Washington. Buku ini diterbitkan oleh Harper & Row Publishers, New York and Evanston pada tahun 1960.

***

            LEONARDO (1452-1519) lahir di Vinci dekat Florence. Ayahnya seorang notaris, ibunya seorang wanita sederhana berprofesi sebagai pelayan (waitress). Leonardo dikaruniai bakat dan kemampuan-kemampuan yang luar biasa. Ia memiliki sikap santun dan berwibawa, kematangan kecerdasan, kekuatan fisik yang hebat, serta hasrat yang kuat dan sangat besar dalam menyelidiki semua hal. Inilah yang menyebabkan ia terus melakukan eksperimen tiada henti-hentinya, yang menyita sebagian besar hidupnya. Ia ingin mempelajari/mengetahui semua hal sebelum dituangkannya dalam suatu karya seni. Boleh jadi, Leonardo adalah teladan terbaik seorang manusia universal zaman Renaissance. Selain itu, melebihi orang-orang lain yang sezaman dengannya, ia mencurahkan tenaga yang tiada henti-hentinya untuk melakukan segala sesuatu atas dorongan hati yang kreatif, yang, pada akhir Abad Pertengahan, menemukan diri mereka dalam hal memiliki kekayaan-kekayaan dunia.

            Leonardo da Vinci adalah seniman terbesar yang mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mengetahui bahasa Latin dan bahasa Gerika, walaupun tidak mendalam. Ia tidak menaruh perhatian terhadap kekuasaan maupun tradisi, tetapi ia mengarahkan dirinya dan memusatkan perhatiannya pada penelitian alam secara langsung. Studi dan eksperimen-eksperimennya diadakan dengan kepandaian yang luar biasa. Pada zaman Renaissance, dunia mungkin belum pernah menghasilkan salah seorang dengan pikiran-pikiran ilmiah yang luar biasa seperti Leonardo da Vinci. Gambaran/lukisan-lukisannya yang berdasarkan ilmu urai adalah contoh atau model yang sangat baik dan istimewa, dan merupakan perpaduan secara ilmiah yang tepat dengan pengertian serta penghargaan terhadap sesuatu yang berkualitas seni.

            Leonardo ingin sekali mengetahui segala sesuatu agar dapat diciptakannya kembali di dalam kesenian. Ia mempelajari ilmu pengetahuan tentang anatomi yaitu ilmu yang mengkaji seluk-beluk letak dan hubungan bagian tubuh manusia, tumbuh-tumbuhan atau binatang secara terperinci. Ia mempelajari dan meneliti susunan mata untuk membuktikan prinsip-prinsip ilmu optik. Ia meneliti bentuk dan susunan tumbuh-tumbuhan, kehalusan dan kerumitan urat-urat daun, kerutan-kerutan daun bunga, serta benih dan bungkul tanaman dari berbagai jenis.

            Penelitiannya yang cermat memberi petunjuk kepadanya bahwa fosil-fosil merupakan peninggalan organisme-organisme hidup dari zaman dahulu, di mana peninggalan-peninggalan itu ditemukan. Oleh sebab itu ia berkesimpulan bahwa air laut pernah menutupi Italia Utara, sehingga berjenis-jenis karang laut terkumpul di dasar laut, dan ketika air laut surut, endapan-endapan bumi terpencar-pencar sekeliling bekas dasar laut. Penelitiannya di bidang permesinan dan hidrolika menjadikannya seorang yang memiliki keahlian yang luas di bidang teknik dan mekanika. Ia merancang jembatan-jembatan yang dapat dipindah-pindahkan dari suatu lokasi ke lokasi lain dengan mudah. Ia merancang kanal-kanal, pintu-pintu air, jalan-jalan, dan mesin pesawat terbang. Ia memiliki ide untuk melakukan serangan dengan tembakan-tembakan senjata berat secara cepat, membuat gerbong-gerbong yang dilengkapi dengan meriam sehingga menimbulkan keseganan dan ketakutan di pihak musuh. Ia menciptakan mesin-mesin baru dan efektif sehingga mengurangi benteng-benteng pertahanan. Ia bahkan mempelajari ilmu bangunan rumah tinggal dan memiliki ide-ide asli tentang perencanaan ruang kamar/gedung, konstruksi perapian dan cerobong asap, pemanasan ruang kamar/gedung dengan udara panas, pembangunan gedung-gedung/bangunan-bangunan umum, perencanaan tata kota, jalan raya, serta sistem pembuangan limbah yang sebaik-baiknya.

            Atas saran Yang Mulia Lorenzo, maka pada tahun 1480 Leonardo pergi ke Milan untuk memenuhi undangan adipati (bangsawan tinggi) Ludovico yang mencari seorang pematung ahli. Di Milan, Leonardo ditugasi untuk merancang dan mengerjakan sebuah patung dari campuran tembaga dan timah, yang melukiskan seorang ahli penunggang kuda. Dengan patung itu, adipati Ludovico ingin mengabadikan ayahnya, Francesco Sforza. Untuk mengerjakan patung tersebut, Leonardo melakukan banyak penelitian tentang kuda dan membuat sejumlah besar sketsa/model untuk mengilustrasikan anatomi kuda. Kehausan Leonardo akan ilmu pengetahuan tidak pernah terpuaskan hanya oleh kegiatan membuat sketsa/model patung seorang ahli penunggang kuda. Itulah sebabnya, ia selalu mengalami kendala di dalam menyelesaikan pekerjaannya. Namun demikian, ia membuat sedikit kemajuan dalam pembuatan model patung yang dikerjakannya. Pada tahun 1493, ketika model patung itu sudah selesai untuk diperiksa dengan teliti, ternyata model patung itu terlalu besar untuk dituangi luluhan tembaga dan timah. Akhirnya, patung yang hendak dikerjakan itu tidak dapat diselesaikan, karena tahun 1499, ketika prajurit-prajurit raja Prancis, Louis XII menyerang dan menduduki Milan, model patung itu dihancurkan.

            Leonardo da Vinci menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya di mahkamah Milan. Di samping sebagai seorang seniman terkemuka, Leonardo digaji pula untuk memberikan nasehat dan pertimbangan kepada adipati (bangsawan tinggi) Ludovico tentang berbagai hal seperti peperangan, pertahanan/perbentengan, administrasi, sistem pengairan/drainase, hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan tamu istana, pesta/perayaan istana dan sebagainya.

            Kira-kira pada tahun 1490 Leonardo menghasilkan lukisannya, Madonna of the Rock, bagian sebuah altar untuk salah satu gereja di Milan. Lukisan yang termasyhur ini menggambarkan Ibu Yesus duduk, dengan Yohanes Pembaptis memuliakan/mengagumi Yesus yang digambarkan seperti seorang anak, dan seorang malaikat di belakang Yesus menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Dalam lukisan ini Leonardo menuangkan hasil studinya tentang pelukis-pelukis besar lainnya, serta merefleksikannya terhadap persoalan-persoalan seni lukis. Dalam hal ini patut kita catat keberhasilan Leonardo dalam persoalan pencahayaan dan bayangan, atau penataan cahaya dan bayangan dalam suatu lukisan. Pelukis-pelukis abad ke-15 di Italia mengandalkan terutama pada bidang. Namun Leonardo lebih menyukai dan memilih untuk menghadirkan obyek-obyek dalam lukisan melalui tingkat pencahayaan dan bayangan, sebab hasil observasinya memberi petunjuk bahwa dalam pencahayaan dan bayangan itulah kita melihat benda-benda.

            Selain itu, penempatan/pengaturan obyek atau tokoh yang dilukiskan dalam bentuk triangle (segitiga) pun patut diperhatikan. Teknik inilah yang paling memuaskan rasa keindahan Leonardo, dan sangat disenangi oleh orang-orang yang hidup sezaman dengannya, sehingga teknik tersebut menjadi simbol yang paling digandrungi juga oleh pelukis-pelukis abad ke-16 (zaman Renaissance). Hasil karya yang bagus sekali yang dibuat dengan keahlian teknik ini, benar-benar sangat baik mengilustrasikan konsepsi Leonardo tentang keindahan. Ia yakin bahwa setiap seniman ingin menemukan keindahan dalam obyek-obyek maupun tokoh yang dipikirkan untuk dilukiskan. Penelitian struktur secara ilmiah harus mendahului penggunaan kuas. Ia memperkenalkan obyek-obyek manusia dengan suatu keindahan ideal, yang mendapatkan antusias sangat tinggi dari semua angkatan seniman. Leonardo, tidak seperti Michelangelo, meyakini bahwa keindahan ideal menyatu dengan sosok kewanitaan, dan bahkan ia menampilkan sosok laki-laki dengan kelembutan kecantikan wanita. Batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan anatomi diperlakukan dengan cara yang amat bajik.

            Setelah tentara Prancis, Louis XII menduduki Milan pada tahun 1499, Leonardo da Vinci mengerjakan beberapa lukisan yaitu Virgin of the Rock, the Virgin and St. Anne, dan The Last Supper. Lukisan The Last Supper adalah keberhasilan Leonardo yang sangat terkenal. Lukisan ini dikerjakan dengan cat minyak pada tembok ruang makan di biara gereja Santa Maria delle Grazie di Milan. The Last Supper adalah sebuah lukisan yang dikerjakan dengan keahlian; sebuah karya seni yang komposisinya sangat bagus dan indah sekali. Lukisan tersebut menandai pancapaian tertinggi dari pelaksanaan suatu percobaan, dan mewartakan datangnya gaya seni yang sangat bagus dan indah dari keagungan zaman Renaissance. Yesus, di sisi tengah meja panjang yang letaknya menghadapi ruangan, baru saja mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa salah satu di antara mereka akan mengkhianati-Nya. Efek psikologis yang mengerikan dan menyedihkan dari ucapan Yesus itu disusun dengan sangat hati-hati dan teliti oleh Leonardo dalam lukisannya itu. Wajah Yesus terlihat tenang; Ia kelihatannya siap menerima cobaan berat dan siksaan yang Ia harus alami/jalani. Enam murid duduk di samping kanan-Nya, dan enam murid lagi duduk di samping kiri-Nya. Mereka ditata dalam kelompok-kelompok bertiga. Penataan dalam kelompok bertiga (tiangular) adalah penataan yang sangat digemari oleh Leonardo. Hal ini telah dijelaskan di atas. Murid-murid yang berada di sebelah kanan Yesus adalah Yohanes, Yudas, dan Petrus. Yohanes, seorang di antara murid yang dikasihi Yesus, kelihatannya sedih, lunglai, ketika mendengar pernyataan Yesus yang menimbulkan perasaan takut dan khawatir yang amat sangat di dalam dirinya, dan kepalanya melandai ke bahu kanannya. Petrus yang impulsif menyondongkan tubuhnya ke arah Yohanes seraya merapatkan wajahnya ke kepala Yohanes, sambil meletakkan tangan kirinya di atas bahu Yohanes. Sosok Petrus dalam lukisan itu kelihatannya seolah-olah sulit mempercayai pernyataan Yesus, sehingga ia seolah-olah ingin memperoleh konfirmasi dari Yohanes. Yudas, duduk di antara Yohanes dan Petrus, menyondongkan dirinya ke meja dan memandangi wajah Yohanes dan Petrus. Sosok Yudas kelihatannya sangat tertekan dengan perasaan bersalah. Dalam lukisan-lukisan tentang “Perjamuan Akhir” (The Last Supper) yang dibuat oleh seniman-seniman lukis yang lain, Yudas digambarkan duduk di sisi meja yang berseberangan dengan Yesus, untuk menekankan bahwa ia tidak tergolong kepada pengikut-pengikut Yesus. Tiga murid berikutnya adalah Andreas, Yakobus anak Alfeus, dan Bartolomeus. Dalam lukisan, kelihatannya ketiga murid ini meyakini pernyataan Yesus. Tangan Andreas diangkat sebagai tanda terkejut, heran dan merasa ngeri. Yakobus anak Alfeus kelihatannya sangat terharu, dan Bartolomeus kelihatannya tertegun, sontak berdiri seraya menyondongkan badannya ke depan, menatap serius seolah-olah ingin memperoleh penegasan lebih lanjut atas pernyataan Yesus yang telah didengarnya itu. Di sebelah kiri Yesus adalah Yakobus anak Zebedeus (saudara Yohanes), Tomas, dan Filipus. Yakobus dengan tangan terangkat, kelihatannya menasihati Yesus; Tomas kelihatannya dalam keadaan takut dan mundur, jari telunjuk tangan kanannya diarahkan ke atas, seolah-olah mengisyaratkan Yesus agar waspada; Filipus kelihatan berdiri seraya menyondongkan kepalanya ke kanan, seolah-olah berkata kepada Yesus bahwa ia tidak akan mengkhianati Yesus. Tiga orang murid lainnya di ujung meja adalah Matius, Tadeus, dan Simon orang Zelot. Matius kelihatan seperti sedang menjelaskan kembali kata-kata Yesus yang mengerikan itu kepada Tadeus dan Simon. Tadeus kelihatannya serius mngukuhkan apa yang dikatakan oleh Matius seraya meyakinkan Simon; sementara Simon kelihatannya belum dapat memahami apa yang telah dikatakan oleh Yesus. Dengan demikian, dalam lukisan The Last Supper, Leonardo melukiskan sebuah drama yang hidup; sebuah drama yang sedang dilakonkan.

            Leonardo mengerjakan lukisan tersebut dengan cat minyak. Sayangnya, permukaan tembok yang dilukisi itu tidak dipersiapkan terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya sehingga cat minyak pada lukisan itu akhirnya menjadi pucat dan kabur secara perlahan-lahan dari waktu ke waktu. Dalam satu generasi kemudian, setelah kematian Leonardo, lukisan The Last Supper pada tembok ruang makan di biara gereja Santa Maria delle Grazie di Milan itu hampir punah. Sejak itu,  ruang makan di biara gereja itu dipakai untuk bermacam-macam keperluan, sehingga lukisan The Last Supper mengalami keadaan yang sangat menyedihkan. Kepala Yesus pada lukisan yang tidak kelihatan lagi seluruhnya diperbaiki kembali oleh seniman/pelukis lain. Yang aslinya niscaya lebih indah, jika kita menilainya berdasarkan sebuah lukisan di Balai Kesenian Brera di Milan.

            Penyerbuan tentara Prancis yang menaklukkan Milan pada tahun 1499 memaksa adipati (bangsawan tinggi) Ludovico menyingkir ke pengasingan. Leonardo pun pergi ke Florence. Pada tahun 1502, sebagai seorang insinyur militer, Leonardo membantu Cesare Borgia dalam peperangan melawan pangeran-pangeran kerajaan Romagna. Dan setelah kembali lagi ke Florence, Leonardo mengerjakan lukisan Mona Lisa, atau La Gioconda. Yang menjadi subyek dari lukisan Mona Lisa, atau La Gioconda itu adalah seorang perempuan muda bernama Francesco Gioconda, isteri seorang penduduk asli Neapolitan. Leonardo sangat terkesan dan terpesona dengan kecantikan wajah perempuan tersebut, serta sifatnya yang menawan hati. Leonardo kemudian mengamat-amati wajah perempuan itu secara saksama, lalu melukiskannya di atas kanvas. Pada lukisan itu, tersirat senyuman halus di wajah perempuan itu. Untuk membuat perempuan itu tersenyum, Leonardo menghiburnya dengan musik dan ceritera. Dalam hal ini Leonardo membuktikan dirinya sebagai seorang master psikologi yang benar-benar mendalami “mood” (keadaan jiwa dan suasana hati). Pada lukisan itu, subyek digambarkan duduk di sebuah kursi dengan posisi kepala agak berpaling kepada orang yang melihatnya. Tangan kirinya disandarkan pada kursi, tangan kanannya lemas ke depan dan bertumpu pada tangan kirinya. Lukisan seperti ini merupakan contoh lukisan dengan teknik memendekkan garis-garis lukisan yang mengasyikkan dan menarik perhatian. Keindahan postur dan bagian-bagian pakaian dimunculkan secara rinci dengan menggunakan keterampilan penataan cahaya dan bayangan dalam lukisan. Pada latar belakang ada sungai/aliran air, kolam, dan batu karang yang tidak rata. Lukisan ini berukuran duapertiga. Sayangnya, Leonardo tidak menyelesaikan karyanya itu yang indah sekali. Leonardo kemudian mengerjakan lukisan lain lagi. Yang patut dicatat yaitu lukisan St. Anne, the Virgin, and the Christ Child. Uniknya, Lukisan ini pun tidak dikerjakan sampai selesai, namun demikian, sangat indah. Pada lukisan ini Leonardo sekali lagi meneguhkan pandangan/konsepsinya tentang keindahan, bahwa keindahan yang ideal pada hakikatnya ditemukan dalam bentuk feminin. Senyum yang halus tersunting secara bijak pada wajah kedua wanita yang dilukiskan dalam gambar itu.

            Leonardo da Vinci adalah seorang jenius yang terbagi-bagi perhatiannya oleh banyak minat dan hal-hal penting lainnya, maka energinya tersebar. Percobaan-percobaan yang dilakukannya menghalanginya dari pekerjaan penyelesaian akhir semua uji coba yang telah dilaksanakannya, kecuali hanya beberapa konsepsinya saja. Leonardo menghabiskan hari-hari hidupnya di Mahkamah Raja Francis I di Prancis mulai tahun 1515. Kemudian, ia pergi ke Amboise atas undangan raja. Di sana ia mengerjakan lukisan Madonna and Child in the Lap of St. Anne yang sangat indah. Lukisan ini merupakan contoh lukisan yang dikerjakan dengan keahlian yang sangat tinggi dari seorang master terkemuka. Namun tidak berapa lama kemudian kesehatan Leonardo menurun. Ia meninggal dan dikuburkan pada tahun 1519.

***

            Masih tentang kegeniusan Leonardo da Vinci sebagaimana dipaparkan di atas, Keith Wilkes dalam bukunya Religion and the Science memberikan catatan ringkas sebagai berikut.

            “Leonardo bukan hanya seorang seniman dan pemahat, melainkan juga seorang arsitek, insinyur, ahli filsafat dan pandai mengadakan eksperimen-eksperimen. Ia menjalankan juga pekerja praktis dalam bidang optik, mekanik dan hidrolik. Buku-buku catatannya penuh dengan bagan dan rencana-rencana mengenai senjata api, mortir, helikopter dan pesawat-pesawat terbang. Ia menerangkan cahaya samar-samar yang dipantulkan oleh bagian bulan yang gelap pada bulan muda, sebagai cahaya yang dipantulkan dari bumi. Ia mendahului penemuan William Harvey (1578-1657) mengenai sistem peredaran darah dan dengan tepat mengemukakan bermacam-macam fungsi darah dalam tubuh manusia. Berlawanan dengan kaum pendukung Aristoteles, ia berpendapat bahwa tambahan kecepatan ditimbulkan oleh dorongan dari luar, bukan dari dalam. Ia pun membayangkan bumi sebagai ‘suatu bintang lain’ yang mengelilingi matahari. Semua gagasan ini dikemukakannya tanpa pembuktian yang berdasarkan eksperimen, hanya atas dasar informasi yang telah ada ditambah dengan imajinasi yang kuat. Ia mengemukakan juga, bahwa alam semesta mungkin dikuasai oleh hukum-hukum mekanik. Dengan demikian, ia mendahului gagasan yang baru dibuktikan oleh Isaak Newton (1642-1727) lebih dari seratus tahun setelah kematian Leonardo da Vinci. Kenyataan bahwa Leonardo da Vinci dapat berpikir sedemikian bebas, menggambarkan suasana abad ke-15, yang merupakan permulaan babak pengetahuan yang bersifat ilmiah. Seperti Roger Bacon, Leonardo pun menekankan bahwa ilmu pengetahuan hendaknya didasarkan pengamatan dalam eksperimen-eksperimen. Ilmu pasti dapat dipergunakan untuk mendiskusikan data yang diamati, tetapi eksperimen telitilah yang pada akhirnya menguji teori apa pun yang dikemukakan. Dan eksperimen dan pengamatan tetap merupakan dasar ilmu pengetahuan moderen” (Agama dan Ilmu Pengetahuan, 1982:28).

***

            Demikianlah data tentang Leonardo da Vinci, seorang genius zaman Renaissance. Mudah-mudahan data tentang Leonardo da Vinci yang telah dipaparkan dalam tulisan ini dapat membantu kita di dalam menyiasati (memeriksa, menyelidiki, mengusut, mengupas) The Da Vinci Code karya Dan Brown.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar