Deskripsi

“Lengkung SPEKTRUM FAJAR SENJA aneka warna KASIH SETIA ALLAH yang mengayomi JEJAK LANGKAH KEHIDUPAN bertanda nama 'BELUM'!"

Jumat, 02 Maret 2018

Begawan Sastra Gerson Poyk Dan Sastrawan Potensial Asal Daerah NTT




(Oleh: A. G. Hadzarmawit Netti)


“in memoriam Gerson Poyk: ҉ 16 Juni 1931 -- ҈ 24 Februari 2017”

Catatan pengantar
Pada hari Minggu, 19 Februari 2017, ketika sedang mengikuti kebaktian di gedung kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan, Kupang, saat doa persembahan jemaat, saya memperoleh tanda bahwa akan ada orang terkemuka yang meninggal dunia. Biasanya, apabila saya memperoleh tanda seperti itu, berselang beberapa hari kemudian akan ada berita kematian orang terkemuka yang saya dengar. Dan ternyata benar. Pada hari Jumat, 24 Februari 2017 siang, anak saya, Pietro memberitahukan kepada saya bahwa sastrawan Gerson Poyk telah meninggal dunia di RS Hermina Depok, Jakarta. Jasadnya akan dibawa ke Kupang untuk dikuburkan. Mendadak sontak saya teringat ayat ini: “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh [kehidupan] kembali kepada Allah yang mengaruniakannya” (Pengkhotbah 12:7).

Kematian sastrawan Gerson Poyk sudah tentu merupakan peristiwa duka bagi  keluarga inti, serentak menjadi berita duka yang mengharukan bagi semua kerabat serta handai tolan. Sastrawan-sastrawan potensial, tokoh masyarakat, dan pejabat pemerintah di kota Kupang juga mengekspresikan belasungkawa, komentar pujian dan ketakjuban atas prestasi yang diukir oleh Gerson Poyk (baca: POS KUPANG, Timor Express, VICTORY NEWS, edisi Sabtu, 25 Februari 2017). Akan tetapi bagi saya, kematian yang dialami oleh Gerson Poyk sesungguhnya sangat indah untuk direnungkan, ALLAH telah memperkenankan Gerson Poyk untuk menggenapi usia harapan hidup manusia sebagaimana tertulis dalam Mazmur 90:10: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan.”

Gerson Poyk telah mencapai dan melewati dua tonggal usia harapan hidup manusia: pertama, tonggak usia harapan hidup tujuh puluh tahun; kedua, tonggak usia harapan hidup delapan puluh tahun. Akan tetapi kebanggaan yang dialami oleh Gerson Poyk setelah melewati tonggak usia harapan hidup delapan puluh tahun ialah “kesukaran” dan “penderitaan” lantaran penyakit yang dideritanya; sebab berlalunya buru-buru (sebab kesukaran dan penderitaan [yaitu penyakit yang Gerson Poyk alami] cepat lewat dalam jalan hidupnya), sehingga ia mengalami akhir hidupnya  pada 24 Februari 2017.

Ketika membaca berita kematian Gerson Poyk di tiga koran tersebut di atas, yang nanti genap berusia 86 tahun pada 16 Juni 2017, timbul bisikan dalam hati saya: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.. …, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka” (Wahyu 14:13). ). Terkait dengan ayat ini, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal… Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”(Yohanes 14:2,3). Ya, sesungguhnya Yesus yang diimani Gerson Poyk telah datang menjemputnya melalui jalan kematian. Semoga roh kehidupan Gerson Poyk memperoleh tempat kedamaian yang baka di rumah Bapa, di tempat di  mana Yesus berada! “Selamat Jalan Gerson Poyk!”

Kembali ke topik
Berkenaan dengan kepergian sastrawan Gerson Poyk untuk selama-lamanya melalui jalan kematian, Dr. Jefri Riwu Kore mengatakan: “NTT sangat kehilangan sosok sastrawan yang cukup terkenal. Ketokohan dan kegigihan almarhum tentu sulit untuk ditandingi. NTT kehilangan sosok sastrawan besar dan kemungkinan akan sulit ada pengganti…” (POS KUPANG, Sabtu, 25 Februari 2017, hlm.7).

Sehubungan dengan pernyataan yang dikutip di atas ini, maka dalam artikel ini saya ingin menyebut beberapa sastrawan asal daerah Nusa Tenggara Timur yang saya golongkan sebagai sastrawan senior dan  sastrawan potensial [yaitu sastrawan-sastrawan yang mempunyai potensi bersastra yang dapat dikembangkan], yang telah dan/atau sedang merambah dunia sastra seperti yang dirambah oleh Gerson Poyk antara tahun 1960 hingga tahun-tahun menjelang kematiannya pada tahun 2017. Mereka ini—sama seperti Gerson Poyk—telah  mengangkat nama daerah NTT, bahkan nama bangsa Indonesia di mancanegara melalui karya tulis mereka. Saya akan sebutkan mulai dari Gerson Poyk (1931 – 2017) dan Ris Therik (1921 - …?) sebagai sastrawan perintis asal daerah NTT; setelah itu Dami N. Toda (1942 – 2006); Maria Matildis Banda(1960); Fanny Jonathans Poyk (1960); Mezra E. Pellondou (1969), dan beberapa sastrawan potensial lainnya. Sastrawan-sastrawan asal daerah NTT yang saya sebutkan namanya dalam artikel ini—selain Gerson Poyk (almarhum) dan Ris Therik (mendiang)—telah mengharumkan nama daerah dan juga bangsanya, inklusif mengorbitkan dan mengharumkan nama mereka sendiri di mancanegara.

Gerson Poyk  adalah perintis sastra NTT, sekaligus begawan sastra  terkemuka. Di WorldCat Identities ada 43 karya tulis dalam dua bahasa dan tersimpan di 418 perpustakaan mancanegara. Dan di Virtual International Authority File (VIAF) ada lima bendera dicantumkan pada nama dan karya tulisnya, yaitu International Security Number Identification (ISNI), Amerika, Jerman, Belanda dan Wikidata. 

Ris Therik adalah begawan sastra terkemuka sama seperti Gerson Poyk, namun namanya tidak terlalu menonjol dalam pemberitaan sehingga hampir tidak dikenal oleh masyarakat NTT. Di WorldCat Identities terdapat 32 karya tulisnya dalam tiga bahasa dan tersimpan di 116 perpustakaan mancanegara. Sementara di VIAF ada tiga bendera yang dicantumkan pada namanya, yaitu bendera perpustakaan nasional Jerman, Belanda dan ISNI.

Dami N. Toda adalah seorang kritikus sastra yang cerdas dan terkemuka. Ia juga seorang penyair, budayawan, dan cendekiawan. Di VIAF ada tujuh bendera yang dicantumkan pada nama dan karya tulisnya, yaitu bendera Belanda, Jerman, Amerika, Australia, Sudoc (France) dan Wikidata; kemudian di WorldCat Identities terdapat 20 karya tulisnya dalam tiga bahasa dan tersimpan di 144 perpustakaan mancanegara.  

Maria Matildis Banda adalah sastrawan senior yang saya akui kreativitas dan kesastrawanannya. Di WorldCat Identities terdapat 16 karya tulisnya yang tersimpan di 82 perpustakaan mancanegara.  Dan di VIAF ada lima bendera dicantumkan pada nama dan karya tulisnya, yaitu Sudoc (France), Amerika, ISNI, Australia dan Belanda.

Fanny Jonathans Poyk (putri Gerson Poyk) adalah sastrawan senior yang saya akui kreativitas dan kesastrawanannya. Di WorldCat Identities terdapat 10 karya tulisnya yang tersimpan di 52 perpustakaan mancanegara; serta di VIAF ada enam bendera dicantumkan pada nama dan karya tulisnya, yaitu Jerman, Amerika, Australia, Sudoc (France), Belanda dan ISNI.          

Mezra E. Pellondou adalah sastrawan senior yang saya akui kreativitas dan kesastrawanannya, Mezra banyak menghasilkan karya tulis dan memperoleh beberapa penghargaan. Di WorldCat Identities  ada tiga karya tulis  yang tersimpan di 34 perpustakaan mancanegara, dan di VIAF ada dua bendera dicantumkan pada namanya, yakni bendera Belanda dan ISNI.

John Dami Mukese,  di WorldCat Identities ada enam karya tulis di lima perpustakaan mancanegara, dan di VIAF ada dua bendera pada nama dan karya tulisnya yaitu bendera Belanda dan ISNI. Selain itu, karya tulis John Dami Mukese terdapat juga di Perpustakaan Nasional Australia.

Marsel Robot, di WorldCat Identities ada dua karya tulis yang tersimpan di dua perpustakaan mancanegara; dan di VIAF ada empat karya tulis yang tersimpan di dua perpustakaan, dan terdapat tiga bendera, yaitu bendera Amerika, Belanda dan ISN pada nama dan karya tulisnya. Marsel Robot, menurut hemat saya, dapat berperan secara kreatif dalam bidang-bidang yang dipernankan oleh Dami N. Toda. Marsel Robot mempunyai potensi dalam bidang itu, dan dapat direalitaskan melalui koran-koran yang ada di kota Kupang.

Robert Fahik, ada satu karya tulis di WorldCat, Open Library, dan Perpustakaan Nasional Australia; serta di VIAF ada satu bendera yaitu bendera Belanda tercantum pada nama dan karya tulisnya.

Jefta Atapeni, di WorldCat Identities   ada satu karya tulisnya yang tersimpan di sepuluh perpustakaan mancanegara, dan di VIAF terdapat satu bendera yaitu bendera Amerika tercantum pada nama dan karya tulisnya.

 Buang Sine,  di WorldCat dan OCLC Classify terdapat satu karya tulis, serta di VIAF terdapat dua bendera yaitu bendera Belanda dan ISNI dicantumkan pada nama dan karya tulisnya.

Amanche Franck OE Ninu, di WorldCat Identities terdapat satu karya tulisnya yang tersimpan di satu perpustakaan.

Selain nama-nama yang disebutkan di atas ini, ada seorang sastrawan potensial bernama  Mario F. Lawi yang tingkat kecemerlangannya sudah mencapai batas pengakuan Koran Tempo. Kumpulan puisi Memoria (2013) dipilih sebagai salah satu buku puisi rekomendasi 2013; kumpulan puisi ekaristi (2014) didominasikan dalam 10 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2014, dan pada tahun 2015 buku kumpulan puisi ekaristi  mendapat penghargaan sebagai buku puisi terbaik. Selain itu, Mario F. Lawi berhasil meraih penghargaan dari NTT Academia, dan dipuji oleh simpatisannya dalam pemberitaan beberapa media online. Pada tahun 2014,  kecemerlangan Mario F. Lawi belum mencapai horizon mancanegara seperti sastrawan potensial lainnya yang telah disebutkan di atas. Namun mulai tahun 2015 ada tiga karya tulisnya telah terdapat di WorldCat Identities,  yaitu: Lelaki bukan Malaikat: kumpulan puisi. Tersimpan di 9 anggota perpustakaan dunia; Memoria, tersimpan di 2 anggota perpustakaan dunia, dan Mendengarkan Coldplay: kumpulan puisi yang tersimpan di satu anggota perpustakaan dunia. Selain itu, di VIAF tersimpan karya tulis berjudul Lelaki bukan Malaikat: kumpulan puisi, dan Memoria: kumpulan puisi; dan tiga bendera: Amerika, Belanda dan ISNI terdapat di belakang nama dan karya tulis Mario F. Lawi.

Berdasarkan data yang ditampilkan di atas ini maka kita harus berkata secara jujur bahwa bukan hanya  sastrawan Gerson Poyk, Ris Therik dan Dami N. Toda saja yang telah mengorbit di mancanegara lewat karya sastra, serta mengharumkan daerah dan bangsanya, melainkan juga sastrawan Maria Matildis Banda, Fanny Jonathans Poyk, Mezra E. Pellondou, Marsel Robot, Mario F. Lawi dan sastrawan-sastrawan potensial lain yang namanya telah disebutkan di atas. Sastrawan-sastrawan senior dan potensial yang disebutkan di sini hanya tinggal meningkatkan produktivitas  bersastra secara intensif. Sastrawan-sastrawan potensial ini tidak perlu tampil sebagai pengganti sastrawan Gerson Poyk, Ris Therik dan Dami. N. Toda di dalam bersastra, melainkan mereka terpanggil untuk bersastra sungguh-sungguh, berdasarkan potensi yang ada pada diri mereka masing-masing, untuk   menjadi diri sendiri, Di dunia sastra, imitator dan karya imitatif berada di papan bawah. Dalam dunia sastra, intensitas dan orisinalitas bersastra merupakan syarat utama. Dengan memperhatikan syarat ini barulah seseorang akan digolongkan sebagai Author—papan atas di atas Writer.

Catatan perbandingan
Tidak boleh dimungkiri Gerson Poyk adalah perintis sastra NTT sekaligus begawan sastra terkemuka. Akan tetapi sangat berlebihan apabila ada orang yang menyebutnya sastrawan besar. Penyebutan sastrawan besar kepada Gerson Poyk dapat disebut kultus individu (penghormatan secara berlebihan kepada Gerson Poyk). Sesungguhnya, berdasarkan realitas faktual kesastrawanan, Gerson Poyk masih berada di bawah tataran sastrawan Pramoedya Ananta Toer (1925 – 2006). Di WorldCat Identities terdapat 416 karya tulis Pramoedya yang diterjemahkan dalam 11 bahasa, dan tersimpan di 12.789 perpustakaan mancanegara. Dan di VIAF ada 20 bendera yang menyemarakkan nama dan karya tulisnya yaitu: bendera perpustakaan nasional Jerman, ISNI, Spanyol, Swiss, NUKAT [pusat perpustakaan Universitas Warsawa], Polandia, Switzerland barat, NII Jepang, Prancis, Wikidata, Perpustakaan Nasional Jepang, Portugal, Netherlands, Australia, Republik Czech, Sudoc Prancis, Swedia, Amerika, Catalonia dan Israel. Selain itu, Pramoedya Ananta Toer juga tercatat sebagai Author di BookerWorm.com: The Home Of Great Writing. Sedangkan Gerson Poyk tidak tercatat sebagai Author di BookerWorm.com. Dengan demikian, Pramoedya Ananta Toer dapat disebut begawan sastra terkemuka dan sastrawan besar, sementara Gerson Poyk belum dapat disebut sastrawan besar.

 Gerson Poyk juga berada di bawah tataran sastrawan Goenawan Mohamad yang ternama di WorldCat Identities dengan 172 karya tulis yang diterjemahkan dalam 5 bahasa dan tersimpan di 1.505 perpustakaan mancanegara; dan di VIAF ada 11 bendera menghiasi nama dan karya tulisnya, yaitu: bendera Korea, Perpustakaan Jerman, ISNI, NII [Japan], Belanda, National Diet Library Japan, Sudoc [ABES] France, National Library of France, Amerika, Australia, dan Wikidata. Selain itu, Goenawan Mohamad juga terkenal di mancanegara karena karya tulisnya yang berjudul Catatan Pinggir sehingga ia dikenal dengan sebutan Author of Catatan Pinggir.  Sementara Gerson Poyk belum ternama di mancanegara dengan sebutan Author of… , sebab   dari 42 karya tulisnya yang tercatat di VIAF maupun di WorldCat Identities tidak terdapat satu karya tulis yang menjadi ikon pop (tanda atau lambang kepopuleran) Gerson Poyk untuk memperoleh sebutan Author of

Maria Matildis Banda, Fanny Jonathans Poyk dan Mezra E. Pellondou patut diakui sebagai sastrawan senior dan sastrawan terkemuka asal daerah NTT. Akan tetapi ketiga tokoh sastrawan ini  masih berada di bawah tataran Ayu Utami, yang ternama di WorldCat Identities dengan 47 karya tulis yang diterjemahkan dalam 8 bahasa dan tersimpan di 693 perpustakaan mancanegara. Dan di VIAF ada 11 bendera yang menyemarakkan nama Ayu Utami dan karya tulisnya yaitu: ISNI, Korea, Amerika, Jerman, Republik Czech., Jepang, Australia, Prancis, Belanda, Sudoc (France) dan Wikidata. Di samping itu, Ayu Utami juga sudah ternama di mancanegara karena novelnya yang berjudul Saman, sehingga ia dikenal dengan sebutan Author of Saman. Sementara Maria Matildis Banda, Fanny Jonathans Poyk dan Mezra E. Pellondou belum ternama di mancanegara dengan sebutan Author of… , sebab dari hasil karya tulis mereka tidak terdapat satu karya tulis pun yang diapresiasi sebagai ikon pop (tanda atau lambang kepopuleran) untuk memperoleh sebutan Author of…

Lima Authors  BookerWorm.com
            Selain sastrawan-sastrawan asal daerah NTT yang disebutkan di atas, patut disebutkan pula bahwa sampai dengan tahun 2014 ada lima orang asal daerah NTT yang tercatat sebagai Authors BookerWorm.com: The Home Of Great Writing. Lima orang asal daerah NTT itu ialah: Stephanus Djawanai, Yoseph Yapi Taum, Willy A. Hangguman, Yohanes Manhitu, dan A. G. Hadzarmawit Netti. Karya tulis kelima orang ini tidak banyak tercatat di WorldCat Identities maupun di Virtual International Authority File (VIAF). Meskipun demikian, mereka digolongkan sebagai Authors, lantaran orisinalitas dan intensitas bersastra yang tersirat dalam karya tulis mereka. Akan tetapi mulai tahun 2016 profil dan image Willy A. Hangguman telah dihapus sebagai Author di situs web Author Profile BookerWorm.com: The Home of Great Writing.

Dengan demikian hanya empat sastrawan asal NTT saja yang tercatat sebagai Author, yaitu: Stephanus Djawanai, Yoseph Yapi Taum, Yohanes Manhitu dan A. G. Hadzarmawit Netti. Dari empat Author  asal NTT ini hanya profil dan image tiga Author saja yang dapat ditemukan dalam fail Images for Author Profile BookerWorm.com yaitu A. G. Hadzarmawit Netti, Yohanes Manhitu dan Stephanus Djawanai. *****

Dari 1.381 cendekiawan, pengarang dan/atau penulis, serta sastrawan terkemuka Indonesia yang diselisik di BookerWorm.com: The Home Of Great Writing, hanya terdapat 42 orang Indonesia yang tercatat sebagai Authors. Dan dari 42 orang Indonesia itu, terdapat lima orang asal daerah Nusa Tenggara Timur, yang namanya telah disebutkan di atas. Dengan demikian, kelima orang ini telah mengangkat dan mengharumkan nama daerah NTT di papan atas authorship dunia, di mana profil dan images mereka terdapat di BookerWorm.com: The Home Of Great Writing (Rumah Karya Agung). ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar